Eks Menteri, Mantan Panglima TNI Hingga Pimpinan DPR Jadi Relawan Vaksin Nusantara, Ini Daftarnya

Sejumlah tokoh menjadi relawan Vaksin Nusantara yang sampel darahnya diambil di RSPAD Gatot Subroto pada Rabu (14/4/2021).

TribunJakarta/Ega Alfreda
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo. Berikut daftar relawan Vaksin Nusantara yang sampel darahnya diambil di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Rabu (14/4/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM - Berikut daftar relawan Vaksin Nusantara yang sampel darahnya diambil di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Rabu (14/4/2021).

Tercatat eks Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Selain itu, sejumlah anggota DPR juga ikut menjadi relawan Vaksin Nusantara.

Wakil Ketua Komisi IX DPR Melki Laka Lena mengakui dirinya menjadi relawan Vaksin Nusantara.

Selain dirinya, Melki juga menyebut beberapa nama di Komisi IX yang sepengetahuannya juga turut serta diambil sampel darahnya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto pada Rabu (14/4/2021).

"Ada saya, Pak Saleh (Saleh Daulay), Bu Ninik (Nihayatul Wafiroh), Bu Arzeti (Arzeti Bilbina), Bu Saniatul (Saniatul Lativah), Bu Meliyana (Sri Meliyana), Pak Anas (Anas Thahir)," kata Melki melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (15/4/2021) malam.

Hanya nama-nama itu yang disebutkan oleh Melki.

Namun, ia menambahkan bahwa nama-nama lainnya di Komisi IX bisa saja bertambah dan akan datang ke RSPAD pada Jumat (16/4/2021).

"Yang lain mungkin hari ini atau besok dan seterusnya," ujarnya.

Lebih lanjut, politikus Partai Golkar itu mengaku tak begitu mengetahui daftar lengkap siapa saja anggota DPR yang turut serta dalam kegiatan tersebut.

"Harus cek ke RSPAD," ujar dia.

Sebelumnya, selain nama-nama yang disebut Melki, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad juga mengaku bahwa dirinya ikut serta diambil sampel darah di RSPAD Gatot Subroto untuk Vaksin Nusantara.

Dasco mengatakan, kedatangannya ke RSPAD Gatot Subroto dalam rangka bertindak sebagai relawan uji klinis Vaksin Nusantara.

Dasco mengaku sudah diambil sampel darahnya untuk diolah tujuh hari ke depan.

"Jadi rentang waktu tujuh sampai delapan hari, darah yang sudah diambil itu kemudian diproses lalu kemudian dimasukkan lagi ke dalam tubuh kita," kata Dasco dalam video saat menjawab pertanyaan sejumlah wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu.

Selain anggota DPR, ada pula mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang juga mengikuti kegiatan Vaksin Nusantara. Ia menyatakan, dirinya ikut menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara yang diprakarsai mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Gatot Nurmantyo mengaku, Terawan menawari dirinya menjadi relawan uji klinis vaksin Nusantara.

"Begini, saya ini lahir di sini, makan di sini minum di sini, diberi ilmu dan dididik seorang prajurit di bumi Pertiwi. Kemudian ada hasil karya putra Indonesia yang terbaik kemudian uji klinis, kenapa tidak? Apa pun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," kata Gatot di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (14/4/2021) dilansir Tribunnews.com.

Bahkan, Gatot tak mempermasalahkan meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan izin uji klinis fase II terhadap vaksin Nusantara.

Selain Gatot, terdapat juga nama mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie dan mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari.

Vaksin Nusantara ini menuai polemik karena diketahui belum memenuhi prosedur dan kaidah yang dilakukan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Misalnya, BPOM menyebutkan bahwa Vaksin Nusantara tidak melewati tahap praklinis, dan belum memenuhi uji klinis tahap II.

Selain itu, berdasarkan data studi vaksin Nusantara, tercatat 20 dari 28 subjek atau 71,4 persen relawan uji klinik fase I mengalami Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) dalam grade 1 dan 2.

