Sisi Lain Metropolitan
Suka Duka Pelukis Spanduk Pecel Lele, Hartono Kerap Dikomplain Akibat Salah Ejaan hingga Cat Luntur
Sebagian besar spanduk pecel lele karya Hartono (51) telah menghiasi berbagai daerah di Indonesia, bahkan sampai ke ujung Papua.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI SELATAN - Selama menjadi pelukis spanduk pecel lele, Hartono (51) mengaku beberapa kali mendapatkan komplain dari pelanggan.
Pria asal Desa Ngayung, Kecamatan Maduran, Lamongan, Jawa Timur yang merantau ke ibu kota sejak tahun 1992 itu mau tak mau mengganti spanduk yang sudah dilukisnya.
Di kontrakan rumahnya di kawasan Pekayon Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Hartono bercerita bahwa pernah sebanyak 10 pelanggan yang datang mengeluhkan kondisi spanduk yang luntur.
Padahal, spanduk-spanduk pecel lele itu baru mereka beli.
Saat mengetahui warna cat yang mudah luntur, Hartono menduga kesalahannya berasal dari toko material yang disambanginya. Cat ekstendernya dioplos sehingga warna cat lekas luntur.
"Toko itu main-main, dibikin satu drum cat extender dioplos lagi," jelasnya kepada TribunJakarta.com.
Akhirnya, Hartono harus membuat ulang kesepuluh spanduk tersebut. Tak hanya itu pengalaman tak enak yang pernah dialami Hartono.
Selanjutnya, ia pernah mendapatkan oknum penjual jasa lukis spanduk yang memakai karyanya sebagai contoh portofolio.
Soalnya, nama usahanya yang bernama HSP (Hartono Spanduk Pekayon) kini sudah ternama.
Kenapa Spanduk Pecel Lele Dibuat 'Ngejreng'? Ini Kata Hartono, Sosok Pelukis Spanduk Pinggir Jalan |
![]() |
---|
Siapa Pelukis Spanduk Pecel Lele Pinggir Jalan? Sosoknya Dikenal dari Aceh Sampai Papua |
![]() |
---|
Cerita Hartono Pelukis Spanduk Pecel Lele, Sudah Hasilkan 4.000-an Karya di Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
Bertahan Saat Pandemi, Penjualan Jamu Warsih Naik 50 Persen, hingga Ganti Kemasan Jadi Gelas Plastik |
![]() |
---|
Cerita Martono, Penarik Becak di Pondok Gede: Bertahan Meski Pendapatan Kotor Rp 40 Ribu Sehari |
![]() |
---|