Belum Ada Solusi Konkret Penanganan Tumpukan Sampah di Pinggir Tol JORR: Sudah Ada Sejak 1990-an
Pemkot Bekasi belum memiliki solusi konkret terkait tumpukan sampah di dekat pinggir Tol JORR Gerbang Kalimalang 1, Jakasampurna, Bekasi Barat.
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Wahyu Septiana
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI BARAT - Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi belum memiliki solusi konkret terkait tumpukan sampah di dekat pinggir Tol JORR Gerbang Kalimalang 1, Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Yayan Yuliana mengatakan, tindakan yang bisa dilakukan sejauh ini berupa pengangkutan sampah dengan cara manual.
"Iya diangkut secara manual, karena kan untuk menggunakan alat berat kita terbatas," kata Yayan saat dikonfirmasi, Kamis (4/2/2021).
Dia mengakui, upaya pengangkutan itu tidak akan rampung. Sebab, volume sampah yang menumpuk sudah terlalu banyak dan membutuhkan waktu sangat lama.
Pemkot Bekasi sejatinya, telah memiliki ide untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat pembuangan sementara.
Namun izin ke Kementerian Keuangan (kemenkeu) selaku pemiliki lahan, belum juga ada balasan setelah Pemkot Bekasi mengirim surat.
"Ya bisa aja dijadikan tempat pembuangan sementara, tapikan itu tahan milik Kemenkeu kita harus izin dulu, sudah kirim surat, cuma belum ada tindak lanjut ya," tegasnya.
• Tuai Sorotan karena Ngehost Belepotan Bareng Raffi Ahmad, Nia Ungkap Penyebabnya: Ribet, Gue Ga Bisa
Tumpukan Sampah Sudah Ada Sejak 1990-an
Yayan mengatakan, tumpukan sampah dengan area cukup luas itu diperkirakan usianya sudah puluhan tahun karena sudah ada sejak tahun 1990-an.
"Itukan gini, setelah kita telusuri itu dari tahun '90an udah ada lokasi pembuangan itu makanya itu sampah volumenya numpuk bukan sehari dua hari sudah puluhan tahun," kata Yayan.
Dia menjekaskan, lahan itu merupakan aset milik Kementerian Keungan. Sejak dahulu, lokasi itu merupakan area kosong.
Namun lama kelamaan, lahan tidur tersebut mulai dihuni warga pendatang yang bekerja sebagai pemulung.

"Matapencahariannya mulung sampah, mereka berpikir sampah yang bernilai ekonomis dipilah oleh dia yang bisa dijual," ucapnya.
"Sampag yang tidak dipake yauda dia lempar begitu aja, itu bertahun-tahun terjadi seperti itu makanya sampai numpuk seperti itu gitu," tambahnya.