Antisipasi Virus Corona di DKI
Kerumunan di Pasar Tanah Abang, Gubernur Anies Didesak Evaluasi Kinerja Pasar Jaya
Gubernur DKI Anies Baswedan diminta untuk segera mengevaluasi kinerja Perumda Pasar Jaya. BUMD yang bertugas mengelola seluruh pasar dianggap lalai
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi pada Minggu (2/4/2021) siang, banyak pengunjung yang tak mengenakan masker dengan benar.
Bukannya digunakan untuk menutupi mulut dan hidung, masker malah dipakai di dagu.
Anies lalai
Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak mengkritik Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal kerumunan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang terjadi beberapa hari terakhir ini.
Ia menyebut, kerumunan itu terjadi karena Anies lalai dalam menjalankan kewajibannya mengawasi protokol kesehatan.
Padahal, Peraturan Daerah (Perda) Nomor 2/2020 tentang Pengendalian Covid-19 menjelaskan peran pemerintah ialah melakukan pengawasan terhadap kegiatan masyarakat di masa pandemi Covid-19.
"Ini bukan kecolongan lagi, tapi kelalaian," ucapnya saat dikonfirmasi, Selasa (4/5/2021).
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta ini mengatakan, naiknya klaster penyebaran Covid-19 di ibu kota beberapa waktu lalu seharusnya menjadi peringatan bagi Pemprov DKI.

Terlebih, kebiasaan masyarakat membeli baju baru atau keperluan lain jelang hari raya Idul Fitri sudah menjadi tradisi turun temurun.
Setiap tahunnya, Pasar Tanah Abang pun selalu diserbu masyarakat dari berbagai daerah yang ingin berburu kebutuhan Lebaran 2021.
Baca juga: Politisi PDIP Desak Anies Minta Maaf, Kerumunan Tanah Abang Berpotensi Picu Klaster Covid-19
Baca juga: Gelagat Nani Dibocorkan Ayahnya, Sempat Pulang ke Rumah Orangtua Sebelum Kirim Sate Beracun:Diam Aja
Baca juga: Libur Semaunya, Porter Pasar Tanah Abang Bisa Lebih Ceria Pada Ramadan Tahun Ini
"Sejak awal sudah terlihat bahwa parkiran tidak sesuai protokol, karena diisi 50 persen dan pengunjung penuh karena tidak diawasi. Tetapi karena kesannya pengawasan dari Pemprov tidak ada, sehingga hal ini terjadi," ujarnya.
Lemahnya pengawasan Pemprov DKI, kata Gilbert, terjadi akibat ketidakfokusan Anies mengurus Jakarta.
Sehingga, kebijakan baru diambil setelah kerumunan di Tanah Abang viral di media sosial.
"Saya melihat kesannya memang fokus gubernur sedang tidak di DKI, tapi fokus ke yang lain," kata Gilbert Simanjuntak.
"Seharusnya sewaktu klaster perkantoran naik, sudah harus diantisipasi bahwa kalau kalangan terdidik saja mulai abai, apalagi yang umum," tambahnya menjelaskan.