Ibu Bongkar Sifat Pasutri yang Mengarang Cerita Mudik Jalan Kaki: Sering Menyusahkan dan Bikin Malu
Ibu kandung membongkar sifat asli dari pasangan suami istri (pasutri) yang viral karena mengaku jalan kaki dari Gombong ke Bandung.
TRIBUNJAKARTA.COM - Ibu kandung membongkar sifat asli dari pasangan suami istri (pasutri) yang viral karena mengaku jalan kaki dari Gombong ke Bandung.
Diketahui, cerita dari pasangan Dani Rahmat (39) dan Masitoh Ainun (36) sempat viral karena keduanya mengaku berjalan kaki dari Gombong menuju Bandung.
Hal itu terpaksa mereka lakukan karena alami PHK.
Keduanya juga mengajak kedua anaknya yang masih kecil hingga membuat cerita keluarga ini banyak menimbulkan pilu.
Tapi ternyata cerita keluarga pemudik ini cuma settingan.
Suami Dani Rahmat dan istrinya Masitoh Ainun serta 2 anaknya bukan mudik jalan kaki, namun sengaja hidup menggelandang.
Baca juga: Bukan Pulang Kampung dari Kebumen ke Bandung, Keluarga Masitoh Sudah Setahun Hidup di Jalanan
Pengakuannya Korban PHK
Saat diwawancarai di Ciamis pada Jumat (7/5/2021), Dani mengaku ia mudik dari Gombong, Jawa Tengah, menuju Bandung, berjalan kaki.
Kala itu, Dani mengaku terpaksa mudik jalan kaki karena tak punya uang akibat terkena PHK.
“Kami bukan mudik, tapi pulang kampung. Pulang habis, karena di Gombong sudah tidak punya apa-apa lagi."
Baca juga: Terkuak, Sosok Ini Gagas Cerita Karangan Keluarga Mudik Jalan Kaki Hingga Buat Sang Ibu Malu
Baca juga: Dani, Masitoh dan 2 Balitanya Jalan Kaki dari Kebumen ke Bandung: Tim Dedi Mulyadi Kehilangan Jejak
Baca juga: Kisah Sedih Masitoh dan Dani Terpaksa Jalan Kaki dari Kebumen ke Bandung: Korban PHK, Bawa 2 Balita
"Mudah-mudahan di Bandung nanti ada pekerjaan,” ungkap Dani, Jumat, dikutip dari Tribun Jabar.
Settingan Ngaku Mudik Jalan Kaki untuk Dapat Simpati Warga
Namun ternyata, pernyataan yang dibeberkan Dani soal mudik berjalan kaki tersebut tak sepenuhnya benar.
Ia dan istri sengaja mengarang cerita untuk mendapat simpati banyak orang.
Kenyataannya adalah Dani dan Masitoh sudah berkeliling Jawa selama satu tahun terakhir sebagai orang jalanan.
