Virus Corona di Indonesia
Belum Dibayar, Penggali Makam Covid-19 TPU Jombang Unjuk Rasa Tuntut Hak
Petugas penggali makam khusus Covid-19 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), berunjuk rasa lantaran belum dibayar
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Petugas penggali makam khusus Covid-19 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), berunjuk rasa lantaran belum dibayar.
Sejumlah penggali makam menyuarakan keresahannya lewat tulisan pada kardus yang dibuat sedemikian rupa laiknya poster demo.
"Kami tim galih TPU Jombang, menolak memakamkan sebelum hak kami terpenuhi," tertulis pada kardus tersebut.
Foto dua penggali memegang kardus protes itu dibagikan di sejumlah grup apliaksi pesan singkat, pada Senin (25/1/2021).
Foto unjuk rasa tersebut juga disertai narasi bahwa para penggali belum dibayar untuk 80 lubang makam.
Saat TribunJakarta.com mendatangi TPU Jombang, para penggali tengah rapat bersama Ketua Pengelola TPU Jombang Tabroni dan Kasi Pemakaman Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertahanan (Perkimta) Nazmudin.
Seorang penggali, Makmur, menolak diwawancara, sambil berlalu menggeber sepeda motornya.
"Ya enggak dapat bayaran, pulang saja," kata Makmur.
Kasi Pemakaman Dinas Perkimta yang mewakili Pemkot Tangsel, memberi penjelasan.
Nazmudin mengatakan, para penggali bukan tidak dibayar, melainkan ada perubahan sistem pembayaran dari yang biasanya dibayar harian per lubang makam, kini menjadi mingguan.
"Ya jadi ini dibayar oleh pengelola tukang gali itu setiap hari, ada lima (lubang) dibayar lima, ada tujuh dibayar tujuh, ada empat dibayar empat. Nah untuk hari ini mereka, rencananya kita bayar per minggu. Katakanlah hutang jadi mereka punya tabungan dua lubang, mau dibayar di akhir minggu ini. Karena kita mengupayakan dana untuk pembayarannya ini tidak gampang," papar Nazmudin di TPU Jombang.
Baca juga: Kakek Berusia 75 Tahun di Tangerang Berkali-kali Rudapaksa Gadis SMP Sampai Hamil
Baca juga: Penutupan Taman Arkeologi Onrust Diperpanjang Hingga 8 Februari 2021
Baca juga: Kodam Jaya Salurkan Bantuan Logistik Untuk Anak Panti Asuhan yang Terpapar Covid-19 di Depok
"Jadi demo itu karena mau dibuat sistem dari harian bayarannya menjadi tiap minggu sambil menunggu dana BTTnya (Biaya Tak Terduga) turun," tambahnya.
Soal 80 lubang yang tertulis pada foto unjuk rasa yang beredarpun dibantah Nazmudin.
"Itulah tidak benar. Silakan ditanya langsung ke tukangnya berapa yang belum dibayar. Ternyata mereka itu punya tabungan pembayaran dua lubang, hari ini itu," ujarnya.