Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Penyu Sisik dan Tukik Dilepasliarkan di Pulau Seribu
Sebelum dilepasliarkan, penyu-penyu tersebut terlebih dahulu dibawa ke penangkaran Pusat Suaka Penyu Pulau Pramuka, untuk menjalani proses perawatan.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Muhammad Zulfikar
Dari 5 ekor penyu yang dititipkan, baru satu ekor yang dilepasliarkan bersama 30 ekor tukik lainnya pada 28 Mei 2021 lalu.
"Sisanya kemarin ada yang sakit karena mungkin perjalanannya jauh. Kalau dilepas dalam kondisinya yang gak sehat, dia akan mati karena tidak siap hidup di alam bebas," kata Kusminardi selaku Kepala SPTN Wilayah III Pulau Pramuka.
Diketahui, satu ekor penyu dapat bertelur sebanyak 100 sampai 200 butir.
Namun, kemungkinan hidupnya yang sangat kecil di alam bebas membuat penyu belum mampu berkembang biak dengan jumlah yang banyak, sehingga populasinya sangat sedikit.
Setidaknya, kata Kusminardi tingkat kelangsungan hidup penyu hanya 1:1000 atau hanya 1 dari setiap 1000 bayi penyu yang lahir yang akan mencapai dewasa dan bereproduksi diri.
Banyaknya predator, menjadi salah satu tantangannya.
Mulai dari satwa liar seperti elang, atau bahkan manusia yang melakukan perburuan liar terhadap telur-telur penyu di pantai untuk diperjual belikan secara bebas dan dikonsumsi.
"Pulau Seribu bukan hanya tempat rekreasi, tapi juga kombinasi untuk edukasi, konservasi yang berdampak baik untuk lingkungan sekitar. Karena itu saya senang, ketika Jakarta Aquarium dan Safari mengajak saya untuk berpartisipasi dalam pelepasliaran penyu ini demi pelestarian satwa dan lingkungan,"
"Jika kita dapat menjaga satwa dan lingkungan dengan baik tentu akan berdampak secara ekonomi, sosial dan juga budaya," tambah Puteri Indonesia Lingkungan 2020, Putu Ayu Saraswati.