Selokan di Koja Mirip di Jepang, Sulap Got Kotor Jadi Tempat Habitat Ikan Air Tawar
Selokan di Jalan Lorong 103, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, disulap menjadi bersih tempat berkembang biak ikan mirip di Jepang.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Ada ikan koi bercorak putih dan merah. Tampak pula ikan nila hitam yang pandai berkamuflase berenang beriringan dengan ikan nila merah.
Sejumlah mujair dan patin juga tampak saling bergeliat di bawah permukaan air selokan yang memang cenderung bening tersebut.
"Di sini kebanyakan ikan yang tahan terhadap air tawar ya, nila merah, nila hitam, terus patin, terus juga mujair, terus koi, beberapa ikan hias juga," jelas Fauzi.
Fauzi menuturkan, ikan-ikan tersebut awalnya berupa anakan atau bibit-bibit hasil patungan warga setempat.
Secara sukarela, warga membeli bibit ikan untuk kemudian ditebar di selokan tersebut.
Baca juga: Dokter Klinik Ilegal Sudah Dikenal hingga Aceh, Pasang Tarif Tinggi: Korban Bengkak di Payudara
Bibit-bibit ikan tersebut tentunya disebar setelah warga kerja bakti membersihkan sampah dan lumpur dari selokan itu.
"Ada yang naro 10, ada yang naro 30 ekor kecil-kecil, terus kemudian sama RT dikoordinasi, kolekan, Rp 20 ribu atau Rp 30 ribu tiap toko, terus kita beli anakan banyak, terus kita taruh," kata Fauzi.
Sering Dicuri Anak-anak yang Melintas
Jika diperkirakan, jumlah ikan yang awalnya ditebar di selokan tersebut sudah mencapai ribuan.
Namun demikian, beberapa waktu belakangan jumlah ikan menyusut lantaran sering hilang.

Fauzi mengatakan, tak sedikit ikan yang lolos ke saluran air lain yang terhubung dengan selokan tersebut.
Banyak juga ikan-ikan yang diambil anak-anak ketika kebetulan mereka melewati selokan tersebut.
"Hitungannya sudah banyak sudah ratusan sampai ribuan. Sekarang tinggal segini (ratusan), karena mungkin banyak yang lolos, banyak yang hilang juga diambil anak-anak," ucap Fauzi.
Untuk itu, Fauzi dan warga setempat memutuskan mengambil langkah antisipasi supaya ikan-ikan di selokan itu tak lagi dicuri.
Setiap hari, mulai pagi hingga malam hari, sembari menjaga toko, Fauzi dan teman-temannya warga setempat selalu memantau apabila ada orang yang dicurigai akan mengambil ikan.
Baca juga: Dokter Klinik Ilegal Sudah Dikenal hingga Aceh, Pasang Tarif Tinggi: Korban Bengkak di Payudara
"Ini jadi tanggung jawab kita bersama sih, jadi setiap warga mengawasi aja. Mungkin kalo ada anak-anak yang bawa serokan kita halau supaya pergi dan tahu kalo ikan ini ikan peliharaan," katanya.
"Awalnya sih banyak yang pengen ambil, tapi setelah sekian lama baru pada tahu bahwa di situ tuh ikan peliharaan, hanya boleh lihat dan kasih makan, nggak boleh diambil," ucap dia.