Fakta Bocah Tewas Jalani Ritual Agar Tak Nakal, Dukun Ternyata Tak Pernah Punya Customer Sebelumnya

Berdasarkan pemeriksaan polisi, mayat A disimpan 4 bulan di dalam kamar oleh orangtuanya, sang ayah M dan ibunya, S.

Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Kurniawati Hasjanah
(Instagram.com/@lambe_turah dan Facebook)
Kasus dugaan pembunuhan terhadap bocah A di Temanggung, Jawa Tengah 

Kepala Desa Bejen, Sugeng menuturkan, H dan B telah menjalani praktik perdukunannya selama lima tahun.

Setiap saat H dan B keliling menawarkan jasa ilmu perdukunannya ke masyarakat Bejen.

Meski demikian, masyarakat tak ada yang percaya. Kemampuan mereka belum terbukti sama sekali.

Baca juga: Bukan untuk Melayat, Ternyata Wanita yang Maki Petugas Karena Tak Terima Diputar Ingin ke Tempat Ini

"Ini kejadian luar biasa buat kami. Orang tua korban ini kan sebenarnya juga sama-sama korban. Memang dua orang H dan B ini yang bertanggung jawab atas kematian A," ucap Sugeng.

Sugeng menegaskan, B dan H telah mempelajari ilmu perdukunan untuk mendapat pengakuan dari masyarakat.

Adanya kejadian ini, Sugeng selaku kepala desa mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan selalu waspada apabila ada kejanggalan di lingkungan sekitar.

"Saya mengimbau masyarakat supaya hati-hati, baik itu dengan praktik supranatural atau sejenisnya. Karena dunia penipuan sedang marak sekali, dan kami sangat terpukul atas kejadian ini," papar Sugeng.

Baca juga: Awalnya Galak Diminta Putar Balik di Anyer, Wanita Ini Akui Malu dengan Sikapnya: Bakal Dipenjara?

Sugeng menuturkan, sekitar empat kali ritual dilakukan sejak M berkonsultasi pada Januari 2021.

Ritual pertama yakni menenggelamkan A di bank mandi, tak berpengaruh dengan kesehatannya.

Begitu juga dengan ritual kedua dan ketiga, A masih menahan menghadapi ritual tersebut.

Baca juga: Seleksi Jalur Mandiri Unsoed Tahun 2021, Begini Panduan Lengkap Pendaftarannya

"Setelah keempat kalinya mungkin tubuhnya lemah, terus dia pingsan. Gak sadarkan diri lama sekali," ujar Sugeng.

Saat A tak sadarkan diri, B meminta M untuk memanggil H.

Sesampainya di rumah korban, H tahu jika A tak sadarkan diri.

Meski demikian, H menjanjikan kepada M akan menghidupkan kembali anaknya yang telah meninggal dunia tersebut.

"Yang paling lama menenggelamkan Ais ke bak mandi itu Budiyono. Sampai akhirnya tak sadarkan diri. Lalu pak Marsudi memanggil Haryono.

Sumber: Tribun Jogja
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved