Sisi Lain Metropolitan
Hidup di Jurang Kemiskinan, Ini Harapan Emak, Wanita Sebatang Kara Tinggal di Tanjung Barat
Hidup Fitriyani (56) atau sering dipanggil Emak berada dalam jurang kemiskinan. Untuk makan sehari-hari saja, ia kesulitan.
Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
"Sayur asem dan ikan asin bukan mewah lagi buat saya. Seminggu sekali makan ini juga enggak," ujarnya dengan nada bergetar.
Terpuruk di Tengah Pandemi

Pandemi Covid-19 benar-benar membuat hidup emak susah. Ia bercerita bahwa anak semata wayangnya, Muhammad Wahyudin (26) meninggalkannya tanpa kabar.
Sudah satu tahun lebih, Wahyu hilang tanpa memberikan kabar di mana ia berada.
Sebelum hilang, Wahyu hanya bilang bahwa ia akan pergi ke rumah temannya.
Baca juga: Covid-19 Varian Inggris, Afrika & India Mengkhawatirkan, Anak Buah Aneis Minta Warga Jakarta Waspada
"Anak saya sudah lupa sama orangtuanya. Sudah 16 bulan enggak pulang. Bilangnya mau pergi ke rumah teman. Enggak pernah ngabarin saya," ujarnya seraya menangis.
Sedangkan suaminya meninggal saat Emak mengandung Wahyu di tahun 1995. Ketika melahirkan, cerita Emak, Wahyu sudah tak memiliki ayah.
Emak pun harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup. Ia mengaku mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah selama pandemi Covid-19.

Namun, bantuan itu kerap dijualnya untuk membayar kontrakan.
Di tengah nasib malang yang menimpanya, emak tetap bersyukur masih bisa makan dengan seadanya.
"Dibilang susah, mungkin ada yang lebih susah lagi di bawah saya. Masih bersyukur masih bisa ketemu makan. Saya enggak liat yang ke atas tapi di bawah saya," pungkasnya. (*)