Baca juga: Vaksin Nusantara: Pengembangan di AS, Uji Coba di Indonesia dan Alasan BPOM Belum Kasih Lampu Hijau

Baca juga: Vaksin Nusantara Disebut Tidak Masuk Kategori Karya Anak Bangsa, Mengapa? Ini Kata BPOM

Lalu siapa saja nama-nama yang diketahui telah menjadi relawan Vaksin Nusantara? Berikut daftarnya:

Pimpinan DPR

Wakil Ketua DPR dari Fraksi Gerindra Sufmi Dasco Ahmad

Komisi IX

Wakil Ketua Komisi IX dari Fraksi Golkar Melki Laka Lena

Wakil Ketua Komisi IX dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Nihayatul Wafiroh atau Ninik

Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay

Anggota Komisi IX dari Fraksi PKB Arzeti Bilbina

Anggota Komisi IX dari Fraksi Golkar Saniatul Lativah

Anggota Komisi IX dari Fraksi Gerindra Sri Meliyana

Anggota Komisi IX dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Anas Thahir

Non DPR

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo

Mantan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie

Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari

Alasan BPOM Belum Kasih Lampu Hijau

Ketua BPOM Penny Lukito memperlihatkan contoh kosmetik ilegal yang berhasil disita dari gudang penyimpanan kosmetik ilegal yang kini disimpan di BBPOM Jakarta, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (27/7/2018).
Ketua BPOM Penny Lukito memperlihatkan contoh kosmetik ilegal yang berhasil disita dari gudang penyimpanan kosmetik ilegal yang kini disimpan di BBPOM Jakarta, Cilangkap, Cipayung, Jakarta Timur, Jumat (27/7/2018). (TRIBUNJAKARTA.COM/DIONISIUS ARYA BIMA SUCI)

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memberikan lampu hijau terhadap vaksin Sel Dendritik atau yang dikenal vaksin Nusantara untuk melanjutkan proses uji klinik fase II.

Kepala BPOM Penny K Lukito menilai data interim fase 1 yang diserahkan belum cukup memberikan landasan untuk uji klinik ini dilanjutkan ke fase 2.

"Karena ada beberapa perhatian terhadap keamanan dari vaksin, kemampuan vaksin dalam membentuk antibody, dan juga pembuktian mutu dari produk vaksin dendritik yang belum memadai," ungkap Penny dalam keterangannya yang diterima Rabu (14/4/2021).

Selain itu, data pengukuran antibody IgG pada studi preklinik (uji pada hewan) menunjukkan respons antibody yang dihasilkan tidak konsisten dengan dosis vaksin dendritik yang diberikan.

Respons antibodi IgG terlihat meningkat hanya pada kelompok hewan yang diberikan kombinasi vaksin dendritik dengan GMCSF.

Hal ini menimbulkan asumsi peningkatan antibody pada kelompok hewan ini bukan karena vaksin dendritik tapi karena pemberian GMCSF.

"Tapi itu belum dapat dipastikan mengingat dalam studi preklinik ini tidak ada pembandingan dengan GMCSF saja," terang dia.

Untuk itu BPOM menyarankan, penelitian ini dikembangkan dahulu di pre klinik sebelum masuk ke uji klinik untuk mendapatkan basic concept yang jelas.

Sehingga pada uji klinik di manusia bukan merupakan percobaan yang belum pasti.

Kegiatan penelitian pre klinik sebaiknya dilakukan pendampingan oleh Kemenristek/BRIN, hal ini sesuai dengan hasil kesepakatan pada RDP-DPR tanggal 10 Maret 2021.

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul BPOM belum memberikan lampu hijau terhadap vaksin Nusantara, Mulai Aburizal Bakrie hingga Siti Fadilah, berikut daftar relawan vaksin Nusantara

https://nasional.kontan.co.id/news/mulai-aburizal-bakrie-hingga-siti-fadilah-berikut-daftar-relawan-vaksin-nusantara?page=all

https://nasional.kontan.co.id/news/bpom-belum-memberikan-lampu-hijau-terhadap-vaksin-nusantara

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved