Kata Annisa Pohan Istri AHY saat Moeldoko Jadi Ketum Demokrat versi KLB: Keadilan Sudah Lama Pergi

Annisa Pohan buka suara menanggapi Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumut.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Wahyu Septiana
Instagram
Reaksi Annisa Pohan Istri AHY saat Moeldoko Jadi Ketum Demokrat versi KLB 

TRIBUNJAKARTA.COM - Istri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Annisa Pohan buka suara menanggapi Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara.

Sebagaimana diketahui, KLB Partai Demokrat yang diklaim sepihak sejumlah orang, memutuskan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi Ketum Demokrat periode 2021-2025.

Moeldoko menerima keputusan KLB Demokrat di Deli Serdang untuk memimpin partai.

TONTON JUGA:

Terpilihnya Moeldoko jadi Ketum versi KLB ini membuat pro dan kontra di publik.

Baca juga: Penolakan Putri Wapres Atas Hasil KLB Demokrat di Sumut, Tetap Setia Dukung AHY: Moeldoko Tak Diakui

Annisa Pohan, sebagai istri AHY menentang adanya pemilihan tersebut.

Dilansir TribunJakarta dari Twitter resmi @AnnisaPohan, menantu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono ini memberikan komentarnya.

FOLLOW JUGA:

Annisa Pohan menilai hal yang terjadi di saat ini bukan cuma permasalahan internal Partai Demokrat saja.

"Ini bukan hanya permasalahan sebuah partai dirampok tapi masalah lbh besar lagi “Pemerkosaan” Demokrasi suatu negara," papar Annisa Pohan.

Baca juga: Luna Maya Masih Jomblo, Cari Tipe Lelaki Begini dan Tak Masalah Cuma Nikah di KUA

Baca juga: KABAR Terbaru Rencana Pernikahan Aurel & Atta Halilintar, Begini Konsep Busana Putri Anang

Ibu beranak satu ini lebih lanjut menyoroti dugaan pembiaran dari pemerintah mengenai manuver Moeldoko.

"Ketika sebuah Partai Politik diambil haknya secara paksa dg melanggar konstitusi, lebih lagi ada “pembiaran” dari yang punya kuasa. Apalagi dengan hak Rakyat kecil? Siapa yang akan lindungi? apakah kita akan terus diam?," jelas Annisa Pohan.

Annisa Pohan Istri AHY buka suara
Annisa Pohan Istri AHY buka suara (Twitter)

Menantu Ani Yudhoyono ini lantas mengaku sadar telah lama keadilan itu pergi dan tak pernah kembali.

"Saya sadar, sudah lama keadilan pergi dari negara ini dan tidak pernah kembali. Itu karena kita hanya menjadi penonton pasif, tidak membela keadilan dan tidak ikut berperan aktif “memulangkan” keadilan. apakah kita akan terus diam?," terang Annisa Pohan.

Baca juga: Moeldoko Jadi Ketum Demokrat versi KLB, SBY Kecewa dan Menyesal Beri Kepercayaan Semasa di TNI

Annisa Pohan bahkan terlihat mengutip beberapa ayat suci Al-Quran dalam cuitannya.

"Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). QS.An-Nisaa (4:135)," tulis @annisapohan pada Sabtu (6/3).

Sambutan Moeldoko

Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Moeldoko, langsung membakar semangat para kader saat memberikan pidato perdananya.

Hal tersebut disampaikan Moeldoko yang menyusul datang ke lokasi KLB Partai Demokrat di hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021) malam.

Moeldoko dalam kesempatan tersebut sempat menyinggung soal kemampuan kepemimpinan dalam mengelola sebuah organisasi.

"Kalau saya berbicara tentang leadership kekuatan seorang panglima ada di pundak komandan-komandan lapangan seperti kalian, semuanya," kata Moeldoko dalam pidatonya dilansir dari livefacebook tribunmedan, Jumat (5/3/2021).

Menurutnya seorang panglima tidak akan ada artinya bila tidak memilik prajurit yang tangguh.

Menurut dia, seorang pemimpin harus bisa memberikan energi yang luar biasa kepada bawahannya.

Baca juga: Terhina, SBY Minta Ketua Umum dan Kader Demokrat Tetap Sabar Namun Berikhtiar

"Panglima tidak ada artinya kalau tidak memiliki prajurit-prajurit yang tangguh dan jangan lupa seorang pemimpin tugasnya adalah memberikan kekuatan kepada komandan-komandan bawahannya itu pemimpin, bukan malah mengecilkan bawahannya," ujarnya.

Dalam akhir sambutannya, Moeldoko pun berterima kasih kepada peserta KLB yang sudah memilihnya sebagai ketua umum Partai Demokrat.

"Saya mengapresiasi atas permintaan kalian, kalian sudah meminta saya untuk jadi ketua umum Demokrat. Saya sangat mengapresiasi dan terima kasih, itu saya terima," katanya.

Respons SBY

Di saat suasana KLB di Deliserdang penuh suka cita atas terpilihnya Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhyono (SBY) dengan wajah sendu memberikan pernyataan pers atas peristiwa hari ini.

SBY tak bisa menutupi kekecewaan mendalamnya atas apa yang terjadi pada Partai Demokrat.

Presiden ke enam RI ini menyebut bahwa akal sehat saat ini telah mati.

"Hari ini kami berkabung. Partai Demokrat berkabung. Sebenarnya bangsa Indonesia juga berkabung karena akal sehat telah mati".

SBY saat konferensi pers menanggapi KLB Partai Demokrat, Jumat (5/3/2021).
SBY saat konferensi pers menanggapi KLB Partai Demokrat, Jumat (5/3/2021). (TANGKAPAN LAYAR Kompas.TV)

"Sementara keadilan, supremasi hukum dan demokrasi sedang diuji," kata SBY saat konfrensi pers di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat, Jumat (5/3/2021).

SBY tak segan menyebut Moeldoko sebagai orang yang berdarah dingin dalam lakukan kudeta Partai Demokrat.

"Hari ini sejarah telah mengabadikan apa yang terjadi di negara yang kita cintai ini".

"Memang banyak yang tercengang. Banyak yang tidak percaya bahwa KSP Moeldoko yang bersekongkol dengan orang dalam benar-benar tega dan dengan darah dingin lakukan kudeta ini," kata SBY.

SBY juga menyebut apa yang dilakukan Moeldoko dengan mengkudeta kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sangat jauh dari sikap ksatria dan moral.

SBY bahkan menyebut apa yang dilakukan Moeldoko sungguh memalukan dilakukan seseorang yang pernah menjadi Prajurit TNI.

"Sebuah perebutan kepemimpinan yang tidak terpuji, jauh dari sikap ksatria dan nilai-nilai moral dan hanya mendatangkan rasa malu bagi perwira dan prajurit yang pernah bertugas di jajaran TNI," geram SBY.

SBY pun merasa malu karena pernah memberikan jabatan kepada Moeldoko sewaktu yang bersangkutan masih berdinas di TNI.

Diketahui, karir militer Moeldoko moncer sewaktu SBY menjabat Presiden ke lima RI.

Moeldoko dilantik SBY menjadi KASAD pada 2013 menggantikan adik iparnya, Sarwo Edhie Wibowo hingga kemudian ditunjuk sebagai Panglima TNI.

"Termasuk rasa malu dan rasa bersalah saya yang dulu beberapa kali memberikan kepercayaan dan jabatan kepadanya".

"Saya memohon ampun kehadirat Allah SWT tuhan yang maha kuasa atas kesalahan saya itu," ucap SBY. (tribunjakarta/k hasjanah)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved