Pemudik Nekat Lintasi Jalur Tikus yang Jalannya Gelap dan Berbatu Demi Hindari Pos Penyekatan

Jalan yang dilalui tidaklah mudah, selain jalanan perkampungan, para pemudik juga harus melintasi jalur gelap di tengah persawahan jalanan juga licin

Editor: Muhammad Zulfikar
irvan maulana/tribun jabar
Tugu perbatasan Karawang-Subang, Sebrang Kali Cilamaya Jatisari Kabupaten Karawang, jalur ini menjadi jalur tikus alternatif bagi para pemudik sepeda motor di jalur Pantura, Rabu (12/5/2021). 

TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Jalur tikus di Perbatasan Karawang-Subang ternyata juga ramai pemudik sepeda motor.

Penelusuran TribunJabar.id, para pemudik masuk jalur tikus lewat Jalan Nasional Pantura, dimulai dari Karawang hingga Subang.

Melewati dua jalur tikus tersebut, pemudik sepeda motor bisa lolos dari dua pos penyekatan.

Suasana di jalur tikus diwarnai euforia warga sekitar yang banyak memberikan dukungan terhadap pemudik baik melalui poster-poster maupun pengeras suara yang mendoakan keselamatan para pemudik.

Diawali dari Kampung Cikalong Kabupaten Karawang pemudik menyusuri perkampungan dan hingga ke Kampung Krajan Kabupaten Subang yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Karawang.

Jalan yang dilalui tidaklah mudah, selain jalanan perkampungan, para pemudik juga harus melintasi jalur gelap di tengah persawahan jalanan juga licin berbatu.

Astri (24) Pemudik asal Jakarta Tujuan Sidoarjo Jawa Timur mengungkap jalur tersebut memang terbilang jalanan yang rusak, tapi jalur tersebut diakuinya cukup membantu untuk menghindari pos penyekatan.

"Saya seneng sih merasa terbantu, tau sendiri lewat penyekatan ribet banget periksa surat ini itu tetep aja disuruh balik," ujar Astri ketika diwawancara Tribun di jalur tikus pantura, Kampung Cikalong, Jatisari Kabupaten Karawang, Rabu dini hari (12/5/2021).

Astri mengungkap ia tak keberatan jika harus memberi uang sekedah untuk warga sekitar yang perkampungannya hendak ia lalui.

"Enggak bayar saya nyawer aja itung-itung sedekah gedenya sepuluh ribu atau lima ribu gak masalah," kata dia.

Astri enggan melewati pos penyekatan pemudik ia sudah dikabari oleh kawannya yang mudik lebih awal, "Kemarin temen saya gitu, antigen ada, surat keterangan ada, bahkan identitas ada.

Cuma masa disuruh putar balik, saya juga males kalau ceritanya begitu," imbuhnya.

Terpisah IF (25) warga Krajan Patokbeusi Kabupaten Subang mengungkap bahwa ia bersama dengan warga lain sengaja mesang petunjuk arah disetiap persimpangan gang, hal itu dilakukan untuk mempermudah perjalanan setiap pemotor yang hendak mudik.

Dituturkan IF ramainya kendaraan pemudik dimulai dari sore hari.

"Tadi perkiraan sekitar pukul 17.00 itu mulai ramai, tapi dari dua hari ke belakang juga ramainya mulai jam segitu perkiraan sampai pukul 02.00 jalur ini ramai," kata IF ketika ditemui Tribun di Kampung Krajan, Patokbeusi Kabupaten Subang, Rabu (12/5/2021).

Terlihat suasana jalur tikus tersebut sangat ramai ditontoni warga sekitar, bahkan beberapa sudut gang menyediakan pengeras suara khusus untuk memberi petunjuk pemotor yang melintas sekaligus mendoakan serta memberikan semangat bagi para pemudik, tak jarang di setiap pagar maupun pos ronda yang dilintasi dihiasi poster-poster yang bertuliskan dukungan bagi para pemudik.

Keadaan tersebut diungkap IF, warga ingin membantu sesama saudaranya yang saat ini sedang melakukan perjalanan mudik, "Mereka itu datang dari jauh mungkin sudah berjam-jam dari Jakarta dari Bekasi sudah sejauh ini harus putar balik kasihan mereka kami pernah merasakan suka duka perjalanan mudik," kata dia.

Kendati demikian dijelaskan IF, warga berbuat seperti bukan karena tidak mendukung kebijakan larangan mudik dari pemerintah.

"Kami bukannya tidak mendukung keputusan pemerintah, hanya sebagai sesama muslim kami punya rasa iba, kasihan aja soalnya saya kalau dalam posisi mereka pasti akan merasakan kesulitan yang sama," pungkasnya.

Baca juga: Pemudik Dipalak Rp 10 Ribu untuk Dapat Melintas di Jalur Tikus di Karawang

Baca juga: Adik Kenang Sosok Sapri Pantun, Rencana Jadi Calon Ketua RW Namun Kini Pupus: Bajunya Udah Jadi

Baca juga: Hasil Liga Spanyol - Barcelona Gagal Menang, Gelar Juara Semakin Menjauh?

Dipalak Rp 10 ribu

Dua orang diamankan Polres Karawang karena diduga menprovokasi pemudik sepeda motor saat melakukan penyekatan di Pos Penyekatan Tanjungpura.

Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Oliestha Ageng Wicaksana mengatakan, pelaku pertama adalah warga Purawakarta asal Bekasi.

Ia mencoba memprovokasi pemudik untuk melawan arus lalu lintas.

Selain itu ia juga menghalangi pengguna jalan lain untuk melintas dan menyebabkan kemacetan.

Setelah diamankan dan tes urine, pria tersebut positif mengkonsumsi sabu dan pil exymer.

"Ia mencoba memprovokasi pemudik untuk melawan arus," kata Oliestha kepada Tribun Jabar, Selasa (11/5/2021).

Pria kedua yang diamankan, dikatakan Oliestha, bukan seorang pemudik melainkan warga sekitar.

Ia memaksa pemudik membayar Rp10 ribu untuk melalui jalan tikus dengan menuruni tebing.

Karena membahayakan pemudik, kemudian petugas mencoba menegur pria tersebut.

Tetapi pelaku malah mencoba memprovokasi pemudik untuk menghalangi petugas.

"Namun tidak diindahkan oleh pemudik lain dan pelaku dapat diamankan. Setelah dilakukan pemeriksaan yang bersangkutan dalam pengaruh minuman keras," katanya.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Menelusuri Jalur Tikus Karawang-Subang, Lewati 2 Pos Penyekatan, Jalur Tepi Sawah sampai Poster

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved