Penangkapan Sindikat Pemalsu Surat Sehat
6 Fakta Komplotan Pemalsu Surat Bebas Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta
Satreskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta membekuk komplotan pemalsu surat sehat bebas Covid-19 untuk penumpang pesawat terbang
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
"Dari pengakuan mereka semua, tapi masih kita dalami lagi kalau sudah beroperasi sejak Oktober 2020 sampai Januari ini sampai ditangkap," kata Yusri.
Yusri Yunus mengatakan ke-15 tersangka tersebut berkomplotan untuk membuat surat sehat palsu untuk penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta.
"Ini rupanya komplotan 15 tersangka ada punya perannya masing-masing sudah terorganisir," ungkap Yusri.
3. Raup keuntungan sampai miliaran rupiah
Menurut Yusri, dalam sehari sindikat tersebut bisa membuat 20 sampai 30 surat bebas Covid-19 palsu tergantunf permintaan.
Mulai dari bentuk Rapid Test Antigen atau Swab PCR sesuai permintaan dari calon penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, kata Yusri, para sindikat sudah menipu sekira 200 penumpang.
"Sekali lagi kami tidak percaya soalnya kalau sehari sampai 30 surat dihitung bisa ribuan orang sudah," ujar Yusri.
Soal harga, satu surat rapid test antigen dan swab PCR dihargai sangat bervariasi.
Mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 1,3 juta tergantung destinasi penumpang dan surat yang diinginkan.
"Kalau kita ambil saja 500 orang saja, itu sudah sampai Rp 1,5 miliar keuntungannya," sambung Yusri.
4. Menawarkan jasa secara langsung ke penumpang
Sindikat pemalsu surat sehat bebas Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta menawarkan jasanya secara langsung kepada para penumpang pesawat terbang.
Tidak menggunakan cara lama seperti melalui media sosial, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus menjelaskan kalau komplotan tersebut menawarkan secara langsung.
"Beda sama kasus yang kami ungkap di Polda tiga orang itu menawarkan lewat media sosial, tapi ditawarkan langsung dan ada yang berperan cari pelanggan," terang Yusri.