Ban Bus Transjakarta Pecah, Pengamat Transportasi Menduga Ada Korupsi Anggaran Perawatan
Pengamat Transportasi, Azaz Tigor Nainggolan, menduga adanya korupsi anggaran pada PT Tranportasi Jakarta (Transjakarta).
Penulis: Muhammad Rizki Hidayat | Editor: Muhammad Zulfikar
"Transjakarta tidak pernah menggunakan ban vulkanisir pada semua armada baik swakelola maupun milik operator," kata Direktur Utama PT Transjakarta, Sardjono Jhony Tjitrokusumo, dalam keterangannya, di tempat terpisah.
Menyoal dugaan korupsi anggaran perawatan, Direktur Pelayanan dan Pengembangan PT Transjakarta, Ahmad Izzul Waro, pun membantah.
Dia mengklaim pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan instansi anti korupsi lainnya memeriksa tiap pergerakan PT Transjakarta.
"Kami diawasi oleh KPK dan pihak anti korupsi lainnya. Jadi, saya kira dugaan itu tidak benar," kata Izzul, saat dihubungi TribunJakarta.com, di tempat terpisah.
Perihal perawatan bus Transjakarta, kata Izzul, dilakukan tiap sekali dalam satu minggu.
"Tiap minggu kami melakukan perawatan bersama pihak Kementerian Perhubungan. Bahkan lulus KIR (uji kendaraan) untuk beroperasi dari Kemenhub," klaim Izzul.
Polemik ban pecah ini bermula saat akun Twitter NTMC Polda Metro Jaya melaporkan ban bus transjakarta pecah di kawasan Harmoni.
Dalam akun tersebut, dinyatakan bus transjakarta ini menggubakan ban vulkanisir.
Izzul mengklaim, ban tersebut bukan ban vulkanisir.
"Karena ban yang digunakan saat itu ketebalannya lima komaan milimeter. Kalau ban vulkanisir itu tipis, dua komaan milimeter," ucap Izzul.
Izzul pun mengajak pihak kepolisian dan pengamat transportasi datang ke kantor PT Transjakarta di Cawang, Jakarta Timur.
"Silakan datang ke kantor kami untuk menyaksikan langsung. Kami selalu terbuka," tutup Izzul.