Menguak Misteri Dua Orang di Tepi Danau Kenanga UI Sebelum Kematian Akseyna Ahad Dori

Ayah almarhum Akseyna, Marsekal Pertama TNI, Mardoto, mengatakan, dirinya terus mendapat petunjuk yang merujuk pada kematian anaknya.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Danau Kenanga UI, lokasi penemuan jasad almarhum Akseyna Ahad Dori. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Hari ini merupakan tepat enam tahun kasus kematian Akseyna Ahad Dori alias Ace, mahasiswa jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI).

Enam tahun silam pada hari ini, jasad Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, dan langsung mengejutkan seluruh civitas kampus.

Namun hingga hari ini, penyebab kematian Akseyna masih belum terungkap, dan terus menjadi misteri yang tidak terpecahkan.

Ayah almarhum Akseyna, Marsekal Pertama TNI, Mardoto, mengatakan, dirinya terus mendapat petunjuk yang merujuk pada kematian anaknya.

Satu di antara petunjuk itu adalah sebuah foto, yang memperlihatkan dua orang berdiri tepat di tepi Danau Kenanga UI, tepat dua hari sebelum Akseyna ditemukan tewas mengambang.

Mardoto mengungkapkan, dua sosok orang yang berdiri di tepi danau itu bukan Akseyna diantaranya.

Baca juga: Polisi Ungkap Identitas Mayat Wanita di Pinggir Sungai Cisadane, Korban Berusia 23 Tahun

Baca juga: Ahmad Yani Ungkap Ada Orang Tak Dikenal Depan Rumahnya Sebelum Bom Palsu Ditemukan

Baca juga: Razia Kawasan Tanpa Rokok di Mal, Satpol PP Tangerang Selatan Amankan 52 Asbak

“Nggak ada sosok Ace (Akseyna). Foto yang dikirim netizen, dua sosok orang yang diduga itu ada kaitannya dengan kasus Ace. Karena timingnya masuk, foto itu tanggal 24 Maret 2015, sekitar jam 09.00 WIB,” ujar Mardoto dalam pesan singkatnya pada wartawan, Jumat (26/3/2021).

Mardoto mengungkapkan, dirinya menemukan kejanggalan dalam foto tersebut.

“Jam segitu jarang ada yang duduk-duduk disitu. Jadi janggal. Itu foto diambil tak sengaja dari jarak jauh, di perpustakaan. Jadi agak kabur. Foto belum diserahkan ke polisi. Masih saya dalami,” tuturnya.

Mardoto menuturkan, dari semua bukti yang ia miliki, dugaannya pun masih sama bahwa putranya tewas dibunuh oleh “orang dekat”.

“Ya orang terdekat. Masih menduga yang sama. Siapanya enggak mungkin saya ungkapkan. Bagian dari pengumpulan informasi,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved