Sisi Lain Metropolitan
Cerita 2 Wanita Pembersih Makam di TPU Menteng Pulo Jelang Puasa: Cari Tambahan Rezeki Bantu Suami
Pemandangan tak biasa itu dimanfaatkan oleh Siti Romlah (38) dan Sri (43) untuk mengais rezeki sebagai pembersih makam musiman.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
Bisa dibilang, kakek bertubuh kurus itu termasuk petugas makam yang paling tua di sana.
Maka tak heran, Gino kini sudah memiliki banyak sekali ahli waris yang meminta makamnya dibersihkan. Sudah ada 100-an lebih makam yang diurusnya.
Ia mengaku hafal semua para ahli waris. Makam-makam itu ditandai dengan nama inisialnya berwarna kuning di bagian belakang makam.
"Kalau tulisan GN berwarna kuning di makam, itu saya semua (yg urus)," ujar Gino dengan suara pelan kepada TribunJakarta.com.
Ahli waris membayar jasanya secara bulanan hingga tahunan. Ia tak pernah mematok tarif jasanya untuk membersihkan makam.
Ia menerima berapa pun uang yang diberikan ahli waris.
Pergi pulang dari Cilebut
Awalnya, Gino dan istrinya Sa'wanah Said (61) tinggal di kawasan Menteng Dalam, dekat TPU Menteng Pulo.
Kemudian pada tahun 1983, mereka pindah ke kawasan Cilebut, Jawa Barat. Sejak itu, Gino naik kereta api menuju TPU Menteng Pulo untuk bekerja menjadi penjaga makam.
"Mondar mandir naik kereta. Dari Cilebut berangkat jam 8 pagi," terangnya.

Namun, berhubung menjelang Ramadan, Gino dan Sa'wanah menginap di rumah temannya di dekat TPU.
Sebab, ia memperkirakan para peziarah sudah berdatangan sejak pagi.
Bisa Kuliahkan Anak
Gino memiliki lima anak. Dari kelima anak itu, anak bungsunya mengenyam bangku kuliah.
Dari pemberian para ahli waris, uang itu dikumpulkan untuk biaya kuliah anak perempuannya yang bernama Lutfi Wulandari (25).