Tempe dan Tahu Mulai Dijual di Kota Tangerang, Namun Harganya Tidak Normal

Darsih, penjual tahu dan tempe di Pasar Anyar mengaku baru siang tadi membuka kembali dagangannya.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Ega Alfreda
Pedagang tahu dan tempe Pasar Anyar Kota Tangerang yang sudah mulai beroperasi kembali setelah tiga hari mogok kerja, Senin (4/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Kabar gembira mulai bisa dirasakan pecinta tahu dan tempe di Kota Tangerang.

Sebab, para pedagang tahu dan tempe di kota seribu industri tersebut ternyata telah mulai berjualan usai tiga hari mogok berjualan.

Sebagai informasi, Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta sebelumnya melaksanakan mogok produksi sejak malam tahun baru, mulai dari 1 sampai 3 Januari 2021.

Usut punya usut, bentuk mogok tersebut karena harga bahan bakunya berupa kacang kedelai mendadak melonjak naik apai Rp 9.200 perkilogram pada sebelumnya hanya Rp 7.200 perkilogram.

Darsih, penjual tahu dan tempe di Pasar Anyar mengaku baru siang tadi membuka kembali dagangannya.

"Memang sedikit siang, tapi mulai hari ini sudah mulai dagang lagi karena kan tiga hari mogok," ujar Darsih saat ditemui di lapaknya, Senin (4/1/2021).

Menurutnya, harga tahu dan tempa yang ia jual memang mengalami kenaikan.

Pada 2019 ia jual tahu ukuran besar Rp 4 ribu. sekarang menjadi Rp 5 ribu.

Sementara untuk tempe yang seberat delapan ons dihargai Rp 12 ribu dimana dulu seharga Rp 8 ribu.

"Nah kalau tempe yang 1,1 kilogram sekarang Rp 15 ribu, kalau normalnya dulu Rp 12 ribu," kata Darsih.

Kendati harga tahu dan tempe mengalami kenaikan, Darsih mengaku, masih banyak pembeli yang mencari serta membeli dua produk dari kacang kedelai itu.

Baca juga: Perahu Pemberian Kang Emil di Situ Depok Sukses Dongkrak Ekonomi Warga Sekitar

Baca juga: Hakim Tolak Rizieq Shihab Hadir di Sidang Praperadilan, Kuasa Hukum Bereaksi

Baca juga: Tempe di Pasar Bukit Pamulang Ludes Diborong Pembeli Meski Harganya Naik

Tanggapan Pemerintah Kota Tangerang

Tempe dan tahu di Kota Tangerang menjadi komoditi yang langka dalam beberapa hari ke belakang terutama saat perayaan malam tahun baru 2021.

Usut punya usut, hal tersebut dikarenakan para pedagang tahu dan tempe di Kota Tangerang mogok berjualan.

Setelah, harga kacang kedelai di Indonesia melambung tinggi menjadi Rp 9.200 per kilogram dari sebelumnya Rp 7.200 per kilogram.

Kepala Bidang Perdagangan Disperpindag Kota Tangerang, Eni Nuraeni pun mengamini keadaan di atas yang mana tahu dan tempe di Kota Tangerang susah dijumpai.

Fakta tersebut didapatkan setelah pihaknya melakukan pengecekan lapangan ke beberapa pasar tradisional yang tersebar di Kota Tangerang.

"Setelah kami survei kemarin kita langsung ke tempat produksinya di Gondrong. Beberapa ke pasar, kami temui salah satunya di Pasar Sipon, Ampera, Pasar Anyar dan lain-lain memang sudah tiga hari tempe tahu langka di pasaran karena kacang kedelai naik (harganya)," papar Eni saat dihubungi, Senin (4/1/2021).

Maka dari itu, Eni menjabarkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia (Puskopti) untuk mengatasi lonjakan harga kacang kedelai.

Pasalnya, Puskopti sendiri telah mengadakan rapat terkait langkanya tahu dan tempe akibat harga kacang kedelai yang meroket.

"Kita sudah komunikasi dengan Puskopti dan terus ke pasar-pasar, tapi secara keseluruhan dengan pengusaha tempe belum ngumpul," ujar Eni.

Secara keseluruhan, lanjut dia, hilangnya tahu dan tempe di Kota Tangerang tidak terlalu berpengaruh terhadap kelangsungan jual beli komoditi di sana.

"Kelihatannya kalau saya lihat di pasar tidak terlalu berdampak hanya berdampak yang biasa setiap hari harus ada tahu tempe merasakan kehilangan," kata Eni.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved