Kampung Sumbulan di Ponorogo Ditinggalkan Penghuninya, Kades Tanggapi Mengenai Hal Mistis
Sebuah kampung di Ponorogo, Jawa Timur menjadi sepi karena ditinggalkan semua penghuninya.
Masjid tersebut, lanjut Ipin merupakan peninggalan pesantren yang dulu didirikan oleh pendiri kampung tersebut.
"Jadi dulu ada pondok kawak untuk kegiatan mengaji jaman dulu, untuk penyebaran Islam," imbuhnya.
Masjid tersebut lebih ramai saat Bulan Ramadan tiba.
Beberapa warga dari kampung sekitar akan mengisi masjid tersebut untuk salat tarawih walaupun harus jalan kaki melewati jembatan bambu.
"Sebenarnya tempatnya nyaman. Kalau orang dulu menganggapnya tempatnya 'sidem', masih banyak pohon, dirasakan beda adem. Jadi warga dari kampung-kampung lainnya juga biasa ke situ," pungkasnya.
Bekas Ponpes sebarkan Islam
Eks warga kampung Sumbulan, Sumarno menyebutkan Masjid tersebut merupakan peninggalan sebuah pondok pesantren.
Pondok tersebut mulai didirikan sekitar tahun 1850 an oleh Nyai Murtadho saat masih bujang.
"Nyai Murtadho ini mendirikan sebuah pesantren yang disebut Sumbulan pada tahun 1850. Beliau ini anak dari seorang ulama dari Demak," jelas Marno, Rabu (3/3/2021).
Berjalannya waktu, pondok pesantren tersebut semakin besar dan santrinya semakin banyak termasuk yang dari luar daerah.
Mereka pun mendirikan pondok semi permanen dan lama-lama menetap di Sumbulan.
"Jadi penduduknya itu para santri hingga sampai 17 rumah," lanjutnya.
Namun sepeninggal Nyai Murtadho dan keluarganya, pondok pesantren tersebut semakin sepi.
"Sewaktu kecil sekitar tahun 1971 bangunan pesantrennya roboh. Sejak itu dan bahkan sebelumnya sudah banyak yang meninggalkan Sumbulan," lanjutnya.
Hingga terakhir tahun 2016 kampung tersebut benar-benar kosong tanpa penghuni satu pun.