Kabar Gembira! GeNose Bisa Tracing Covid-19, Biaya Lebih Murah, Ini Bedanya dari Rapid Test Antigen

Alat tracing Covid-19 GeNose C19 lebih murah dari Rapid Test Antigen, ini perbedaannya.

Editor: Muji Lestari
(Foto Dokumentasi Humas UGM)
GeNose pendeteksi Covid-19 karya ahli UGM siap dipasarkan setelah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Kabar Gembira! GeNose alat tracing Covid-19 karya anak bangsa akan segera digunakan untuk kepentingan publik.

Tak hanya itu, biaya tes menggunakan alat GeNose C19 ini juga dipatok lebih murah daripada rapid test antigen,atau swab test.

Bahkan, alat pendeteksi Covid-19 GeNose ini tidak memerlukan alat seperti ketika menjalani rapid test atau swab test.

Pasalnya, alat yang dikembangkan para peneliti di Universitas Gadjah Mada (UGM) itu disebut-sebut bisa mendeteksi Covid-19 hanya lewat embusan napas.

Lantas apa perbedaan GeNose C19 dengan Rapid Test Antigen?

Perbedaan GeNose C19 dengan Rapid Test Antigen

GeNose C19

Baca juga: Alat Deteksi Covid-19 GeNose Mulai Digunakan Bulan Depan, Segini Biayanya untuk Sekali Tes

Tidak seperti alat tes deteksi Covid-19 seperti PCR test, rapid test berbasis antibodi maupun rapid antigen.

GeNose dikembangkan dengan mengidentifikasi virus corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC), kata salah satu anggota Tim Pengembangan GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra.

Dian mengatakan bahwa VOC terbentuk oleh adanya infeksi Covid-19 yang keluar saat bernapas.

Baca juga: GeNose Alat yang Bisa Deteksi Covid-19 Hanya Lewat Embusan Napas, Bagaimana Cara Kerjanya?

Baca juga: 2 Prajurit TNI Gugur di Papua, Ini Daftar Anggota TNI-Polri yang Tewas Melawan KKB Sejak 2020

Baca juga: Semringah Dilamar Vicky Prasetyo, Kalina Pernah Goyah saat Wanita Lain Ungkap Kegenitan Calon Suami

Uji profiling GeNose menggunakan 600 sampel data valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid-19 Bambanglipuro, Bantul, Yogyakarta.

Orang-orang diperiksa dengan menggunakan GeNose C19 ini lebih dulu diminta mengembuskan napas ke tabung khusus.

Selanjutnya, sensor-sensor dalam tabung tersebut akan bekerja mendeteksi VOC, yang kemudian, data yang diperoleh akan diolah dengan bantuan kecerdasan buatan atau artificial intelligent hingga memunculkan hasilnya.

Hanya dalam 2 menit, alat tersebut akan menunjukkan seseorang positif atau negatif Covid-19.

Diketahui akurasi GeNose mencapai 97 dalam mendeteksi keberadaan virus corona melalui embusan napas.

Alat ini rencananya akan digunakan sebagai alat tracing Covid-19, apabila orang yang melakukan tracing GeNose C19 terdeteksi positif maka harus dikonfirmasi melalui tes PCR.

Biaya Tes GeNose C19

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, salah satu kelebihan GeNose adalah harganya yang murah.

Untuk satu alat dijual 62 juta dan harga per-orangnya hanya dikenakan sekitar Rp 20.000.

Namun dia berharap harganya bisa di bawah Rp 20.000.

"Jadi kita berharap tarif ini bisa di bawah Rp 20.000. Karena makin banyak digunakan," katanya.

Biaya tes GeNose C19 rencananya dipatok dengan harga Rp 15.000 - Rp 25.000.

Untuk mengetahui hasil tesnya pun tak membutuhkan waktu lama.

Hasil tes pada alat GeNose C19 dapat langsung diketahui hanya dalam waktu 2 menit dan tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya.

