Pemkot Jakarta Pusat Sebut Pengamen Ondel-ondel Ganggu Ketertiban di Jalan Umum

Pemerintah Kota Jakarta Pusat akan menindak pengamen ondel-ondel di wilayahnya.

Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
TribunJakarta.com/Satrio Sarwo Trengginas
Boneka ondel-ondel yang biasanya dipakai pengamen berkeliling seputaran Jakarta dan sekitarnya di Kawasan Kramat Pulo, Senen, Jakarta Pusat pada Senin (29/3/2021). 

Mereka yang bersiap pergi mulai dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.

Beberapa bajaj dan mikrolet ngetem di sepanjang Jalan Kembang Pacar untuk mengangkut ondel-ondel.

Irsyad (20) bersama adiknya Arman (15) dan sepupunya, Ayini (9) hendak berangkat mengamen ondel-ondel meski hujan turun.

Mereka berencana pergi dengan bajaj ke daerah Pamulang, Tangerang Selatan.

"Nanti di sana hujan juga berhenti," ujar Irsyad.

Ia harus pergi menjauh ke pinggir agar tidak terendus petugas satpol pp. 

Sudah 2 tahun, Irsyad mengamen ondel-ondel. Penghasilannya dari ondel-ondel lumayan ketimbang pekerjaan sebelumnya.

Irsyad pernah bekerja dari petugas cleaning service di Mall Atrium lalu pembersih atm swasta. Kemudian, ia juga pernah bekerja sebagai sopir bajaj.

"Terus pindah ke ondel-ondel karena penghasilannya lumayan," ujarnya.

Hasil dari mengamen ondel-ondel untuk membantu menafkahi keluarga mereka. Sebab, ayahnya tak lagi bekerja sebagai ojek daring semenjak motornya disita rentenir. Irsyad dan Arman pun menjadi tulang punggung keluarga.

"Saya tiga bersaudara. Kakak yang pertama sudah menikah. Saya yang kedua dan adik ikut bantu-bantu orangtua. Uang hasil mengamen disatuin," lanjutnya.

Terkait larangan ondel-ondel di Jakarta, Irsyad sebenarnya tidak setuju. Soalnya, banyak pengangguran yang akhirnya memiliki pekerjaan dari mengamen ondel-ondel.

"Teman saya udah bisa nyekolahin anaknya dari ondel-ondel," lanjutnya.

Dalam sehari mengamen sebelum pandemi, Irsyad mengantongi sekitar Rp 700 ribu. Kini rata-rata sekitar Rp 300 ribu saja.

Penghasilan itu dikurangi setoran sekitar Rp 80 ribu, jajan Rp 20 ribu dan ongkos transportasi pergi-pulang Rp 200 ribu.

"Kemarin cuma dapet Rp 20 ribu per orang karena di jalan kondisinyua hujan," lanjutnya.

Bila larangan itu benar-benar diterapkan, Irsyad berharap pemerintah menyediakan lapangan kerja bagi pengamen ondel-ondel.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved