Pesawat Sriwijaya Air Jatuh

Bagian Tubuh Mengambang di Hari Keempat SAR Sriwijaya Air, Ini Kisah Penyelam di Balik Temuan FDR

Pada pencarian hari keempat kemarin, tim SAR gabungan terus menggencarkan pencarian di lokasi jatuhnya pesawat.

Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana pencarian black box dan korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu pada Selasa (12/1/2021).   

Dari dua black box yang sedang dicari, tim penyelam TNI AL menemukan flight data recorder (FDR) saat tengah menyelam di perairan Kepulauan Seribu pada Selasa sore.

Salah seorang penyelam dari TNI AL, Mayor Laut Teknik Iwan Kurniawan menceritakan, proses pencarian black box dimulai pukul 11.00 WIB kemarin siang.

Pertama, penyelam menemukan underwater locator beacon (ULB) sekaligus casing dari black box FDR.

"Kita pencarian sekitar jam 11, dapet beacon-nya berikut di siang hari dapat casing FDR-nya," tutur Iwan kepada Dinas Penerangan TNI AL di Dermaga JICT II, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa.

Kemudian, pada penyelaman terakhir di sore hari, tiga orang penyelam, termasuk Iwan, akhirnya mendapatkan black box FDR.

"Penyelaman terakhir pas saya sama tiga rekan saya dapat FDR-nya," kata Iwan.

Didapatkannya black box FDR ini berawal dari penemuan titik koordinat yang diberikan KRI Rigel.

Berbekal titik koordinat tersebut, Iwan dan dua penyelam TNI AL terjun ke lokasi di dekat keberadaan sebuah bongkahan besar.

"Kita survei dulu, setelah itu kita lihat titik-titik yang punya bongkahan-bongkahan besar, di mana material atau objek yang besar dan berat," kata Iwan.

Sementara itu, Kepala Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) Koarmada I Kolonel Laut (T) Wahyudin Arif menuturkan, penemuan black box ini hasil koordinasi empat unsur TNI AL yang memiliki penyelam handal.

Keempat unsur TNI AL tersebut meliputi Dislambair, Komando Pasukan Katak (Kopaska), Detasemen Jalamangkara (Denjaka), serta Intai Amfibi (Taifib).

"Memang dari tim kita yang turun setiap hari kita rencana, sudah koordinasi dengan yang lain, dengan Kopaska, Taifib, maupun Denjaka, pembagian sektor maupun tugas," kata Wahyudin kepada tim Dispenal.

Para penyelam, kata Wahyudin, turun ke dalam laut dan langsung menyisir puing-puing tumpukan.

Menurut dia, di dalam air terdapat banyak sekali puing-puing yang sempat menjadi kendala tersendiri dalam pencarian black box FDR.

"Itu lah akhirnya kami di situ mulai mengurai satu demi satu dengan teliti. Alhamdulillah cuaca mendukung, arus juga mendukung. Alhamdulillah berkat rahmat Tuhan bisa ketemu," ucap Wahyudin.

Adapun setelah ditemukan, black box FDR diangkut menggunakan KRI Kurau menuju ke Dermaga JICT II.

Selanjutnya, black box tersebut langsung diserahterimakan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved