Tampilan Google Doodle Hari Ini Memakai Masker untuk Pencegahan Covid-19, Info Sekolah Tatap Muka
Pada tampilan Google Doodle hari ini, menampilkan huruf "G”, “o”, “o”, “g”, “l”, dan "e" memakai masker untuk pencegahan Covid-19.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ada yang berbeda dengan tampilan Google Doodle hari Selasa (6/4/2021) ini.
Pada tampilan Google Doodle hari ini, menampilkan huruf "G”, “o”, “o”, “g”, “l”, dan "e" yang mempraktikkan metode pencegahan Covid-19.
Huruf-huruf di Google Doodle ini memakai masker untuk pencegahan Covid-19.
Termasuk mengenakan masker ganda yang dilakukan karakter animasi “G” dan “e”, serta mereka pun menjaga jarak secara sosial.
Terdapat pula caption ‘Masks are still important. Wear a mask and save lives’ yang mengingatkan bahwa pandemi belum berakhir.
Ini bukan pertama kalinya, Google Doodle pada 8 April 2020 juga menyuarakan "Wear a Mask. Save Lives.” (Pakai Masker, Selamatkan Nyawa).
TONTON JUGA:
Perbedaannya pada Google Doodle hari ini, 6 April 2021 WIB, kampanye pakai masker juga menyuarakan memakai masker kain di atas masker sekali pakai.
Baca juga: Kembali Positif Covid-19 usai Divaksin, Camat dan Sekcam Di Subang Meninggal, Begini Kronologinya

Menurut badan pencegahan dan pengendalian penyakit di AS, CDC, pencegahan Covid-19 seperti bermasker ganda akan melindungi lebih baik.
Dilansir 9to5 Google, pandemi yang telah berlangsung jauh lebih lama dari yang diharapkan siapa pun, mengingatkan bahwa pencegahan Covid-19 adalah segalanya.
Sangatlah penting untuk selain menjaga kepentingan kita sendiri, juga melindungi orang lain.
Google sudah melakukan apa yang mereka bisa untuk mencegah penyebaran Covid-19 di antara karyawan mereka sendiri, dengan mempertahankan protokol pekerjaan mereka dari rumah, hingga musim panas mendatang.
Baca juga: Wali Murid SMAN 68 dan SMAN 1 Jakarta Belum Setuju Sistem Belajar Tatap Muka
Sekarang perusahaan ini mengambil langkah lebih jauh dengan mengganti logo beranda hampir di seluruh dunia dengan animasi Google Doodle yang mendorong orang-orang untuk "Wear a Mask. Save Lives."
Pada Agustus 2020, Google Doodle juga berupa huruf yang memohon kenakan masker saat pergi keluar rumah, jauhkan 1,5-2 meter antarorang, dan sering-seringlah mencuci tangan.
Maret 2021 lalu juga, Google memberi kita semua pelajaran gratis tentang cara mencuci tangan secara efektif sambil menghormati Dr. Ignaz Semmelweis, pelopor dalam pengendalian penyakit.
Menolak Pembelajaran Tatap Muka
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal menerapkan sistem belajar tatap muka secara langsung pada 100 sekolah di ibu kota, mulai 7 April 2021.
Namun, tiap sekolah negeri maupun swasta wajib mendapatkan restu dari para wali murid atau orang tua siswa.
Misalnya, mayoritas wali murid SMAN 1 Jakarta menolak sistem belajar tatap muka secara langsung saat pandemi Covid-19.
Baca juga: Persiapan Belajar Tatap Muka, Siswa PAUD hingga Kelas 3 SD Tetap Belajar dari Rumah
"Kami 7 April nanti tidak ada belajar tatap muka karena orang tua murid banyak yang tidak mau," kata Guru Prakarya Wira Usaha SMAN 1 Budi Utomo Jakarta, Agus Styawati, saat dihubungi, Senin (5/4/2021).
Pihak SMAN 1 Jakarta telah mengirimkan kuesioner kepada para wali murid untuk menjawab setuju atau tidak adanya belajar tatap muka.
"Tapi kebanyakan mereka banyak yang tidak setuju. Karena mungkin belum ada vaksin (Covid-19) saat itu," ucap Styawati, sapaannya.
Kemungkinan, SMAN 1 Jakarta akan menerapkan sistem belajar tatap muka pada tahun ajaran baru, Juli mendatang.
Namun, pihak SMAN 1 Jakarta akan kembali meminta persetujuan wali murid melalui kuesioner.
Baca juga: Sebelum Gelar Pembelajaran Tatap Muka, Gubernur Anies Bakal Kebut Vaksinasi Lansia
"Mungkin kami ajukan kembali kuesioner itu kepada wali murid atau orang tua siswa," jelas dia.
"Jadi, kami tidak semena-mena masuk (sekolah), tidak begitu. Wajib persetujuan orang tua dulu," lanjutnya.
Sebelumnya, Dinas Pendidikan bakal menerapkan uji coba pembelajaran tatap muka di 100 sekolah mulai 7 April 2021.
Rencananya, uji coba dilakukan hingga 29 April 2021 di sekolah swasta dan negeri yang tersebar di lima wilayah di Jakarta.
Lalu, bagaimana mekanisme pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 yang bakal diterapkan?
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Momon Sulaeman, mengatakan uji coba masih bersifat terbatas, khususnya jenjang Sekolah Dasar.
Sebab, uji coba pembelajaran tatap muka belum diterapkan untuk siswa kelas satu hingga tiga SD.
"Siswa yang mengikuti tatap muka yaitu kelas 4, 5, 6 SD, kelas 7, 8, 9 SMP, dan kelas 10, 11, 12 untuk SMA dan SMK," ucapnya, Senin (5/4/2021).
Kemudian, sekolah bakal dibuka selama tiga hari dalam sepekan, yaitu pada hari Senin, Rabu, dan Jumat.
"Untuk hari Selasa dan Kamis sekolah dilakukan penyemprotan disinfektan," ujarnya.
Untuk meminimalisir penularan Covid-19, jumlah siswa yang melakukan kegiatan belajar mengajar di sekolah juga bakal dibatasi.
Setiap siswa pun nantinya hanya akan masuk satu hari dalam sepekan.
"Jadi hari pertama siswa yang masuk kelas 4, 7, dan 10. Hari kedua siswa yang masuk kelas 5, 8, dan 11," kata dia.
"Lalu, hari ketiga yang masuk kelas 6, 9, dan 12," tambahnya menjelaskan.
Baca juga: SMPN 115 Jakarta Lakukan Persiapan Jelang Pembelajaran Tatap Muka
Selain itu, para siswa dan siswi juga harus mendapat restu dari orang tua agar bisa mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah.
"Siswa yang boleh masuk maksimal 50 persen dari jumlah siswa dan diizinkan oleh orang tua," tuturnya.
Meski persiapan matang telah dilakukan dan mengklaim tak ada protes dari pihak orang tua, namun Dinas Pendidikan DKI masih enggan membeberkan daftar 100 sekolah yang bakal dibuka.
"Nanti saja kalau sudah final ya," kata Momon.