Penembakan di Kafe Jakarta Barat
Anak Pegawai Kafe RM Jadi Yatim, Mertua Ungkap Permintaan Keluarga: Bripka CS Sekolahkan Anak Korban
Anak Pegawai kafe RM menjadi yatim usai ayah mereka ditembak mati oleh Bripka Cornelius Siahaan.
"Kalau bapaknya meninggal anaknya mau makan apa? Perlu (biaya) sekolah," ia menambahkan.
Doran merupakan tulang punggung keluarga.
Korban bekerja sebagai kasir kafe lokasi penembakan meninggalkan satu istri Ratna Berlian Rumahorbo (40), dua anak laki-laki dan satu perempuan.
Anak laki-laki tertua Doran yang tercatat siswa kelas 5 SD berusia 11 tahun.
Anak kedua korban berusia 9 tahun.
Sementara anak perempuan Doran masih berusia 2 tahun.
"Makannya saya harap siapa pun yang melakukan (penembakan) ini agar tanggung jawab menyekolahkan anak-anaknya, itu permintaan keluarga," ujarnya.
Di mata sang mertua, Doran merupakan pribadi yang ramah.
"Orangnya itu baik sekali. Misalnya bicara keras (marah) orang ini tidak pernah saya lihat. Makanya saya tadi pagi kaget mendengar telepon itu (kabar duka)," kata Marupa.
Berdasar kronologis yang diterima dari anggota keluarga, penembakan berawal saat Bripka Cornelius Siahaan datang memesan minuman alkohol di kafe tempat Doran dan Feri bekerja lalu terlibat cekcok masalah uang.
"Kita hanya dengar berita tadi malam orang ini (pelaku) ada yang minum di kafe itu," ujar Marupa.
"Terus dia punya utang ditagih. Setelah ditagih kemudian ngamuk orang ini, kena tembak 4 orang."
Jenazah Doran Manik yang pertama dibawa keluarga meninggalkan RS Polri Kramat Jati.
Ratna Berlian Rumahorbo (40) mendampingi pengambilan jenazah suaminya itu pada pukul 19.16 WIB.
Tangis Ratna pecah sesaat sebelum peti jenazah suaminya dibawa dari keluar dari Instalasi Forensik RS Polri Kramat Jati.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/bripka-cs-atau-cornelius-siahaan.jpg)