Sisi Lain Metropolitan

Menengok Suasana Pasien Rawat Inap di Pengobatan Patah Tulang Haji Naim, Maestro Pijat dari Cipete

Pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim tak hanya menyediakan jasa pijat saja, melainkan ada juga ruangan rawat inap bagi pasien

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Suasana di tempat pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). Pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim tak hanya menyediakan jasa pijat saja, melainkan ada ruangan rawat inap bagi pasien 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK - Pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim tak hanya menyediakan jasa pijat saja.

Haji Naim juga membuat ruangan rawat inap yang terletak di sebelah balai pengobatan.

Banyak pasien rawat inap yang butuh penanganan intensif sampai berbulan-bulan di sana.

Di ruang rawat inap itu, Dion Marbun (29) duduk selonjoran di atas kasur. 

Suasana teras pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021).
Suasana teras pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Terlihat kedua pahanya dibebat dengan perban. Di samping bawah dipan Dion, kekasihnya masih tidur pulas beralaskan matras hitam. Ia menemani Dion selama masa penyembuhan

Sebab, pria asal Dolok Sanggul, Sumatera Utara tersebut merantau sendiri ke Ibu kota sejak tahun 2017.

Dion yang bekerja sebagai petugas security bank swasta di kawasan Kedoya, Jakarta Barat, sudah sebulan lebih dirawat di pengobatan Haji Naim.

Baca juga: Ngaku Ayahnya Polisi, Pendukung Rizieq Shihab Nangis Saling Dorong dengan Polwan: Gue Bukan Binatang

Baca juga: Sempat Memanas Saling Dorong, Mobil Komando Aparat Kepolisian Putar Asmaul Husna Cairkan Suasana

Baca juga: Sang Maestro Pijat dari Cipete, Haji Naim Penyembuh Patah Tulang: Pakai Minyak Asli Cimande

Ia mengalami kecelakaan tunggal saat mengendarai motor arah pulang dari kantor di lampu merah Jalan Panjang, Kedoya, Jakarta Barat.

Ketika terjatuh dari motor, teman-temannya sesama komunitas motor membawa Dion ke pengobatan Haji Naim.

"Pas saya jatuh, saya diantar ke sini sama teman-teman," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (17/3/2021).

Pada saat awal penanganan, Dion tak kuasa menahan rasa sakit. 

Dion Marbun, tampak duduk selonjoran di atas kasur. Kedua pahanya dibebat perban. Ia dirawat hampir sebulan lebih di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021).
Dion Marbun, tampak duduk selonjoran di atas kasur. Kedua pahanya dibebat perban. Ia dirawat hampir sebulan lebih di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Awal-awal sampai teriak pas ditindak. Sekarang sudah enggak sakit," lanjutnya.

Ada juga makanan yang menjadi pantangan Dion selama dirawat. Di antaranya, Pisang, nanas dan ayam tidak boleh dimakan.

Dion belum tahu sampai kapan ia berada di sini. Sampai saat ini, ia masih belum bisa berjalan.

Ia memperkirakan sekitar dua bulan kedua kakinya bisa berjalan.

Kecelakaan Kerja

Tak jauh dari Dion berbaring, Deri (36) tampak duduk di atas kasur. 

Deri, pasien patah tulang. Paha kirinya dibebat perban. Ia sudah bisa berjalan menggunakan tongkat kruk pada Rabu (17/3/2021).
Deri, pasien patah tulang. Paha kirinya dibebat perban. Ia sudah bisa berjalan menggunakan tongkat kruk pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Terlihat sepasang tongkat kruk berada di sampingnya.

Warga Utan Kayu, Jakarta Timur tersebut sudah bisa berjalan selepas dirawat selama sebulan lebih.

Ia mengalami patah tulang di bagian tulang paha kiri dekat pinggang.

Musibah itu disebabkan karena kecelakaan kerja. Saat itu, Deri sedang membetulkan atap rumah.

Setelah selesai kerja, ia kembali naik ke atas untuk mengambil sejumlah perkakas yang tertinggal.

Namun, ia tak sengaja menginjak plafon di atap itu sehingga terjeblos ke bawah. Jarak ke bawah sekitar 2 meter lebih.

"Saya jatuh lagi benerin atap di plafon," ungkapnya kepada TribunJakarta.com.

Deri langsung dibawa ke pengobatan Haji Naim. Selama di perjalanan, kaki kirinya tak bisa diluruskan.

Kaki Deri yang terus ditekuk, diluruskan oleh pengurut.

Ia pun tak kuasa menahan rasa sakit. 

"Aduh sakitnya minta ampun. Pas ditarik, sakit banget," ujarnya.

Kini, sudah sebulan lebih ia dirawat. Deri sudah bisa berjalan dibantu dengan tongkat kruk. Menurutnya, kakinya sudah membaik.

Namun, ia belum bisa sembarang makan. Ada sejumlah makanan yang menjadi pantangan. 

Soalnya, Deri sempat memesan seporsi bakso disertai mie kuning.

Sehabis makan bakso dan kuahnya, ia tak bisa tidur seharian. Ia menduga karena tak boleh memakan mie.

Baca juga: Sempat Memanas Saling Dorong, Mobil Komando Aparat Kepolisian Putar Asmaul Husna Cairkan Suasana

"Padahal mienya enggak saya makan, mungkin karena tercampur dengan kuahnya. Jadinya enggak bisa tidur seharian," tambahnya.

Pak haji, sebutan Deri untuk pengurut, rutin setiap hari memeriksa kondisinya.

Namun, waktunya tak tentu. Bisa pagi, siang atau sore menjelang pulang.

"Pak haji enggak tentu datang ke sini. Tapi dia iseng, kadang kaki kita diangkat setelah itu langsung dilepas," pungkasnya.

Sejak tahun 1960

Tak jauh dari balai pengobatan alternatif itu, terdapat rumah salah satu anak dari keturunan Haji Naim bernama Sanusi. 

Seorang pria (baju oren) menahan sakit saat kaki kanannya diurut di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021).
Seorang pria (baju oren) menahan sakit saat kaki kanannya diurut di pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Di teras rumahnya, ia bercerita bahwa ayahnya, Naim sempat berguru ke aliran pencak silat Cimande. Di sana, ia tak hanya belajar bela diri, melainkan juga mendalami pengobatan patah tulang.

"Ayah saya Haji Naim orang yang suka merantau dulunya (berguru). Ke Banten, ke Cirebon akhirnya ke Cimande. di Cimande belajar mendalami pengobatan patah tulang," katanya.

Begitu mahir memijat, Naim tak langsung membuka jasa pijat patah tulang. Awalnya, ia sering membantu orang sekitar dan tetangga yang mengalami patah tulang

Karena ahli dalam menyembuhkan patah tulang, namanya pun mulai santer terdengar. Naim kemudian mendirikan pengobatan ini pada tahun 1960.

"Dulu bantuin orang sakit, jadi dikata buka ya namanya orang butuh pertolongan, yaudah rumah kita diubah menjadi tempat praktik," ujar Sanusi.

Sanusi mengenang awalnya Naim menangani pasien di depan teras rumah mereka. 

Namun, jumlah pasien yang datang terus bertambah membuat Naim melebarkan tempat pengobatannya. Selain itu, ada juga yang butuh perawatan inap.

Suasana di tempat pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021).
Suasana di tempat pengobatan alternatif Haji Naim pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Akhirnya, rumahnya dijadikan balai pengobatan alternatif patah tulang dan rawat inap sampai sekarang.

Balai itu beralamat di Jalan MPR III Dalam No. 24, Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

"Dulu kadang kan kalau pasien yang harus rawat inap dibawa ke dalam rumah. 'Wah kalau begini enggak ngena nih'. Padahal ini khusus rumah, jadi kita bikin tempat penginapan pasien," tambahnya.

Minyak asli Cimande

Ciri khas dari pengobatan patah tulang Haji Naim adalah pemakaian minyak khas dari Cimande.

Minyak itu ibarat obat mujarab untuk menyembuhkan patah tulang.

Pergelangan tangan kiri Sri (cadar hitam) diperban usai diurut di pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021).
Pergelangan tangan kiri Sri (cadar hitam) diperban usai diurut di pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Sanusi menjelaskan minyak Cimande di antaranya terbuat dari minyak kelapa dan tebu.

Minyak itu didatangkan langsung dari Cimande.

"Nanti ada yang nganter dari Cimande. Enggak kita buat sendiri. Nanti di sini baru kita campur lagi," lanjutnya.

Bila sudah tiba, minyak itu akan ditambahkan putih telur. Sanusi beralasan penggunaan putih telur dipercaya bisa mengencangkan tulang.

"Nanti menyerap ke dalam buat ngencengin. Kayak dipasang gips," lanjutnya.

Pembuatan minyak Cimande secara massal, cerita Sanusi, juga tak bisa sembarang waktu. 

Ia mencontohkan di hari-hari besar biasanya minyak tersebut dibuat banyak.

"Enggak setiap hari dibikin, biasanya ya ada Maulid Nabi baru bikin. Kalau Maulid bikin banyak," jelasnya.

Ada amalan yang harus dilakukan kala membuat minyak Cimande seperti berpuasa dan berdoa.

Baca juga: Sempat Memanas Saling Dorong, Mobil Komando Aparat Kepolisian Putar Asmaul Husna Cairkan Suasana

"Iya harus puasa dalam pembuatannya. Kan kita minta Allah. Ada puasa, Dzikir, doa juga" tambahnya.

Selain minyak yang khas, pengobatan Haji Naim juga menggunakan batang bambu dan potongan kardus sebagai penyangga tulang yang patah.

Dulu, ia sempat menggunakan kulit waruk sebelum menggunakan bambu. Namun, kulit tersebut sudah sulit ditemukan.

Tak pasang tarif

Haji Naim sempat berpesan kepada keturunan yang meneruskan jasa pijat patah tulang agar tidak memberikan tarif kepada pasien.

Pasien membayar jasa pijat seikhlasnya saja. 

"Sebetulnya dari dulu begitu. Kalau emang orang enggak ada, enggak usah ngasih enggak apa-apa," katanya.

Suasana teras pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021).
Suasana teras pengobatan alternatif patah tulang Haji Naim, Cipete, Cilandak, Jakarta Selatan pada Rabu (17/3/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Pasiennya pun tak hanya berasal dari warga Jakarta saja. Banyak juga orang daerah yang datang ke pengobatan ini. Rata-rata, Sanusi dan pemijat lainnya meladeni sekitar 100 orang per hari bahkan bisa lebih.

Nama Haji Naim pun telah menggema sampai menembus mancanegara. 

"Dari luar juga ada. Dari Amerika, Singapura, Malaysia. Orang Afrika juga ada. Orang Singapura terbang sengaja menginap di hotel memang pengen ke sini," ucapnya.

Pengobatan alternatif ini kini diteruskan oleh anak cucu Haji Naim. Haji Naim yang meninggal pada tahun 1981 itu berpesan agar pengobatan ini terus dilestarikan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved