Keributan Oknum Polisi dan Anggota Ormas Berujung Penyegelan 24 Kafe di Koljem Cilincing
Insiden keributan antara seorang oknum polisi dengan anggota ormas berujung penyegelan 24 kafe remang-remang di kolong jembatan, Cilincing, Jakut.
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Anggota Unit Reskrim Polsek Cilincing yang dipimpin AKP Imanuel Sinaga lantas menggedor pintu kafe tersebut sembari meminta penghuni di dalamnya keluar.
Namun, bukannya mengindahkan perintah petugas, wanita yang ada di dalam kafe tersebut malah tak menyahut dan mencoba melarikan diri.
Tanpa basa basi, AKP Imanuel langsung saja mendobrak pintu kafe tersebut.
Baca juga: Penjual Nasi Goreng Gemetar Potongan Tubuh Manusia Menimpa Lapaknya, Terdengar Suara bak Ledakan
Ia kemudian masuk dari celah yang berhasil didobrak untuk mencari keberadaan wanita berambut cokelat tersebut.
Dari pintu masuk, terdapat koridor kecil yang di sudutnya tampak keberadaan dua wadah berisi puluhan botol bir utuh.
Koridor tersebut langsung mengarah ke sebuah kamar.
Terpantau kamar dalam kafe itu ditinggalkan penghuninya dengan kondisi pendingin ruangan dan TV masih menyala.
Polisi kemudian menyusuri kamar tersebut dan mendapati ruangan belakang di dalam kafe yang pintunya sudah terbuka.
Pintu tersebut mengarah ke gang kecil di belakang kafe yang langsung berhadapan dengan hunian lain.
Ketika petugas menyisir hunian di belakang kafe, baru lah muncul si wanita yang tadi sempat mencoba kabur.
Wanita itu beralasan panik saat petugas gabungan datang. Ia pun mengaku akan menelepon suaminya.
"Bentar pak, saya telepon suami saya dulu," kata dia.
Ia juga mengaku tak biasa ada razia petugas gabungan seperti ini.
Alhasil, dirinya pun mencoba kabur saat pintu kafenya didobrak.
"Saya nggak biasa (ada razia) begini pak, makanya takut," kata dia.
Adapun setelah didobrak, kafe bernomor 203 tersebut langsung disegel dengan garis polisi.
Bersama petugas Satpol PP, polisi juga memasang label penutupan sementara pada pintu kafe tersebut.
Warga minta kafe jadi pusat kuliner
Puluhan kafe remang-remang di kolong jembatan RW 08 Kelurahan Cilincing, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, dinilai meresahkan warga.
Setiap malam, sedikitnya 24 kafe yang ada di lokasi tersebut sering menimbulkan kerumunan.
Alhasil, kebisingan dari musik-musik yang dikumandangkan dari malam hingga dini hari pun tak terhindarkan.
Tak hanya itu, pengunjung kafe-kafe tersebut juga kerap kali membuat kegaduhan.
Keributan serta kegaduhan yang sering timbul ini pun dikeluhkan warga.
Baca juga: Simpatisan Rizieq Shihab Terlibat Adu Mulut dan Saling Dorong dengan Polwan di PN Jakarta Timur
Apalagi, kafe-kafe tersebut juga sering menjadi tempat pekerja seks komersial (PSK) menjajakan diri mereka.
Ketua RW 08 Kelurahan Cilincing, Yayat menuturkan, keberadaan kafe-kafe di kolong jembatan tersebut sudah sekitar 20 tahun lamanya.
Yayat mengakui bahwa pada kenyataannya keberadaan puluhan kafe remang-remang itu memang meresahkan.
"Kalau dibilang meresahkan ya meresahkan. Apalagi kalau kafe-kafe kayak gitu kan menjual minuman keras juga ya," kata Yayat di lokasi.
Yayat juga menyoroti keberadaan para PSK yang setiap malam mangkal di kafe-kafe tersebut.
Ia berharap, daripada dipergunakan untuk tempat maksiat, kafe-kafe tersebut sebaiknya disulap menjadi pusat kuliner.
"Ya daripada buat tempat PSK gitu, baiknya diganti ke tempat kuliner," ucapnya.
Menurut Yayat, usul terkait pengadaan pusat kuliner di lokasi yang sekarang ditempati kafe remang-remang sudah pernah diajukannya ke pemerintah setempat.
Namun, hingga kini usul tersebut belum terpenuhi.
"Ya saya berharap jadi kafe kuliner, jadi disulap dari ujung ke ujung. Ciri khas makanan yang dijual di Cilincing apa, karena kita ikan, ya ikan, sea food. Gitu sih harapan saya dan masyarakat," kata Yayat.