Tempe dan Tahu Langka di Kota Tangerang, Pemkot Setempat Anggap Tak Berdampak Signifikan

Secara keseluruhan, lanjut dia, hilangnya tahu dan tempe di Kota Tangerang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelangsungan jual beli komoditi di sana.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/YUSUF BACHTIAR
Produsen tempe di Gang Mawar, Jalan RA. Kartini, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Minggu (3/1/2021) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Tempe dan tahu di Kota Tangerang menjadi komoditi yang langka dalam beberapa hari ke belakang terutama saat perayaan malam tahun baru 2021.

Hal tersebut dikarenakan para pedagang tahu dan tempe di Kota Tangerang mogok berjualan.

Setelah, harga kacang kedelai di Indonesia melambung tinggi menjadi Rp 9.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 7.200 per kilogram.

Kepala Bidang Perdagangan Disperpindag Kota Tangerang, Eni Nuraeni pun mengamini keadaan di atas yang mana tahu dan tempe di Kota Tangerang susah dijumpai.

Fakta tersebut didapatkan setelah pihaknya melakukan pengecekan lapangan ke beberapa pasar tradisional yang tersebar di Kota Tangerang.

"Setelah kami survei kemarin kita langsung ke tempat produksinya di Gondrong. Beberapa ke pasar, kami temui salah satunya di Pasar Sipon, Ampera, Pasar Anyar dan lain-lain memang sudah tiga hari tempe tahu langka di pasaran karena kacang kedelai naik (harganya)," papar Eni saat dihubungi, Senin (4/1/2021).

Maka dari itu, Eni menjabarkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti) untuk mengatasi lonjakan harga kacang kedelai.

Pasalnya, Puskopti sendiri telah mengadakan rapat terkait langkanya tahu dan tempe akibat harga kacang kedelai yang meroket.

"Kita sudah komunikasi dengan Puskopti dan terus ke pasar-pasar, tapi secara keseluruhan dengan pengusaha tempe belum ngumpul," ujar Eni.

Secara keseluruhan, lanjut dia, hilangnya tahu dan tempe di Kota Tangerang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelangsungan jual beli komoditi di sana.

"Kelihatannya kalau saya lihat di pasar tidak terlalu berdampak hanya berdampak yang biasa setiap hari harus ada tahu tempe merasakan kehilangan," kata Eni.

Sementara, pedagang tahu dan tempe di Pasar Anyar dan Pasar Lama Tangerang mogok jualan.

Usut punya usut, mogok jualan lantaran harga kedelai yang melambung tinggi pada pergantian tahun 2020 ke 2021.

Sebagaimana telah diberitakan, Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta memastikan kalau para pengrajin tahu dan tempe telah melakukan mogok produksi sejak malam tahun baru atau 1 hingga 3 Januari 2021.

Lantaran, harga kedelai atau bahan baku tahu dan tempe naik drastis menjadi Rp 9.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 7.200 per kilogram.

Dampak kenaikan harga tersebut menjadi alasan para penjual tahu dan tempe di Pasar Anyar Tangerang dan Pasar Lama Tangerang mogok kerja dan menutup tokonya.

Lani, seorang penjual bumbu dapur di Pasar Anyar mengatakan kalau penjual tahu dan tempe yang berdempetan dengan tokonya sudah beberapa absen berjualan.

"Ini sudah tiga hari lalu tutup. Biasanya selalu buka kok, dia jualan tempe dan tahu," kata Lani, Senin (4/1/2021).

Baca juga: DKI Jakarta Belum Terima Vaksin Covid-19 Buatan Sinovac dari Pemerintah Pusat

Baca juga: Kuasa Hukum Rizieq Shihab Sebut Acara Pernikahan di Petamburan Disetujui Sejumlah Pihak

Baca juga: Kota Bekasi Berstatus Zona Oranye, Angka Kasus Kematian Naik 1,71 Persen

Ia meneruskan ada tiga sampai empat pedagang tahu dan tempe yang sudah menutup tokonya selama tiga hari sampai hari ini.

Namun, kata Lani, satu diantara pedagang tahu dan tempe ada yang memberi kabar ke Leni bila hendak membuka gerainya besok.

"Ada sih yang mau buka kalau enggak besok ya kapan tau deh. Mungkin ya katanya," ujar Lani.

Senada dengan pegadang tahu dan tempe di Pasar Anyar, Iwan penjual buah-buahan di sana mengaku pedagang tahu dan tempe di Pasar Anyar absen berjualan.

"Sudah tiga hari enggak jualan mas. Dari sejak sebelum tahun baru sampai sekarang belum ketemu lagi sih," ucap Iwan.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved