Antisipasi Virus Corona di DKI
Cerita Jurnalis Mengikuti Vaksinasi Covid-19, Disuntiknya Tidak Berasa dan Tak Rasakan Efek Samping
Penyuntikan pun berjalan kurang dari satu menit, jarum suntik masuk tanpa ada rasa apa-apa.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANAH ABANG - Ribuan wartawan dan orang yang bekerja di media hari ini melaksanakan vaksinasi Covid-19 di Gelora Bung Karno (GBK) Hall A Basket, Kamis (25/2/2021).
Hari ini, jurnalis pun berkesempatan untuk menjadi penerima vaksin Covid-19.
Penulis awalnya mendapatkan jadwal vaksinasi dari pukul 10.00 WIB sampai 12.00 WIB.
Namun, karena kepentingan liputan di Tangerang, penulis sedikit terlambat dan sampai di lokasi sekira pukul 12.15 WIB.
Saat menghampiri petugas untuk menanyakan kesempatan apakah masih bisa mengikuti vaksinasi, ternyata jawabnya bisa.
Petugas wanita yang beramput pendek berwarna pirang itu mengantarkan TribunJakarta.com ke tempat duduk yang kosong.
Tentu saja, sebelum pintu masuk, semua calon penerima vaksin diminta untuk mencuci tangan terlebih dahulu.
Dicek suhu badan, dan diminta untuk menunjukan kartu kewartawanannya.
Karena, sebagai informasi kalau vaksin kali ini hanya diperuntukan untuk wartawan.
Sembari duduk di area pertama, penulis menunggu selama sekira 45 menit untuk bisa maju ke area berikutnya.
Area berikutnya adalah ruang registrasi.
Secara bergilir per-20 orang, peserta akan bergeser secara zig-zag untuk masuk ke ruang registrasi.
Di ruang ini memang paling lama proses antrean menurut pengalaman jurnalis.
Sesampainya di ruang registrasi, peserta tidak langsung bisa melakukan registrasi melainkan harus duduk sampai antrean terurai.
Setidaknya ada lima sampai delapan meja registrasi di sana.
Tenang saja, walau jumlahnya ada ribuan wartawan, tapi pelaksanaan vaksinasi selalu menjaga protokol kesehatan.
Jaga jarak yang sangat tertib sampai penggunaan masker setiap saat.
Di meja registrasi, petugas hanya meminta data diri berupa Kartu Tanpa Pengenal (KTP) yang asli.
Tidak sampai lima menit, jurnalis diminta untuk mengambil nomor antrean dan mengunggu di ruang selanjutnya.
Penulis mendapatkan nomor antrean 1.080 sekira pukul 13.15 WIB.
Di ruang kedua, lagi-lagi para peserta dibuat untuk menunggu.
Tapi kali ini para peserta vaksin akan dipanggil satu-satu secara berurutan.
Penulis pun hanya dibuat menunggu selama 30 menit sampai petugas memanggil nomor antrean 1.080.
Awalnya, penulis kira akan langsung masuk ke ruang penyuntikan, ternyata tidak.
Semua peserta masih harus menunggu kembali di ruang ketika alias ruang tunggu terakhir.
Ruang tunggu ketiga adalah tempat terakhir sebelum para peserta akan didata ulang oleh tenaga medis.
Di sini, di ruang ketiga, peserta akan kembali dipanggil secara bergilir.
Prosesnya pun jauh lebih cepat, hanya sekira 20 menit bahkan kurang, panitia sudah memanggil antrean nomor 1.080.
Nah, di ruang selanjutnya, pemandangan akan sedikit berbeda.
Yang biasanya dipenuhi pemandangan antrean sejajar, kali ini ruangan penuh dengan panitia lengkap menggunakan APD.
Meja pendataan ulang pun berjarak cukup jauh sekira sampai 2 meter.
Semua meja juga dilengkapi akrilik sebagai pemisah antara petugas dengan peserta.
Di meja pertama ini semua peserta akan didata ulang dimintai KTP.
Tapi, mungkin karena panik, penulis sempat kehilangan KTP, untungnya masih diperbolehkan menggunakan fotokopiannya.
Baca juga: Bentrok Warga Vs Ormas Pecah di Pancoran Jakarta Selatan, Polisi Beberkan Pemicunya
Baca juga: Jenazah Anggota TNI Korban Penembakan Bripka CS Disemayamkan di Cisoka
Baca juga: Satpol PP Bakal Segel Kafe RM Lokasi Penembakan oleh Oknum Polisi yang Tewaskan 3 Orang
Proses pendataan ulang pun belangsung sangat cepat dan penulis mendapatkan huruf C sebagai jalur antrean.
Akhirnya, TribunJakarta.com pun berjalan sekira 50 meter mengitari pintu masuk GOR Basket.
Ternyata, semua proses vaksinasi, pemeriksaan kesehatan berupa tensi darah, dan ruang observasi dilakukan di dalam GOR basket.
Beruntungnya, saat penulis mau masuk tidak harus antre karena jalur C tidak ada antrean.
Sementara, jalur lainnya huruf A, B, D, dan E terdapat beberapa antrean walau hanya beberapa orang.
Begitu masuk GOR, peserta vaksin akan diarahkan sesuai huruf yang ada di dada.
Penulis langsung duduk di meja C yang kosong.
Meja ini adalah meja terakhir sebelum peserta disuntik vaksin Covid-19.
Peserta kembali diminta data diri dan kertas yang diberikan dimeja sebelumnya. Setelah itu akan diminta riwayat kesehatan.
Seperti asma, jantung, diabetes dan penyakit dalam lainnya.
Kondisi kesehatan saat ini pun ditanya apakah sedang batuk, pilek, atau demam.
Alhamdulillah, saat ini penulis sedang dalam kondisi prima walau sedikit lelah tancap gas dari Tangerang ke Jakarta dan perut yang keroncongan.
Tanpa basa basi, seselesainya tes kesehatan singkat, penulis dipersilahkan menuju meja vaksinasi karena tensi darah normal dan tidak ada riwayat penyakit bawaan.
Begitu duduk di kursi suntik, penulis diperkenalkan dengan cairan vaksin yang sudah berlabel halal dan ada izin edar oleh BPOM dan Biofarma.
Penyuntikan pun berjalan kurang dari satu menit, jarum suntik masuk tanpa ada rasa apa-apa.
"Sudah mas?," terlontar pertanyaan secara spontan dari penulis karena vaksinasi berjalan sangat cepat.
Setelah itu, semua penerima vaksin diminta untuk menunggu 30 menit untuk observasi apakah ada efek samping atau tidak.
Untungnya lagi, penulis tidak menunjukan efek samping sama sekali selama 30 menit hanya sedikit panas di lokasi penyuntikan lengan kiri.
Itu pun hanya terasa selama 15 menit awal dan hilang begitu saja tanpa ada usaha untuk membasuhnya dengan air.
Sebagai informasi, vaksinasi kepada awak media dilaksanakan sampai 27 Februari 2021 dan terhitung ada sekira lima ribu lebih penerima vaksin.