Sisi Lain Metropolitan
Melihat Potret Hidup Pinggiran Rel Kereta Manggarai: Tidur Berdinding Plastik hingga Tanpa Listrik
Potret kehidupan miskin warga hadir telanjang di pinggir jalur rel kereta api baru double-double track (ddt) Manggarai - Bekasi.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas
TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET - Potret kehidupan miskin warga hadir telanjang di pinggir jalur Rel Kereta api baru double-double track (ddt) Manggarai - Bekasi.
Di suatu sore, terlihat seorang pria tertidur nyenyak beralaskan kasur kumal di bawah kolong rel kereta.
Pria yang kedua tangannya dipenuhi tato itu seakan tenggelam di alam mimpi.
Ia tidur lelap tanpa merasa terganggu suara bising kereta yang melintas di atasnya.
Bahkan, meski suara roda-roda kereta beradu kencang dengan rel disertai klakson cukup panjang, pria itu tidak terbangun.

Kata Sa'anih (34), warga sekitar pinggir rel, mengatakan nama pria yang terbaring itu bernama Amang.
Sehari-hari mengadu nasib sebagai tukang loak.
Baca juga: Hati-hati Para Wanita, Ini 9 Alasan Pria Melakukan Perselingkuhan: Kecanduan hingga Balas Dendam
Baca juga: Aksi Bejat Kakek 63 Tahun di Madiun, Rudapaksa Gadis di Bawah Umur: Diimingi Uang Rp20 Ribu
Baca juga: Melihat Gedung 4 Lantai yang Bakal Jadi Markas Demokrat Kubu Moeldoko: Berantakan, Renovasi Berjalan
Dia melarikan diri dari Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo meski menderita sebuah sakit yang belum sembuh.
Katanya, dia tak betah berlama-lama tinggal di sana.
Amang pun lebih memilih tidur lagi di bawah kolong rel kereta.
Lapak tempat di mana pria itu tidur tampak sangat sederhana.
Tiada dinding, tiada kamar mandi hingga tiada listrik.
Tak jauh dari pria itu terlelap, terdapat sebuah bedeng berdinding plastik kresek hitam. Bila plastik hitam.
Untuk pondasi bedeng ringkih itu digunakan sejumlah bilah bambu.