Bawa Kompor Berisi Minyak, Pelukan Terakhir Bripka IPS Saat Istri Terbakar: Kita Berdua Mati Sudah
Detik-detik tragedi oknum polisi bakar istri di Kota Sorong, Papua terkuak. Mertua sebut pelaku sempat memeluk putrinya yang terbakar.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
TRIBUNJAKARTA.COM - Detik-detik tragedi oknum polisi bakar istri di Kota Sorong, Papua Barat terkuak.
Mertua Bripka IPS, Nursida menceritakan kejadian sesaat sebelum putrinya berinisial BS (28) tewas ditangan suaminya Bripka IPS (33).
Insiden oknum polisi bakar istri terjadi di rumah Dinas Komplek Asrama Polisi Distrik Sorong, kota Sorong, Papua Barat pada tanggal 28 Mei 2021 sekitar pukul 08.00-09.00 WIT.
Sebelum tragedi tersebut, Nursida menggunakan kapal laut datang ke Sorong dari Saumlaki, Maluku.
Nursida menyebut Bripka IPS dikenal ramah.
Baca juga: Saya Tidak Kuat Lagi Anakku, Pesan Terakhir Sarifah Sebelum Tewas Dianiaya Suami
Hal itu didapat Nursida dari cerita putrinya mengenai perilaku suaminya.
Namun, Bprika IPS tak segan menodongkan senjata api atau parang ke istrinya saat bertengkar.
Korban pun ketakutan.
Saat insiden oknum polisi bakar istri itu, Nursida menuturkan hal itu berawal saat Bripka IPS dan BS bertengkar.
Baca juga: Bertengkar Masalah Ekonomi Berujung Maut, Ini Kronologi Bripka IPS Bakar Istri Hingga Tewas
Namun, Bripka IPS malah ke dapur lalu mengambil kompor minyak tanah, lalu disiramkan ke istrinya, kemudian membakarnya.
"Anak saya pada saat itu sedang bermain handphone di kamar. Tiba-tiba suaminya membawa kompor berisi minyak tanah, lalu menyiram dari rambut.
Kemudian suaminya sempat memeluknya dalam keadaan terbakar sambil berkata, kita berdua mati sudah," ujar Nursida saat ditemui di rumahnya, di Sorong, Sabtu (26/6/2021).
BS, kata Nursida, melakukan perlawanan saat dipeluk suaminya dengan kondisi terbakar.
"Ia melarikan diri dalam keadaan tubuh terbakar melewati pintu belakang rumah, lalu menceburkan dirinya ke drum berisi air," kata Nursida.
Baca juga: Oknum Polisi Tega Bakar Istri, Ngakunya Frustasinya karena Utang hingga Pasangan jadi Pelampiasan
BS juga berteriak minta tolong ke suaminya.
"Tolong Putu, tolong," ujar Nursida menirukan BS.
Hamid Sahabudin, kakak BS, mengatakan, dirinya mewakili pihak keluarga berharap polres Kota Sorong agar adil terhadap proses hukum Bripka IPS yang telah menghilangkan nyawa adiknya
Kronologi
Oknum polisi membakar istri hingga tewas terjadi di Kota Sorong, Papua Barat.
Peristiwa polisi membakar istri terjadi Pulau Dom, Distrik Sorong Kepulauan, Kota Sorong, akhir Mei 2021.
Aksi yang dilakukan Bripka IPS (33) itu diduga karena Masalah Ekonomi.
Kapolres Sorong AKBP Ary Nyoto Setiawan menyebutkan adanya pertengkaran masalah ekonomi antara pelaku dengan istrinya tersebut.
"Awalnya mereka bertengkar karena permasalahan ekonomi, banyak utang di luar hingga kepepet ekonomi sehingga pelaku Bripka IPS frustasi dan diduga melakukan penganiayaan dengan membakar sekujur tubuh BS (istrinya)," kata Ary Nyoto ketika dihubungi, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Suami Bakar Istri hingga Tewas, Pelaku Naik Pitam Tuduh Korban Selingkuh
Ary Nyoto mengatakan IPS sempat mengajukan pinjaman ke bank. Namun, tindakan IPS tak diberi izin oleh AKBP Ary Nyoto.
"Pinjamannya terlalu tinggi, dan saya sudah larang, takutnya nanti dia terlilit utang," lanjutnya.
Dikutip dari Tribun-PapuaBarat.com, korban berinisial BD meninggal setelah dibawa ke Rumah Sakit Sele Be Be Solu, pada Selasa (22/6/2021).
POLISI - Kapolres Sorong Kota, AKBP Ary Nyoto Setiawan. (Tribun-Papua.com/Safwan A Raharusun)
Polisi telah menangkap Bripka IPS tak lama setelah membakar istri.
Pelaku langsung digelandang ke Mapolres Sorong Kota. Kasusnya tengah ditangani Satuan Reserse Kriminal.
"Dia dijerat pasal penganiayaan, termasuk sanksi kode etik Polri. Terancam dipecat," tegas Setiawan.
Peristiwa Lain
Suami Bakar Istri Hingga Tewas di Sumut
Supriyati, ibunda korban Rani Andriani, meratapi kepergian putrinya yang dibakar oleh suami, di rumah duka Jalan Sederhana Gang Bakung 32, Sabtu (20/3/2021). (tribun medan/ M Fadli)
Rani Andriani (20) dibakar hidup-hidup oleh sang suami, Nanda sekira sebulan lalu, Minggu 31 Januari 2021 dinihari.
Sejak saat itu, Rani Andriani berjuang mempertahankan hidupnya dengan luka bakar di tubuhnya yang mencapai 65%
Namun, perjuangan hidup Rani harus selesai pada Jumat (19/3/2021) sekira pukul 22:00 WIB di RSUP Adam Malik.
Di rumah duka di Pasar 7 Beringin Desa Tembung, Deli Serdang, Sumatera Utara, para pelayat berdatangan.
Mereka mengiringi kepergian Rani sampai di peristirahatan terakhirnya di tempat pemakaman umum (TPU) di Jalan Rahayu, Pasar VI Tembung, Kecamatan Percutseituan, Sabtu (20/3/2021).
Penderitaan Rani bermula sebulan lalu cekcok dengan sang suami, Nanda.
Dijelaskan kerabat Rani, Yuliana kejadian bermula saat korban berjumpa dengan suaminya di pinggir rel kereta api tak jauh dari rumahnya.
Saat itu, keduanya sempat cekcok dan tak lama kemudian korban kembali ke rumahnya.
Namun tak lama kemudian tepatnya dinihari, Nanda menghampiri Rani sambil menenteng bensin.
Nanda sempat menuduh jika Rani berselingkuh dengan kakak kandung Nanda.
Keduanya sempat kembali cekcok hingga akhirnya bensin dan api mendarat di tubuh Rani.
Api itu membuat luka 65% di tubuh Rani hingga akhirnya ia meninggal dunia.
Artikel Suami Bakar Istri Lainnya
Artikel ini telah tayang di TribunPekanbaru.com dengan judul Detik-detik Bripka IPS Bakar Istri Hidup-hidup, Sempat Memeluk dan Bilang 'Kita Mati Berdua Sudah',
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/ilustrasi-suami-bakar-istri-1.jpg)