Baca juga: Curhat Sabar, Usaha Warteg di Ujung Tanduk Dihantam Pandemi, Omzet Anjlok Tapi Harga Sembako Naik

Rapid Test Antigen

Dirangkum dari laman FDA, rapid test antigen adalah tes untuk mengidentifikasi orang yang terinfeksi virus corona dengan mendeteksi adanya materi genetik atau protein spesifik dari virus tersebut dalam tubuh seseorang.

Sampel yang diambil adalah lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan dengan metode usap (swab). Sehingga, rapid test antigen terkadang disebut juga dengan swab antigen.

Tes ini bisa dikatakan lebih akurat dan spesifik dibandingan rapid test antibodi karena mengidentifikasi virus dalam sekresi hidung dan tenggorokan.

Hasil tes ini bisa didapatkan hanya dalam waktu hitungan menit saja biasanya sekitar 15 hingga 30 menit.

Tingkat keakuratan hasil rapid test antigen jika seseorang dinyatakan positif terinfeksi virus corona biasanya tinggi. Meski demikian, tetap ada kemungkinan hasil tes positif palsu.

Baca juga: Billy Syahputra Disebut Covid-19, Ini Deretan Artis yang Pernah Terkena Kasus Serupa:Ada Boy William

Biaya Rapid Test Antigen

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menetapkan batas harga tertinggi rapid test antigen/rapid test antigen swab.

Menindaklanjuti keluhan masyarakat perihal harga rapid test antigen yang berbeda-beda, Kemenkes dan BPKP akhirnya menyepakati batas harga tertinggi.

Yakni sebesar Rp 250 ribu untuk di Pulau Jawa dan Rp 275 di luar Pulau Jawa.

Tak Bisa Gantikan tes PCR

Alat pendeteksi infeksi virus corona, GeNose, ini menjadi inovasi menarik dalam upaya menanggulangi pandemi Covid-19 yang hampir setahun melanda dunia.

Kendati demikian, para ahli masih mengkritisi beberapa hal terkait alat deteksi tersebut. Ahmad mengatakan masih ada yang perlu disoroti dari inovasi alat deteksi Covid-19 tersebut, yakni soal timeline.

"Yang perlu disoroti, (GeNose) ini kan, sudah dapat emergency use authorization (EUA) dari Kemenkes. Nah, ketika sudah mendapat izin edar, akan ada tantangan di lapangan nanti. Itu timeline-nya seperti apa," ungkap Ahmad.

Timeline yang dimaksud yakni kapan periode yang tepat menggunakan GeNose.

Misalnya, pada tes antigen, yang disarankan digunakan sebagai salah satu upaya untuk mengendalikan wabah.

Pasalnya, jumlah partikel virus berbahaya akan tinggi saat infeksi awal terjadi.

"Karena kalau infeksi sudah berjalan 2 minggu, dalam 2 minggu pastinya partikel virus sudah menurun. Nah, bila dua minggu setelah gejala dites antigen, pasti hasilnya negatif," jelas Ahmad.

Sedangkan pada tes antibodi, justru bagus diberikan setelah dua minggu setelah gejala.

Sementara pada GeNose, menurut Ahmad data publikasi alat ini memiliki kelemahan, seperti tidak dijelaskan kapan sebaiknya tes ini dapat digunakan hingga seperti apa relawan yang terlibat dalam penelitian.

Objek studi tidak dijelaskan apakah orang yang terlibat dalam penelitian ini adalah mereka yang tanpa gejala, pasien gejala berat, pasien bergejala sedang atau orang dengan gejala Covid-19 ringan.

Lantas, apakah GeNose bisa menggantikan alat tes deteksi Covid-19 seperti tes PCR atau tes lainnya?

Menanggapi inovasi alat deteksi Covid-19, GeNose yang dikembangkan UGM ini, ahli biologi molekuler Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengatakan bahwa alat tersebut tidak bisa menggantikan alat tes berbasis polymerase chain reaction.

"GeNose tidak dapat menggantikan SWAB-PCR test. PCR test masih merupakan Gold Standard. Mungkin bisa menggantikan Rapid Test serologi untuk beberapa keperluan," kata Profesor Amin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved