Virus Corona di Indonesia
Petugas TPU Pondok Ranggon Manfaatkan Sisa Lahan untuk Makamkan Jenazah Covid-19
Guna menggunakan lahan sisa jadi area pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 pihaknya kini dalam tahap membangun turap di lokasi.
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPAYUNG - Pemprov DKI masih berupaya menyiasati penuhnya lahan khusus jenazah pasien Covid-19 di TPU Pondok Ranggon, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Setelah lahan khusus jenazah pasien Covid-19 seluruhnya penuh pada awal Desember 2020 lalu sehingga memberlakukan sistem tumpang makam.
Penanggung Jawab Pelaksana Pemakaman Covid-19 TPU Pondok Ranggon, Muhaemin mengatakan pihaknya menggunakan lahan sisa.
“Ada beberapa lahan yang relatif nanti masih bisa digunakan. Namun kalau sekarang kondisinya belum memungkinkan karena ada di tebingan yang curam,” kata Muhaemin saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Senin (4/1/2021).
Guna menggunakan lahan sisa jadi area pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 pihaknya kini dalam tahap membangun turap di lokasi.
Turap yang digarap PJLP penggali makam dengan batu, pasir, semen itu guna menjaga kontur tanah agar nantinya tidak longsor saat dipergunakan.
Hingga kini dari 1,6 hektar lahan makam khusus Covid-19 di TPU Pondok Ranggon yang terpakai sebanyak 1,4 hektar dengan total jenazah sekitar 4.600.
“Dari dinding tebing itu masih ada beberapa meter kemungkinan ke depan kalau sudah penurapan bisa diisi 1-2 baris kembali. Memang nggak banyak, paling 100-150 (makam),” ujarnya.
Baca juga: Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Tewasnya Perempuan Berdaster yang Ditemukan di Kali Ciliwung
Baca juga: Rafael Leao Pecahkan Rekor Ricardo Kaka saat Bantu AC Milan Kalahkan Benevento
Baca juga: Pemprov DKI Klaim Mampu Suntikan 20 Ribu Vaksin Covid-19 Dalam Sehari
Namun Muhaemin menuturkan lahan tersebut hanya diperuntukkan untuk jenazah khusus pasien Covid-19 Muslim karena lokasinya berada di sana.
Sementara area pemakaman khusus jenazah pasien Covid-19 untuk non muslim sudah seluruhnya penuh atau tidak terdapat lahan sisa.
“Kalau non Muslim memang udah full karena yang non Muslim landai (kontur tanahnya) enggak di pinggir tebing. Ada dua lokasi penurapan. Lokasi pertama sudah selesai, tinggal yang kedua," tuturnya.
Meski penurapan di lokasi pertama sudah selesai, Muhaemin menyebut belum dapat memastikan kapan lahan siap digunakan jadi liang lahad jenazah.
Pasalnya turap baru selesai digarap sehingga butuh waktu sampai kontur tanah tidak lagi lagi labil, faktor ini juga dipengaruhi cuaca.
“Enggak bisa prediksi karena cuaca dan TKP lumayan curam. Pengerjaan juga manual bukan kontraktor dan enggak bisa masuk mobil, jadinya pakai gerobak dorong,” lanjut Muhaemin.