Nostalgia Mensos Risma Tangan Patah Saat Masuk Got: Saya Operasi 5 Jam Buat Menyambung Tangan
Menteri Sosial Tri Rismaharini bercerita saat dirinya harus menjalani operasi selama lima jam untuk menyambung tangannya yang patah.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
"Saya itu jalan ke kantor itu pagi, saya ndak blusukan, coba cek pemulung ketemu di jalan besar kan, saya enggak blusukan, saya hanya lewat dari rumah ke kantor," kata Risma di Bekasi, Jumat (8/1/2021).
Menurut Risma, kebiasaan melintas di jalan berbeda setiap hari dari rumah menuju kantor merupakan strategi yang sengaja dia lakukan.
Sebab, sebagai orang yang memiliki kebijakan, tentu dia memiliki risiko ancaman ketika kebijakan yang dia keluarkan tidak disukai oknum tertentu.
"Itu memang saya punya stategi khusus, karena sudah sekian kali waktu saya jadi wali kota, saya nutup Dolly, semua saya sering diancam dibunuh, jadi saya harus punya stategi untuk itu," tegasnya.
Namun ketika dia sedang melintas di jalan yang dilalui berbeda-beda, ia kerap menjumpai pemulung atau gelandangan yang kondisinya memprihatinkan.
Sebagai manusia, dia iba melihat orang yang keadaanya kurang beruntung dan hidup serba kekurangan di jalan.
"Tapi ketika jalan, saya sebagai manusia bukan sebagai Mensos, lihat mereka tidur digerobak, saya manusia apa kalau saya diam aja," ujarnya.
Temui Pemulung Tidur di Tempat Sampah

Sewaktu masih jabat Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini ke Jakarta dan menemui pemulung tidur di tempat sampah.
Rupanya, perhatian Risma yang begitu besar terhadap gelandangan dan pemulung bukan saja di Surabaya. Begitu juga ketika datang ke Jakarta.
Saat itu Risma melihat pemulung tidur di tempat sampah. Ia sadar bukan siapa-siapa dan tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan pemulung itu.
"Pernah suatu saat saya jadi Wali Kota Surabaya, saya pergi ke Jakarta. Ada orang tidur di tempat sampah," cerita Risma di Balai Rehabilitasi Sosial Pangudi Luhur, Jalan Joyomartono, Bekasi, Jumat (8/1/2021).
Sebagai manusia, hatinya terpanggil dengan menolongnya sementara. Asalkan, pemulung itu kondisinya baik dan tidak ada apa-apa serius
"Saya nggak enak, kalau dia mati saya ikut dosa. Meski saya tahu saya bukan siapa-siapa di Jakarta."
"Saya lihat orang itu ndak bangun lagi, saya pikirkan lagi. Kalau saya turun saya bukan siapa-siapa di Jakarta," ucapnya.
