Kamu Gemar Belanja Sampai Bablas? Yuk Ikuti 6 Langkah Mengatasinya

Perencana Keuangan Finansialku , Ninet Dangirani, CFP®, mengungkapkan bahwa memang hal wajar bila wanita gemar berbelanja.

Editor: Kurniawati Hasjanah
freepik
Ilustrasi belanja online 

TRIBUNJAKARTA.COM - Memang wanita sering kali dianggap sebagai seseorang yang lebih teliti dibanding pria,
bahkan dapat diandalkan yang berkaitan dengan uang.

Namun, minatnya terhadap barang-barang cenderung membuat wanita lebih gemar berbelanja.

Apalagi wanita juga lebih impulsif terhadap diskon.

Perencana Keuangan Finansialku , Ninet Dangirani, CFP®, mengungkapkan bahwa memang hal wajar bila wanita gemar berbelanja. Karena, belanja menjadi salah satu sumber hiburannya.

“Belanja bisa meningkatkan mood dan menjadi cara untuk memberikan self-rewards pada dirinya sendiri. Sebagian besar wanita juga suka mencoba hal-hal baru melalui belanja,” jelasnya.

TONTON JUGA:

Tentu saja ini menjadi hal bagus. Namun, bila kamu berlebihan hingga tidak terkontrol hal ini menjadi kebiasaan yang tidak baik.

Barang belanja yang banyak dibeli namun hanya menumpuk saja dan jarang dipakai, tentu ini adalah
suatu hal yang mubadzir dan pemborosan yang sia-sia.

Bahkan jika terus dibiarkan, keuangan kamu pun akan menjadi tidak sehat. Tentu, bila ingin menggapai
tujuan di masa depan, keuangan pun harus sehat, bukan?

Oleh karena itu, berikut mindset dengan cara-cara ampuh ini untuk menghilangkan kebiasaan boros pada wanita menurut Ninet.

Baca juga: Pemprov DKI Izinkan Warga yang Berpenghasilan Rp 14, 8 Juta Beli Rumah DP nol Rupiah

Baca juga: Raih Penghargaan Tokoh Peduli Daerah di TPA 2021, Bambang Purwanto Bakal Bekerja Lebih Keras Lagi

1. Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan

Bila kamu sering membeli barang karena diskon bertebaran namun jarang dipakai, maka sudah saatnya mengatur ulang skala prioritas keuangan kamu.

“Kamu harus lebih memahami tentang kebutuhan dan keinginan,” ungkap Ninet.

Ninet menjelaskan, kebutuhan adalah sesuatu yang sangat diperlukan bagi manusia untuk kelangsungan hidupnya.

Hal ini termasuk kebutuhan pangan, sandang, dan papan. Namun tidak dibeli secara berlebihan.

Sedangkan keinginan dapat diartikan akan suatu perasaan ingin memiliki sesuatu, tanpa memikirkan apakah mendesak atau tidak, butuh atau tidak.

Dilihat dari sifatnya, kebutuhan bersifat terbatas. Bila kebutuhan sudah terpenuhi maka sudah langsung selesai. Sedangkan keinginan tidak terbatas. Setelah keinginan tercapai, maka keinginan berikutnya akan terus bermunculan.

“Banyaknya keinginan dan memaksakan keadaan untuk memenuhinya, bisa jadi besar pasak daripada tiang,” jelasnya.

Saran Ninet, perlu bagi kamu untuk memprioritaskan kebutuhan di atas keinginan. Sebelum berbelanja,
tanyakan pada diri kamu sendiri:

Sebenarnya apa ini kebutuhan atau keinginan?
Apakah kamu membutuhkannya saat ini?
Apakah benda ini bermanfaat untuk sekarang hingga nanti?
Bagaimana kalau benda ini tidak dibeli sekarang?
Bila kamu sudah biasa melakukan hal tersebut, maka nantinya kamu akan lebih bijaksana dalam membeli
suatu barang.

Baca juga: Daftar 5 Buah Tak Boleh Dimakan Sebelum Minum Obat, Jangan Sampai Salah Ya!

Baca juga: Ingin Cari Tahu Kandungan Produk Kecantikanmu? Begini Caranya

2. Mulai Tulis Daftar Belanja

Setelah kamu sudah bisa membedakan kedua hal tadi, maka saatnya untuk kamu menulis daftar belanja secara rinci.

Untuk pertama kali, memang hal ini menjadi suatu hal yang melelahkan.

Namun Ninet berkata, kamu harus mulai menanamkan kesadaran diri sendiri untuk membeli barang yang dibutuhkan saja.

“Bisa juga memanfaatkan reminder di smartphone yang bisa menampilkan daftar belanjaan yang sudah disimpan," tegas Ninet.

3. Jadwalkan Waktu untuk Berbelanja

Kata Ninet, cobalah buat satu hari khusus untuk belanja. Jangan lupa untuk melakukan cara di atas, agar kamu tahu apa saja yang boleh dibeli dan memang dibutuhkan.

“Jangan membawa kartu kredit di luar hari belanja. Dengan membawa banyak kartu kredit, maka kemungkinan untuk boros akan semakin tinggi,” tegasnya.

4. Ajak Orang yang Kritis Keuangan saat Belanja

Stimulus untuk mengubah kebiasaan baru bukan hanya dari diri sendiri, namun juga dari orangterdekatmu. Bisa dari teman ataupun saudara.

Ninet pun meyakinkan bahwa lingkungan sekitar sangat memengaruhi pengambilan keputusan kamu saat berbelanja.

“Kalau kamu punya teman atau saudara yang cukup kritis soal keuangan, ajak dia untuk pergi
berbelanja,” sarannya.

Lainnya, kamu juga bisa bertanya banyak soal tips hemat pengeluaran darinya. Dari hal ini diharapkan
bisa memendam sifat impulsifmu dalam berbelanja.

Baca juga: Pesan Khusus Inul Daratista pada Nadya Arifta soal Asmara Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue

Baca juga: Langkah Teddy Bereskan Warisan Lina Jubaedah, Ayah Sambung Putri Delina Mengalah pada Rizky Febian?

5. Mulai Hentikan Kebiasaan Stalking di Situs Belanja Daring

Bila kamu sebelumnya rajin berburu diskon atau promo di situs belanja, maka sudah saatnya untuk menghentikan kebiasaan tersebut secara perlahan.

Belanja online memang memudahkan kita, karena tinggal melakukan beberapa klik untuk menghanguskan isi rekening tabungan.

Oleh karena itu, Ninet berpesan untuk mulai berhenti melihat-lihat saja, karena kamu akan rentan boros berbelanja online.

6. Mencatat Setiap Pengeluaran

Cara terakhir ini mungkin terlihat sederhana namun penting untuk dilakukan.

Catat setiap pengeluaran yang kamu lakukan. Dimulai dari kebutuhan tetap bulanan, hinga ke pengeluaran kecil, sepeti bayar parkir, tip untuk ojol, dan lainnya.

“Di akhir bulan kamu tahu, pos apa saja yang paling banyak menghabiskan uangmu,” tutupnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved