Payudara Diremas Pengendara Motor, Wanita Pegawai Kafe Menangis Sendirian di Jalan: Korban Trauma
Seorang wanita pegawai kafe di Karawang, Jawa Barat, mengalami tindakan yang tidak menyenangkan dari seorang pengendara motor.
TRIBUNJAKARTA.COM - Seorang wanita pegawai kafe di Karawang, Jawa Barat, mengalami tindakan yang tidak menyenangkan dari seorang pengendara motor.
Wanita pegawai kafe yang bekerja di kawasan Galuhmas, Kecamatan Teluljambe Timur, Karawang, itu mengalami begal payudara.
Pelecehan ini mulai terungkap saat teman korban berinisial RM (22) mendapati kawannya menangis.
"Saya pulang kerja bareng karena satu arah. Naik motor sendiri-sendiri," katanya kepada Tribun Jabar, Kamis (25/3/2021).
Saat itu sekitar pukul 22.30 WIB.
Sesampainya di sekitar Bunderan RSUD Karawang dari arah Ulekan Sukaharja, ia melihat korban tengah menangis sendirian.
Ketika ditanya, korban mengaku dadanya diremas oleh seorang pengendara sepeda motor yang mengikutinya dari belakangnya.
Baca juga: Temuan Potongan Kaki di Tangsel Masih Misterius, Polisi Belum Temukan Identitas: Pemeriksaan DNA
Baca juga: Tangis Keluarga Pecah Antarkan 5 Korban Kebakaran ke Peristirahatan Terakhir, Adik: Benar-benar Baik
Baca juga: HASIL Piala Menpora Grup A: Nasib Arema FC di Ujung Tanduk, Barito Putera dan PSIS Punya Poin Sama
"Teman saya langsung trauma karena kejadian ini. Pelaku menggunakan sepeda motor, mengenakan pakaian merah dan topi," katanya.
Pria Juga Pernah jadi Korban Begal Payudara
Rupanya korban begal payudara tak hanya wanita, tetapi juga pria, seperti yang terjadi pada seorang pria di Sleman yang menjadi korban begal payudara.
Kisah seorang pria yang menjadi korban begal payudara viral di media sosial.
Akun Twitter @banumelody, Rabu 13/1/2021), yang pertama kali mengisahkan peristiwa seorang pria jadi korban begal payudara.
Akun Twitter @banumelody mencuitkan bahwa dia menjadi korban begal payudara meskipun dia seorang pria.
TONTON JUGA:
Akun @banumelody menuturkan, peristiwa yang dialami itu terjadi saat melintas di Jalan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.
Kejadian tak menyenangkan itu dialami saat ia hendak masuk ke arah Perumahan Banteng, Ngaglik.
Baca juga: Isi Wasiat Syekh Ali Jaber Sebelum Meninggal Dunia Untuk Anak-anaknya, Keluarga Masih Menunggu
Baca juga: Ramalan Shio yang Bakal Berjaya Secara Finansial Jelang Perayaan Tahun Baru Imlek 2572
Baca juga: Profil Syekh Ali Jaber, Pendakwah Asal Madinah Berkewargaan Indonesia
Baca juga: Simak Hukuman dan Denda Bagi yang Menolak Untuk Disuntik Vaksin Virus Corona
"Barusan jadi korban remes te*** di jakal, Sleman, Yogyakarta . masuk jalan ke arah perumahan banteng," tulis akun @banumelody.
Ia pun mengaku heran meski berambut panjang, dirinya seorang laki-laki.
"Si go**. Aku kan laki rambut panjang, lah diremes," katanya.
"Dia ngejar dari belakang. Trus ngeremes dada kanan. Lah... " tambahnya.

Ia mengaku sempat mengejar, tetapi pelaku langsung melarikan diri.
Meski ia laki-laki, akun @banumelody mengaku kaget dan sempat syok.
"Ku kejar dia langsung ngebut. Hati2 ya buat para cewek. Aku aja kaget dan langsung ngefreeze lho.. shock," katanya.
