Dipuji Getol Lawan Politik Identitas, Mengulas Lagi Pro Kontra Gus Yaqut Usul Doa untuk Semua Agama
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan autokritik atau kritik terhadap institusinya yang dipimpinnya sendiri, yakni Kemenag.
Anwar mengatakan pelaksanaan toleransi tidak harus dengan mengikuti ajakan Yaqut soal doa semua agama.
"Seperti itulah kita menegakkan dan menghormati demokrasi dan toleransi. Jadi pelaksanaan dan implementasi kata toleransi itu tidak harus seperti yang dikatakan menteri agama tersebut," ucap Anwar.
Selain itu, Anwar mengatakan pemberian salam juga tidak harus mengikuti agama lain. Dirinya mengatakan pemberian salam dapat mengikuti bentuk salam yang diajarkan agama masing-masing.
Menurut Anwar, hal ini merupakan bentuk toleransi yang tidak mengganggu unsur teologis tiap agama.
"Wajiblah bagi kita yang tidak seagama dengannya untuk menghormati mereka, berikut dengan menghormati sikap serta agamanya tersebut. Dalam hal yang seperti inilah kata toleransi itu baru punya arti dan punya makna tanpa ada keterusikan teologis pada diri kita masing-masing," tutur Anwar.
Dirinya menilai persatuan dan kesatuan tidak harus diwujudkan dengan menampilkan atau mensinkretikkan ajaran-ajaran agama yang ada.
Baca juga: Mantan Waketum Gerindra Sebut Menteri Agama Reinkarnasi Gus Dur: Rival Cak Imin di Pilpres 2024
"Dan persatuan serta kesatuan kita tidak akan terusik oleh adanya perbedaan di antara kita, karena kita sebagai bangsa sudah punya sikap dan pandangan yang kuat yaitu Bhinneka Tunggal Ika," kata Anwar.
Menag bingung dipermasalahkan
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menjelaskan terkait usulannya soal doa semua agama dalam setiap acara Kementerian Agama (Kemenag).
Ia merasa heran pernyataannya tersebut justru dipermasalahkan
"Jadi salahnya doa ini apa sih. Orang disuruh doa kok ribut, salahnya doa ini apa? Ini pertanyaan saya, saya boleh dong nanya. Salah doanya apa, kan tidak ada salahnya," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (8/4/2021).
Pria yang akrab disapa Gus Yaqut tersebut mengatakan dengan berdoa merupakan satu bentuk untuk mendekatkan diri manusia dengan Tuhan.
Baca juga: Sampaikan Autokritik, Menag Yaqut Minta Doa Semua Agama Dibacakan di Acara Kemenag
"Saya memiliki asumsi begini, orang ini kalau dekat dengan Tuhannya maka dia akan jauh dari perilaku koruptif dan perilaku lainnya. Pada waktu itu saya hadir di pembukaan dan doa yang dibacakan hanya doa dalam Islam. Doanya disampaikan dengan cara Islam," ucapnya.
"Sementara ada pegawai bukan Muslim, jadi kita harus dorong juga teman yang Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu berdoa agar mereka ingat Tuhannya. Ketika mereka ingat Tuhannya maka perilaku-perilaku koruptif, perilaku kurang baik itu otomatis akan jauh dari perilaku pelayanan mereka terhadap masyarakat. Itu asumsinya," imbuhnya.
Baca juga: Menag Yaqut Quomas: Persatuan Umat Modal Menang Perang Lawan Covid-19
Namun, Gus Yaqut menegaskan bahwa itu hanyalah asumsinya.