4 Polisi Muntah Setelah Makan Bakso Dibawa ke IGD: Rumah Makan Ditutup, Pemilik Angkat Bicara
Empat anggota polisi Polda NTT mengalami muntah-muntah setelah menyantap bakso di rumah makan Bakso Kota Kupang akhir pekan lalu. Begini kronologinya.
Penulis: Ferdinand Waskita Suryacahya | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Empat anggota polisi direktorat Lalu Lintas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami muntah-muntah setelah menyantap bakso di rumah makan Bakso Kota Kupang akhir pekan lalu.
Identitas empat anggota polisi yang mengalami muntah-muntah yakni Ipda Sisilia Trisnawati, Brigpol Honi Bait, Brigpol Angel Kana dan Brigpol Jimmy Riwoe.
Kasus empat polisi muntah setelah menyantap bakso dibenarkan Brigpol Honi Bait.
"Benar, saya sempat dirawat d IGD rumah sakit bhayangkara setelah makan bakso. Saya muntah-muntah," tutur Brigpol Hony Bait dikutip dari Pos Kupang, Rabu (16/6/2021).
Keempat polisi itu menyantap bakso di rumah makan Bakso Kota yang berada di Jln WJ Lalamentik, Kelurahan Oebobo, Kota Kupang, NTT akhir pekan lalu sekira pukul 12.30 Wita.
Namun ketika pulang ke rumah, keempat polisi itu muntah-muntah dan langsung dilarikan ke IGD RS Bhayangkara Titus Uly Kupang untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca juga: Rekan Anji Masih Diburu Terkait Penyalahgunaan Narkoba, Polisi Gandeng Bea Cukai & Cyber Crime Polri
"Iya (anggota muntah-muntah setelah makan bakso)," kata Direktur Lalu Lintas Polda NTT, Kombes Pol Iroth Laurens Recky, SIK saat dikonfirmasi Rabu (16/6/2021).
Tim medis dari rumah sakit Bhayangkara dan Bid Dokkes Polda NTT pun langsung melakukan pemeriksaan food security di Rumah makan Bakso Kota tersebut.
Dari hasil pemeriksaan diperoleh hasil yakni terdapat kandungan formalin yang tinggi pada mie kuning sebesar 0,8 miligram.
Kandungan nitrit sebesar 0,6 pada daging, dan saus sambal tomat. Kandungan formalin 0,25 pada daging.
Baca juga: Kisah Cinta Sesama Jenis Dibalik Aksi Sadis Pelaku Bunuh Rian di Hotel Lalu Jasadnya Dibakar
Selain itu kandungan formalin sebesar 0,8 pada mie bakso goreng serta kandungan formalin 0,6 pada tahu bakso.
Sampel makanan ini telah diamankan pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.
Kabid Dokkes Polda NTT Kombes Pol Sudaryono membenarkan kejadian ini.
"Iya, beberapa hari lalu dan sudah ditangani pihak kepolisian," katanya.
Sementara itu, Pemilik Bakso Kota Kupang, Kristin SP, memgaku angsung berinisiatif mendatangi Balai POM Kupang untuk memastikan, produk yang dijual mengandung bahan berbahaya atau tidak.

Hal itu dilakukan Kristin setelah beredarnya informasi keracunan bakso yang dialami oleh sejumlah pelanggan.
"Saya baru dari Balai POM dan tentunya tidak menyangkal bahwa ada kejadian pekan lalu. sebagai pelaku usaha kita ikuti proses. Saat kejadian saya lagi tidak di tempat, saya lagi di Sabu Raijua," katanya, Kamis (17/6/2021).
Menurut Kristin, Senin 15 Juni 2021, setelah pulang bertugas dari Sabu Raijua, ia ke Polres Kupang Kota sebagai pemilik Bakso Kota untuk memastikan perkembangan terkait persoalan tersebut.
Oleh penyidik, ia disuruh menunggu karena sampel produk yang dikonsumsi bahkan yang dijual di Outlet Bakso Kota sudah diambil dan sedang diuji di Balai Pom Kupang.
"Saya disuruh tunggu nanti hasil Balai Pom Kupang keluar. Saya memang terganggu karena berita yang tiba-tiba, jadi Rabu saya langsung ke polres dan katanya jika sudah ada hasil dari Balai POM maka akan dihubungi bagaimana kelanjutan. Bahkan tadi ada penyidik kaget bahwa kok ada berita seperti ini, karena sampai dengan jam 2 saya disana belum ada hasil dari Balai POM," ujarnya.
Baca juga: Pedagang Bakso di Bekasi Mengeluh ke Pemerintah Pasokan Daging Sapi Kerap Tak Stabil
Kristin mengaku kaget dengan informasi yang beredar di grup-grup whatsapp bahwa produknya mengandung beberapa bahan berbahaya.
Karena setelah dia mengecek langsung ke Balai POM, produknya belum dilakukan pemeriksaan sampel.
Namun atas nama pribadi, Kristin mengaku prihatin dan meminta maaf atas kejadian yang menimpa beberapa orang pelanggannya.
"Saya kaget karena informasi yang beredar bahwa produk saya mengandung formalin sekian persen, nitrit sekian persen dan lain-lain, setelah saya cek di Balai POM ternyata sampelnya belum diperiksa. Biarlah ini menjadi pelajaran berharga, agar kedepan kita lebih hati-hati dan lebih waspada dalam mengelola usaha apalagi di bidang kuliner," ungkapnya.
Kristin mengklarifikasi informasi yang beredar bahwa Bakso Kota mengandung formalin dan bahan berbahaya lainnya itu tidak benar.
Karena hingga saat ini hasil pemeriksaan sampel belum dikeluarkan secara resmi oleh Balai Pom Kupang.
"Informasi yang beredar bahwa Bakso mengandung formalin itu tidak benar. Seperti tahu yang saya pakai itu saya beli, tidak buat sendiri. Kecap, saos dan mie pun sama, saya beli tidak buat sendiri. Sementara daging atau pentolan kita beli daging baru mol di pasar," jelas Kristin.
Bakso Kota Kupang Ditutup
Swalayan Bakso Kota di Jln. WJ Lalamentik, Kelurahan Oebobo, Kecamatan Oebobo, Kota Kupang ditutup setelah empat anggota polisi Polda NTT diduga keracunan susai menyantap bakso di Swalayan tersebut.
Ditutupnya swalayan Bakso Kota ini pasca terjadinya kasus empat anggota polisi Polda NTT diduga setelah mengkonsumsi bakso yang dihidangkan.
Dikutip dari Pos Kupang di lokasi terlihat swalayan Bakso Kota tiga lantai ini sudah ditutup dari lantai satu hingga lantai tiga.
Selain terlihat ditutup, suasana di lokasi tersebut pun tampak sepi.
Pemilik swalayan bakso kota, Kristin SP menyampaikan saat kejadian itu tempatnya sudah ditutup.
"Iya, tempat bakso kota milik saya sudah ditutup sejak kejadian tersebut," kata dia saat dikonfirmasi Kamis (17/6/2021).
Pihaknya juga terbuka dengan kejadian tersebut, apabila telah terjadi kejadian tersebut, sebagai suatu nilai positif untuk dapat diperbaiki oleh pihaknya kedepan dalam melayani pelanggan.
Baca juga: Bakso Hitam Pakde Bewok : Langganan Publik Figur, Bumbu Rahasia Keluarga, Berdiri Sejak tahun 1994
Dia mengakui kalau kejadian itu benar terjadi.
Namun dia pun tetap berharap agar proses kasus ini diproses dengan cepat, supaya anak-anak atau para karyawannya dapat kembali bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
"Kasihan anak-anak ini memenuhi kebutuhan hidup melalui pekerjaan ini, apabila proses ini memakan waktu yang lama, maka pastinya anak-anak akan mendapat kesulitan," ujar dia
Dia menambahkan, apabila proses pembelian bahan-bahan hingga menyajikan makanan ke para pelanggan dilaksanakan secara benar.
Bahan-bahan baksonya pun dibuat dari bahan yang kualitasnya dijamin seperti, mienya dari jenis mie indofood, daging sapinya langsung dari pasar dan bahan lainnya.
Kristin menjelaskan, bahan yang disajikan pun sesuai dengan situasi, apalagi di masa pandemi ini, pihaknya menyajikan bahan-bahan sesuai dengan pelanggan.
Jadi, apabila ada bahan makanan yang lebih pun dibuat sesuai aturan seperti, pentolan bakso harus dipanaskan dengan suhu 100 derajat dan harus didinginkan kembali, setelah itu baru bisa disimpan ke dalam frezer.
Sebaliknya, bahan mie pun dihidangkan dengan cara blanching atau mengukus sehingga apabila bahan mienya tidak habis dipakai, maka keesokan harinya tidak bisa dipakai.
Selain itu juga bahan kaldu pihaknya memproduksi perhari 15 liter serta bahan lainnya untuk proses pembuatan bakso menggunakan bahan yang sudah teruji kualitasnya. Dan semua bahan pun di beli tanpa diibuat sendiri.
Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan topik Keracunan Bakso