Uang Rp3 Juta, Honda Jazz hingga Tuduhan Selingkuh, Setumpuk Alasan Anak Tega Bunuh Ayah Kandungnya

Uang Rp 3 juta, Honda Jazz hingga tuduhan selingkuh jadi setumpuk alasan anak tega bunuh ayah kandungnya sendiri.

Editor: Elga H Putra
TRIBUNMEDAN
Ilustrasi pembunuhan. Uang Rp 3 juta, Honda Jazz hingga tuduhan selingkuh jadi setumpuk alasan anak tega bunuh ayah kandungnya sendiri. 

TRIBUNJAKARTA.COM, MALANG - Uang Rp 3 juta, Honda Jazz hingga tuduhan selingkuh jadi setumpuk alasan anak tega bunuh ayah kandungnya sendiri.

Perbuatan sadis dan durhaka itu dilakukan oleh Adi Pratama (25) kepada ayahnya Tamin (46).

Peristiwa itu terjadi di Desa Bumirejo, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Sejauh ini, polisi mencatat ada tiga motif yang membuat Adi Pratama tega membunuh ayahnya sendiri dengan cara membabi buta.

Kapolres Malang, AKBP Hendri Umar membebrkan, pelaku sempat meminta dibelikan mobil Honda Jazz kepada ayahnya.

Namun permintaan itu tak dituruti.

Baca juga: Istri Hamil Tua, Suami Malah Rudapaksa Siswi SMP Bersama Dua Saudaranya, Ancam Sebar Foto Korban

Pelaku juga sempat meminta uang Rp 3 juta.

"Tujuan pelaku meminta Rp 3 juta itu untuk kebutuhan sehari-hari."

"Selain itu, pelaku juga mengungkapkan bahwa seringkali ayahnya tidak menuruti kemauannya."

"Contohnya saat meminta mobil Honda Jazz namun tidak dipenuhi,” beber Hendri.

Baca juga: Janin Tertinggal Bongkar Skandal Wanita Bersuami dengan Teman Kerja, Butuh Sentuhan Malah Kebablasan

Baca juga: Dokter Muda Main Api Ketahuan Istri, Dendam Lalu Sebar Video Syur dengan Pacar Gelap yang Bersuami

Baca juga: Kisah Deden dan Alip Ba Ta, Sukses Sihir Banyak Musisi Dunia, Dream Theater hingga Avenged Sevenvold

Insiden anak kandung bunuh ayah ini juga disertai tuduhan perselingkuhan.

Adi yang pernah menikah ini pernah menuduh ayahnya jadi biang kerok hubungan rumah tangganya berakhir.

Tersangka menaruh curiga jika ayahnya berselingkuh dengan mantan istrinya.

Padahal, tuduhan tersebut tidak benar adanya.

"Pelaku ini curiga bapaknya berselingkuh dengan mantan istrinya."

Baca juga: Ada Tisu Bekas Sperma, Prostitusi Berkedok Panti Pijat Dibongkar, Pelanggan Asal Bogor Diamankan

Baca juga: Ada Oknum RT Nakal Potong Bansos Tunai Milik Warga, Anak Buah Anies: Buat Ongkos Jalan

"Padahal itu sama sekali tidak bisa dibuktikan dan hanya rekaan-rekaan dari si pelaku saja,” tegas Hendri.

Sementara itu, setelah diamankan, pelaku dibawa menuju RSJ Lawang untuk mengetahui kondisi psikologis sekaligus kejiwaannya.

"Kalau memang ditemukan gangguan kejiwaan akan kita proses sesuai aturan yang berlaku untuk kasus orang-orang dengan gangguan kejiwaan,” jelasnya.

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara dan Pasal 351 Ayat 3 tentang penganiayaan yang menyebabkan kematian dengan ancaman hukuman 7 tahun penjara.

Di sisi lain, tersangka Adi diam seribu bahasa ketika ditanya motif serta dendam yang alami kepada bapaknya.

Pria bertato ini hanya menatap dan berjalan ketika memasuki ruang tahanan Polres Malang.

Adi Pratama membacok ayahnya berkali-kali secara membabi buta pada Selasa (23/3/2021) dini hari.

“Saat dilakukan identifikasi, pelaku meminta uang Rp 3 juta, tapi hanya dikasih Rp 1 juta."

Adi Pratama pelaku pembunuhan sadis kepada ayah kandungnya sendiri saat diamankan di Polres Malang.
Adi Pratama pelaku pembunuhan sadis kepada ayah kandungnya sendiri saat diamankan di Polres Malang. (Surya Malang/ M. Erwin)

"Inilah yang membuat pelaku kalap dan melakukan upaya penganiayaan kepada korban,” ungkap Kapolres Malang/

Saat membacok korban, Adi dikabarkan menggunakan senjata tajam sejenis celurit.

"Bekas lukanya cukup parah di muka, punggung, pergelangan tangan kanan, kemudian di pinggang sampai ke bawah ada luka bakar,” ujar Hendri.

Usai membunuh ayahnya, Adi melarikan diri ke sebuah kebun tebu yang tak jauh dari kediamannya.

Ia bersembunyi dengan mengendarai motor Yamaha Vixion.

Hingga akhirnya pada Rabu (24/3/2021) malam, tersangka yang melarikan diri itu ditangkap oleh polisi.

Kapolres menyatakan, kondisi kejiwaan pelaku diduga mengalami gangguan.

“Karena sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit jiwa yang ada di Kecamatan Lawang,” jelas Hendri.

Baca juga: Nasib Malang Gadis Pemandu Lagu Tewas Dibunuh, Diduga Dirudapaksa, Keluarga Akui Baru Tahu dari FB

Baca juga: Anak Bacok dan Bakar Ayah Kandung di Malang, Warga Dengar Suara Teriakan di Malam Sebelumnya

Kronologi Pembunuhan

Jenazah Tamin ditemukan dalam kondisi bersimbah darah di kediaman anak kandungnya pada Selasa (23/3/2021) pagi.

Kepala Desa Bumirejo, Sugeng Wicaksono menuturkan, sebelum mayat ditemukan, ada salah satu tetangga yang mendengar sebuah teriakan yang berasal dari rumah warga bernama Adi, pada Selasa dini hari.

Adi diketahui merupakan anak kandung Tamin.

Lalu, saat sinar matahari mulai terbit, warga yang bernama Sutrisno mencoba mendatangi rumah Adi.

Saksi mendatangi rumah korban karena penasaran sosok korban tidak terlihat pulang ke rumah sejak semalam.

Sesampainya di rumah korban, saksi berteriak memanggil nama Tamin.

Namun, teriakan tersebut tak kunjung mendapat respon dari korban.

Baca juga: Terakhir Terlihat Warga di Tepi Hutan Sedang Bermain, 2 Bocah di Pemalang Hilang Misterius

Penasaran, saksi kemudian mencoba memasuki rumah tersebut lewat garasi yang ternyata tidak terkunci.

"Setelahnya, saksi mendapati korban sudah terbujur kaku dengan bercak darah di lantai," ujar Sugeng ketika dikonfirmasi.

Sugeng menambahkan, luka sayatan yang dialami korban terdapat di bagian wajah.

Bahkan terdapat luka bakar di bagian kaki korban.

Sugeng menerangkan korban saat ini telah dibawa ke kamar mayat RSSA Kota Malang.

"Mengetahui peristiwa itu, saksi kemudian melaporkan ke polisi," beber Sugeng.

Sugeng juga bercerita, Adi merupakan anak kandung Tamin.

Namun, Tamin tidak tinggal serumah dengan Adi.

Korban tinggal di sebuah rumah yang berjarak 500 meter dari kediaman Adi.

Tamin tinggal bersama istrinya.

Di rumah yang menjadi TKP penemuan mayat itu, Adi tinggal sendirian setelah bercerai dengan istrinya.

Diketahui, Tamin acap kali pergi ke rumah yang ditinggali Adi untuk melihat kondisi Adi yang dikabarkan depresi.

"Adi ini anak pertama Pak Tamin."

Baca juga: Gagal Pakai Pesawat, 1 Keluarga Korban Kebakaran di Matraman Dibawa ke Pariaman Pakai Ambulans

Baca juga: Maut di Depan Pintu, Ini Kisah Nanang dan Nenek Salmi Lihat Api Berkobar di Kontrakan Gang Buntu

"Informasinya, Adi mengalami depresi selama beberapa tahun belakangan."

"Sudah sering dibawa berobat ke mana-mana, keluar masuk RSJ," ungkap Sugeng.

Ketika peristiwa penemuan mayat itu berlansung, saksi mata tidak mendapati keberadaan Adi di rumahnya itu.

"Karena, saat dan pasca kejadian pemuan mayat itu (Adi) sudah tidak ada dirumah itu," ucap Sugeng.

Semasa hidup, Sugeng bercerita jika Tamin merupakan sosok yang pendiam.

"Kalau selama ini Pak Tamin dikenal baik, pendiam orangnya," tutup Sugeng.

Artikel ini disarikan dari suryamalang.com

Sumber: Surya Malang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved