Stok Tak Laku Karena Harga Mahal, Pedagang di Bekasi Konsumsi Sendiri Daging Beku Nyaris Busuk
Dia kerap mengkonsumsi sendiri stok daging sapi jualannya karena tidak laku, harga jual yang belum stabil
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Pedagang saging sapi eceran di pasar tradisional merupakan yang paling terdampak dari kondisi harga daging sapi yang belum juga stabil.
Seperti yang dialami Rudi (34), pedagang daging sapi di Pasar Kranji Baru, Jalan Patriot, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Dia kerap mengkonsumsi sendiri stok daging sapi jualannya karena tidak laku, harga jual yang belum stabil membuat perputaran barang dagangan tak secepat biasanya.
"Ini saya ada stok daging udah beku, saya simpan di kulkas karena belum laku, kadang saya makan sendiri atau saya buang karena udah busuk," kata Rudi, Rabu (20/1/2021).
Dia menjelaskan, stok daging sapi yang tidak laku ini lantaran, daya beli masyarakat yang kian menurun.
Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19, perminataan daging hanya berasal dari pelanggan yang bukan untuk kebutuhan rumahan.
"Sekarang harganya Rp120.000 per kilogram, kalau dagingnya kan pembelinya enggak kaya ayam, kalau mau kita naikin hargnya pembeli enggak kuat," terang dia.
Baca juga: Pedagang Daging Sapi di Pasar Tebet Mogok Jualan: Sebelum Pandemi Saja Kita Sudah Susah
Baca juga: Harga Naik Pelanggan Ogah Beli, Pedagang Daging di Pasar Cimanggis Ciputat Mogok Jualan
Baca juga: Cetak Rekor 3.786 Kasus, Ini Sebaran Kasus Covid-19 di Jakarta
Daging beku stok yang tidak laku ini lanjut dia, tidak bisa dijual dengan harga murah. Sebab, jika dia jual dengan harga murah, akan menjatuhkan harga pasar.
"Kalau daging beku jarang ada yang mau, pembelikan maunya daging seger, yang masih ada merah-merahnya," tegas dia.