Sisi Lain Metropolitan

Hidup di Jurang Kemiskinan, Ini Harapan Emak, Wanita Sebatang Kara Tinggal di Tanjung Barat

Hidup Fitriyani (56) atau sering dipanggil Emak berada dalam jurang kemiskinan. Untuk makan sehari-hari saja, ia kesulitan. 

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Fitriyani, warga miskin ibu kota yang hidup serba terbatas di wilayah Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (14/6/2021). 

"Sayur asem dan ikan asin bukan mewah lagi buat saya. Seminggu sekali makan ini juga enggak," ujarnya dengan nada bergetar.

Terpuruk di Tengah Pandemi

Fitriyani, warga miskin ibu kota yang hidup serba terbatas di wilayah Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (14/6/2021).
Fitriyani, warga miskin ibu kota yang hidup serba terbatas di wilayah Tanjung Barat, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan pada Senin (14/6/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Pandemi Covid-19 benar-benar membuat hidup emak susah. Ia bercerita bahwa anak semata wayangnya, Muhammad Wahyudin (26) meninggalkannya tanpa kabar.

Sudah satu tahun lebih, Wahyu hilang tanpa memberikan kabar di mana ia berada.

Sebelum hilang, Wahyu hanya bilang bahwa ia akan pergi ke rumah temannya.

Baca juga: Covid-19 Varian Inggris, Afrika & India Mengkhawatirkan, Anak Buah Aneis Minta Warga Jakarta Waspada

"Anak saya sudah lupa sama orangtuanya. Sudah 16 bulan enggak pulang. Bilangnya mau pergi ke rumah teman. Enggak pernah ngabarin saya," ujarnya seraya menangis.

Sedangkan suaminya meninggal saat Emak mengandung Wahyu di tahun 1995. Ketika melahirkan, cerita Emak, Wahyu sudah tak memiliki ayah.

Emak pun harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup. Ia mengaku mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah selama pandemi Covid-19.

Suasana rumah kontrakan emak.
Suasana rumah kontrakan emak. (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Namun, bantuan itu kerap dijualnya untuk membayar kontrakan. 

Di tengah nasib malang yang menimpanya, emak tetap bersyukur masih bisa makan dengan seadanya.

"Dibilang susah, mungkin ada yang lebih susah lagi di bawah saya. Masih bersyukur masih bisa ketemu makan. Saya enggak liat yang ke atas tapi di bawah saya," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved