Dimediasi, Oknum Polisi dan Anggota Ormas yang Ribut di Kafe Koljem Cilincing Akhirnya Berdamai
Polsek Cilincing melakukan mediasi terhadap oknum polisi dan anggota ormas yang terlibat keributan di Kafe Stadium, wilayah kolong jembatan, Cilincing
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Menerima laporan, polisi langsung berkoordinasi dengan Satpol PP dan TNI guna menyegel kafe remang-remang yang menjual minuman keras da menjajakan pekerja seks komersial (PSK).
"Langsung saya perintahkan Unit Reskrim dan Satpol PP untuk tutup kafe tersebut," kata Eko.
"Semua, jumlahnya 24 kafe. Sementara hanya kafenya saja yang ditutup, penindakan (terhadap pemilik kafe) kita belum lakukan," kata Eko.
Adapun penutupan terhadap 24 kafe remang-remang itu dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Namun, Eko menegaskan bahwa kafe-kafe tersebut harus tutup selama pandemi Covid-19 masih merebak.
"Selama pandemi saya minta tutup," tutup Eko.
Baca juga: Penjelasan Ketua RW Terkait Perempuan yang Sempat Diamankan dari Kediaman Terduga Teroris
Kepanikan penghuni kafe
Di sela-sela penyisiran, petugas mendapati kafe bernomor 203 yang digembok dari luar, namun di dalamnya berpenghuni.
Anggota Unit Reskrim Polsek Cilincing yang dipimpin AKP Imanuel Sinaga lantas menggedor pintu kafe tersebut sembari meminta penghuni di dalamnya keluar.
Namun, bukannya mengindahkan perintah petugas, wanita yang ada di dalam kafe tersebut malah tak menyahut dan mencoba melarikan diri.
Tanpa basa basi, AKP Imanuel langsung saja mendobrak pintu kafe tersebut.
Ia kemudian masuk dari celah yang berhasil didobrak untuk mencari keberadaan wanita berambut cokelat tersebut.
Dari pintu masuk, terdapat koridor kecil yang di sudutnya tampak keberadaan dua wadah berisi puluhan botol bir utuh.
Koridor tersebut langsung mengarah ke sebuah kamar.
Terpantau kamar dalam kafe itu ditinggalkan penghuninya dengan kondisi pendingin ruangan dan TV masih menyala.
Polisi kemudian menyusuri kamar tersebut dan mendapati ruangan belakang di dalam kafe yang pintunya sudah terbuka.
Pintu tersebut mengarah ke gang kecil di belakang kafe yang langsung berhadapan dengan hunian lain.
Ketika petugas menyisir hunian di belakang kafe, baru lah muncul si wanita yang tadi sempat mencoba kabur.
Wanita itu beralasan panik saat petugas gabungan datang. Ia pun mengaku akan menelepon suaminya.
"Bentar pak, saya telepon suami saya dulu," kata dia.
Ia juga mengaku tak biasa ada razia petugas gabungan seperti ini.
Alhasil, dirinya pun mencoba kabur saat pintu kafenya didobrak.
"Saya nggak biasa (ada razia) begini pak, makanya takut," kata dia.
Baca juga: Penelitian Sampel Air dari Tempat Ikan Mati Mendadak di Kali Ancol Memakan Waktu 15 Hari
Adapun setelah didobrak, kafe bernomor 203 tersebut langsung disegel dengan garis polisi.
Bersama petugas Satpol PP, polisi juga memasang label penutupan sementara pada pintu kafe tersebut.