Jumlah Penduduk Miskin di Jakarta Makin Banyak, Gubernur Anies Salahkan Pandemi Covid-19
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, jumlah warga miskin di ibu kota meningkat pada 2020 lalu.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
"Tadinya saya sempat jarang dengar sirine ambulans di kantor atau di-WA (Whatsapp) minta rujukan. Tapi, sekarang sudah mulai lagi, telepon mulai sering berdering lagi," ucapnya, Jumat (16/4/2021).
Anak buah Gubernur DKI Jakarta ini pun menduga naiknya kasus Covid-19 ini terjadi akibat banyak masyarakat yang abai protokol kesehatan pada Maret 2021 lalu.
"Warga yang keluar rumah itu banyak dan kami sudah mulai khawatir nih. Banyak yang keluar (kota)," ujarnya.
"Banyak warga Jakarta bergerak keluar dan kembali lagi. Korelasi dengan data kami adanya peningkatkan," tambahnya menjelaskan.
Melonjaknya kasus Covid-19 akibat tingginya mobilitas warga dikatakan Widyastuti bukan kali ini saja terjadi.
Pada awal tahun 2021 ini, kasus Covid-19 meroket akibat libur panjang Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.
Saat itu, penambahan Covid-19 di ibu kota mencapai 3.500 hingga 4.000 kasus per hari.
"Pengalaman kita tahun lalu dan akhir minggu ini, menunjukkan aktivitas penduduk sudah meningkat dan angka kami sudah bergerak naik," tuturnya.
Baca juga: Berziarah ke Makam Pahlawan Asal Bekasi KH Noer Ali, Wisata Religi Sarat Nilai Sejarah Perjuangan
Adapun, jumlah kasus konfirmasi Covid-19 di DKI Jakarta sampai hari ini telah mencapai angka 397.088 kasus.
Dari jumlah kasus itu, sebanyak 383.655 orang dinyatakan sembuh dengan tingkat kesembuhan 96,6 persen.
Kemudian, sebanyak 6.513 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 1,6 persen.
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 9,4 persen.
Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 11 persen.
Angka ini berada di atas standar yang ditentukan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO), yaitu lima persen.