Penangkapan Sindikat Pemalsu Surat Sehat
6 Fakta Komplotan Pemalsu Surat Bebas Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta
Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta membekuk komplotan pemalsu surat sehat bebas Covid-19 untuk penumpang pesawat terbang
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta membekuk komplotan pemalsu surat sehat bebas Covid-19 untuk penumpang pesawat terbang.
Tak tanggung-tanggung, komplotan tersebut beranggotakan 15 orang yang pernah dan sedang bekerja di Bandara Soekarno-Hatta.
Ke-15 orang terzebut adalah, MHJ, M, ZAP, DS, U alias B, AA, U, YS, SB, S, IS, CY, RAS, dan PA.
TribunJakarta.com pun berhasil menghimpun beberapa fakta menarik soal pemalsuan surat bebas Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta.
1. Para tersangka karyawan Bandara Soekarno-Hatta
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan ke-15 tersangka tersebut berkomplotan untuk membuat surat sehat palsu untuk penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
"Ini rupanya komplotan 15 tersangka ada punya perannya masing-masing sudah terorganisir," kata Yusri saat ungkap kasus di Mapolresta Bandara Soekarno-Hatta, Senin (18/1/2021).
Para tersangka, ternyata adalah pekerja aktif di bandar udara terbesar di Indonesia walai beberapa hanya berstatus relawan.
Makanya, lanjut Yusri, para tersangka tahu alur dan administrasi soal pemeriksaan kartu sehat bebas Covid-19 kepada penumpang.
"Pelaku utama atau otaknya adalah mantan relawan berinisial DS yang merupakan relawan validasi KKP Bandara Soekarno-Hatta dan memang relawan pakai kontrak kerja. Rupanya dia belajar dari dalam dan coba bermain," jelas Yusri.
Untuk meyakinkan para petugas validasi dokumen di Bandara Soekarno-Hatta, DS sampai membuat cap palsu, kop surat palsu, sampai mempunyai PDF asli untuk dipalsukan.
"DS punya PDF sebagai contoh, kop surat farma tex dan dokter-dokter lain. PDF nanti DS ketik sesuai pesanan orang pesan rapid test antibody dan diketik sesuai dengan data pribadi penumpang. Bisa antigen sama PCR," ungkap Yusri.
2. Beraksi sejak Oktober 2020
Yusri Yunus mengatakan ke-15 tersangka tersebut sudah beraksi sejak tahun 2020 dan sangat terorganisir.