Ia pun membantah anggapan pelecehan seksual dipicu oleh perempuan yang mengumbar aurat atau berpenampilan terbuka.
Sebab, kala itu dirinya memakai mantel dan baju yang tebal serta bercelana panjang.
Bahkan, ia memakai helm dan balaclava (penutup kepala yang menutupi hampir semua bagian kepala kecuali mata dan hidung).
"Yg sering bilang, 'makanya aurot, penampilan tuh dijaga, biar g ngundang napsu'. Ga gitu gess! Krn gerimis, ane pake mantel baju + celana panjang, tebel, pake balaclava + helm.
Cuma kelihatan rambut panjang ane, dikit aja di celah balaclava-helm. Eh dibegal payudara. Ane laki," ujarnya.
Ia mengaku tak sempat melawan karena merasa sangat kaget menjadi korban begal payudara.
@banumelody berusaha mengejar pelaku, tapi tak terkejar karena pelaku kabur.
Alhasil, cerita seorang pria yang menjadi korban begal payudara ini pun viral di media sosial Twitter.
Hingga Kamis (14/1/2021), cerita tersebut telah di-retweet sebanyak lebih dari 20 ribu kali.
Cerita tersebut juga dikomentari lebih dari 2,9 ribu kali dan disukai lebih dari 55 ribu kali warganet di Twitter.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, pemilik akun bernama Banu ini membenarkan ceritanya.
Banu mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (13/1/2021) dini hari sekira pukul 01.10 WIB.
Kala itu, Banu yang berprofesi sebagai programmer ini baru selesai bekerja lembur.
Ia hendak pulang ke rumahnya yang melewati Jalan Banteng Raya, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.
Kemudian, peristiwa tak terduga itu pun terjadi.
"Saya pulang lembur dari kantor saat hujan mulai reda, menggunakan mantel dan sepeda motor matic dari arah Jalan Kaliurang lalu masuk ke Jalan Banteng Raya."
"Karena jalan yang sedikit rusak, maka saya berkendara dengan lebih pelan."
"Tiba-tiba ada kendaraan mendekat lalu melakukan tindakan memegang dada saya," kata Banu kepada Tribunnews, Rabu (13/1/2021).
Setelah itu, Banu mengaku sempat merasa kaget dan mengira orang yang memegang dadanya itu adalah temannya.
Namun, lantaran minimnya kondisi penerangan dan derasnya rintik hujan, Banu pun kurang yakin dengan penglihatannya.
Tak lama kemudian, pelaku pembegal dada itu memperlambat laju kendaraannya untuk melihat respons Banu.
Sontak, Banu pun menyadari sang pelaku itu bukan temannya.
Ia pun berteriak dan mengejarnya namun pelaku pembegal dada itu sudah terlampau jauh.
"Pelaku sempat memperlambat laju kendaraan dan melihat respons saya."
"Sadar bahwa itu bukan teman saya, lalu saya berteriak ke arah dia, sontak dia kabur. Saya kejar tapi sudah terlanjur jauh," ujar pria berusia 30 tahun ini.
Banu menuturkan, kala itu dirinya berpakaian tertutup.
Ia mengenakan jas hujan dan jaket.
Bahkan, rambut panjangnya pun hanya terlihat keluar di antara jas hujan dan balaclava.
"Saya membawa ransel, tertutup mantel jaket, mengenakan balaclava dan helm."
"Sebenarnya rambut saya hanya kelihatan sedikit antara balaclava dan jaket, mungkin pelaku mengira saya perempuan," jelas Banu.
Dari kejadian ini, Banu pun menyadari penampilan yang terbuka tidak berkaitan dengan tindakan pelecehan.
Nyatanya, dirinya yang berpenampilan tertutup pun menjadi korban pelecehan.
"Bagi yang menyalahkan dandanan akan mengundang pelaku pelecehan, saya rasa tidak. Penampilan saya justru tidak terbuka," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Begal Payudara Berkeliaran di Karawang, Pakai Kaus Merah dan Topi, Korban Menangis di Bunderan RSUD
(Tribunjabar.id/Cikwan Suwandi)
Berita lainnya terkait kasus begal payudara