Gadis SMP Korban Pelecehan

Derita Gadis SMP Jadi Korban Anak Anggota DPRD, Sebulan Dipaksa Layani Puluhan Pria Hidung Belang

Derita gadis SMP berinisial PU (15) sebulan disekap dan dipaksa sang kekasih untuk layani nafsu birahi pria hidung belang.

Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Rr Dewi Kartika H
Net
Ilustrasi PSK. Seorang gadis SMP disekap dan dipaksa layani pria hidung belang oleh kekasih. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Derita gadis SMP berinisial PU (15) sebulan disekap dan dipaksa sang kekasih untuk layani nafsu birahi pria hidung belang.

Tak hanya pria hidung belang, PU juga dipaksa memuaskan terduga pelaku yang merupakan anak Anggota DPRD Kota Bekasi.

PU disekap di sebuah indekos yang beralamat di Jalan Kinan, RT01 RW 02, Kelurahan Sepanjang Jaya, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.

Oleh sang kekasih, PU dipaksa menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).

Terduga pelaku yang berinisial AT ini 'menjual' PU sejak Februari hingga Maret 2021.

Baca juga: Ragukan Ucapan Ibunda Desiree Tarigan di IG, Pihak Hotma Sitompul Curiga: Pasti Ada yang Giring

Praktik prostitusi dijalankan terduga pelaku dengan memanfaatkan aplikasi MiChat, dari situ jasa PSK dengan korban PU sebagai objeknya dipasarkan.

Diakui PU, aplikasi tersebut dijalankan oleh AT. Sementara dirinya hanya berada di dalam kamar menunggu tamu datang.

"Lewat aplikasi, tadi pengakuan korban pakai MiChat, si anak (korban) tidak mengoperasikan tapi yang memegang akunnya adalah pelaku, si anak hanya di dalam kamar disuruh melayani orang saja," ucap Komisioner KPAD Kota Bekasi Novrian.

Selama sebulan PU mengalami penderitaan. Tak hanya melayani nafsu pelaku, ia juga harus memuaskan tamu yang sudah bayar.

PU juga diduga mengalami paksaan dan tindakan kekerasan oleh AT.

Follow juga:

"Dari pengakuan ada indikasi pemaksaan dan kekerasan dan jelas ada manipulasi sebenrnya karena anak adalah orang yang belum cukup dewas secara psikologis dan secara sosial," tutur Novarian.

Penampakan kamar kos

Pantauan TribunJakarta.com, lokasi kos berada di sebuah pemukiman warga, bangunan tempat hunian sewa itu cukup mencolok.

Memiliki gedung bertingkat laiknya rumah susun, komplek kos-kosan tersebut sekilas cukup bagus dengan tampilan yang rapi dan megah.

Gedung bercat kuning, dengan pagar menjulang tinggi warna hitam tampak ramai sejumlah penghuni hilir mudik.

Namun, seorang yang mengaku sebagai penanggung jawab menolak jika awak media masuk untuk melihat lebih dekat kondisi kos-kosan.

Berdasarkan informasi warga setempat, kos-kosan dengan bangunan tiga lantai ini dihuni cukup banyak warga pendatang.

Baca juga: Nathalie Holscher Hapus Foto Sule di IG, Sempat Ungkap Soal Beban Berat Usai Menikah: Ada Masanya

Pengunjung yang datang untuk sekedar mampir dengan penghuni tetap kos-kosan sulit dibedakan sehingga sekilas tidak ada yang patut dicurigai.

"Banyak penghuninya, kalau enggak salah sebulan Rp 1,4 juta," kata seorang warga sekitar, Senin (19/4/2021).

Layani 5 Pria Sehari

Mulanya diberitakan, PU diduga menjadi korban pencabulan dan kekerasan oleh AT hingga kasus ini dilaporkan ke pihak kepolisian.

Namun belakangan terungkap fakta baru bahwa PU dipaksa menjadi PSK oleh AT hingga mengidap penyakit kelamin.

Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi, Novrian menyebut korban bisa melayani 4-5 tamu sehari.

Baca juga: Kena Penyakit Kelamin, Remaja SMP Korban Asusila Anak Anggota DPRD Kota Bekasi Dioperasi

"Ini berdasarkan pengakuan dari korban gitu. Korban mengaku dalam sehari bisa 4 sampai 5 kali melayani orang," kata Novrian, Senin (19/4/2021).

Jika dalam sehari PU melayani 4-5 orang pria hidung belang. Artinya, sudah puluhan pelanggan yang didatangkan AT.

Mengidap Penyakit Kelamin

Nasib naas PU pun berlanjut. Selain menjadi korban perdagangan orang, PU harus menjalani operasi di RSUD Kota Bekasi.

Dokter mendiagnois PU menderita penyakit kelamin diduga akibat mendapat tindakan asusila.

Ayah PU berinisial D (43) mengatakan, kondisi buah hatinya saat ini dalam keadaan baik pascaoperasi kelamin penyakit kondiloma atau kutil kelamin.

"Sudah Alhamdulillah sudah operasi, kondisi anak saya baik setelah menjalani operasi," kata D saat dikonfirmasi, Senin (19/4/2021).

Sebelum operasi, PU kerap mengeluh sakit pada kelamin dan terdapat benjolan.

Baca juga: Didorong hingga Telentang, Cerita Pilu Siswi SD ke Bibi usai Dirudapaksa Pria Kenalan dari Messenger

"Sebelum operasi sering ngeluh sakit gatal di alat kelaminnya," ucap D.

"Dulu tidak pernah seperti itu karena setelah tindakan asusila baru merasakan," imbuhnya.

PU menjalani operasi pengangkatan kutil di bagian kelamin pada Jumat (16/4/2021) lalu.

Penyakit tersebut baru diketahui setelah PU menjalani visum.

Senang Dandan Hingga Jarang Pulang

D  mengatakan, buah hatinya sudah mengenal dan dekat dengan terduga pelaku AT sekitar sembilan bulan lamanya.

Selama periode itu, D mengamati betul perubahan sikap pada diri anaknya seperti, lebih suka berhias dan jarang pulang.

"Ada, saya memantau tapi saya tidak menekan anak saya karena saya maklumi dia masih usia labil, Saya melihat perubahan diri dari mulai kosmetik, jarang pulang dan sering beralasan bohongi saya," kata D, Kamis (15/4/2021).

Terakhir kali, PU tidak pulang ke rumah selama satu minggu. D sempat berusaha mencari dan menghubungi anaknya, tetapi selalu dibohongin dengan segudang alasan.

Baca juga: Kaya dari Lahir Anak Nia Ramadhani Kerap Minta Hal Aneh, Istri Ardi Bakrie Termenung: Ini Salah Gue

"Saya tanya posisinya, lalu jawabannya berbeda sudah jelas ada perubahan di diri anak saya sudah keliatan," ucapnya.

Perubahan sikap tidak lain karena pengaruh terduga pelaku AT yang melarang PU untuk pulang.

"Anak saya terakhir tidak pulang satu minggu ke rumah. Saya kehilangan jejak tanpa di luar dugaan anak pulang ke rumah saya tanya kenapa tidak pulang-pulang, anak saya bilang dia dilarang pulang (sama terduga pelaku)," ucap D.

Upaya menasihati sudah sering dia lakukan, tetapi tetap saja belum berhasil menjauhi anaknya dari pengaruh terduga pelaku.

"Sempat saya ingatkan, kalau masih mau diurus sama orangtua ikuti kata orang tua. Karena pertanggungjawaban anak di orang tua. Sempat HP-nya saya sita tapi akhirnya saya malah kesulitan komunikasi," terang dia.

Baca juga: Bercak Darah dan Kondisi Korban Luka Kasus Pengeroyokan Anggota TNI dan Brimob di Melawai

Terduga pelaku AT diketahui sudah memiliki istri dan seorang anak.

"Pelaku berusia 21 tahuh sudah berkeluarga dan sudah punya anak satu, informasinya ditelantarkan, nah kemudian anak saya jadi korban asusila," kata D.

(Tribunjakarta/Nawi/Yusuf)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved