Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Melihat Dapur TNI AL di KRI Semarang: Sumber Energi bagi Para Penyelam Sriwijaya SJ-182

KRI Semarang digunakan sebagai tempat istirahat, rumah sakit sekaligus dapur bagi tim pencarian dan penyelamatan

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Erik Sinaga
TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas
Sejumlah anggota TNI AL sedang mempersiapkan makan siang di KRI Semarang pada Selasa (12/1/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, KEPULAUAN SERIBU - KRI Semarang turut dikerahkan ke lokasi sekitar pencarian jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu.

Kapal ini digunakan sebagai tempat istirahat, rumah sakit sekaligus dapur bagi tim pencarian dan penyelamatan agar tak loyo kala bertugas mencari korban.

Kedua tangan Serda Zanis Wiradika siang itu tampak gesit memotong pepaya sembari memisahkan biji-bijinya.

Di atas meja dapur terdapat sejumlah nampan stainless steel berisi beragam lauk. Terlihat potongan-potongan kecil tahu dan pepaya di sana.

Sebanyak tiga buah panci di atas tungku pun digunakan untuk merebus bahan-bahan.

Di dalam dapur KRI Semarang, terlihat sekitar enam anggota TNI AL sedang sibuk memasak untuk persiapan makan siang.

Tak jauh dari Zanis berdiri, rekan-rekannya juga disibuki dengan bahan-bahan dasar yang harus diolah.

"Ini saya sedang menyiapkan bumbu soto buat nanti makan siang." ujar rekan Zanis yang duduk di dingklik sembari mengupas bawang.

Zanis mengatakan menu makan siang hari ini adalah nasi soto, sambal, kerupuk, ayam goreng dan sambal tumpang. Untuk buahnya disediakan pepaya.

Sudah dua hari ini, Ia dan rekan-rekannya memasak di atas porsi rata-rata semenjak kedatangan para awak media.

Serda Zarnis sedang memotong buah pepaya di dapur KRI Semarang pada Selasa (12/1/2021).
Serda Zarnis sedang memotong buah pepaya di dapur KRI Semarang pada Selasa (12/1/2021). (TribunJakarta/Satrio Sarwo Trengginas)

Pasalnya, para wartawan bermalam di KRI Semarang demi meliput di dekat lokasi pencarian.

"Biasanya masak 90 sampai 100 porsi. Kalau sekarang 230 porsi karena ada tambahan bagi para wartawan," ujar pria yang bekerja di bagian divisi logistik itu kepada TribunJakarta.com di dapur pada Selasa (12/1/2021).

Bagian logistik, lanjut Zanis terbagi ke dalam dua divisi dengan masing-masing berisikan lima anggota. 

Sementara itu, untuk bahan-bahan dasar biasanya anggota berbelanja di pasar dengan jumlah yang besar.

Baca juga: Lakukan Dugaan TPPU, Pemilik GrabToko Dibekuk Bareskrim

Baca juga: Suka Berbaring Setelah Makan? Ini Sederet Bahayanya

Baca juga: Kapolsek Cikarang Selatan Dicopot Imbas Kerumunan Pengunjung di Waterboom Lippo Cikarang

"Dari dermaga kan kita ke pasar. Beli kebutuhan yang banyak, diperkirakan habis berapa, terus dimasukkan ke freshroom," tambahnya.

Zanis melanjutkan ia dan rekan-rekan juga diminta memasak untuk para penyelam di laut.

"Biasanya makanan dikirim melalui Landing craft vehicle personel (LCVP). Dibungkus buat para penyelam disediain di sini semua," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved