Antisipasi Virus Corona di DKI

RS di DKI Nyari Kolaps Diterpa Badai Covid-19, Anies: Ini Nyata, Kita Dalam Posisi Sangat Beresiko

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, rumah sakit di ibu kota nyaris kolaps imbas badai Covid-19 yang melanda beberapa pekan terakhir.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/DIONSIUS ARYA BIMA SUCI
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melakukan sidak protokol kesehatan di sejumlah restoran di kafe di kawasan Kemang dan Senopati, Jakarta Selatan Sabtu (19/6/2021) dini hari tadi. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, Rumah Sakit di ibu kota nyaris kolaps imbas badai Covid-19 yang melanda beberapa pekan terakhir.

Dalam video yang diunggah di kanal youtube Pemprov DKI, Anies memaparkan, keterisian tempat tidur isolasi mencapai angka 92 persen dan ruang ICU 94 persen.

Artinya, hanya tersisa 8 persen ruang isolasi dan 6 persen ruang ICU bagi pasien Covid-19 di DKI Jakarta.

Padahal, sudah mendapat rumah sakit rujukan Covid-19 dari 106 menjadi 140 Rumah Sakit pada 17 Juni 2021 lalu.

“Bila hari-hari itu DKI tidak menambah jumlah tempat tidur, saat ini kita sudah kolaps. Saat ini warga sudah tidak dapat tempat,” ucapnya dalam video itu, Sabtu (3/7/2021).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan jam malam. Keterangan tersebut disampaikan Anies saat apel gelar pasukan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di lapangan silang Monas, Jakarta Pusat.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerapkan jam malam. Keterangan tersebut disampaikan Anies saat apel gelar pasukan pengetatan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di lapangan silang Monas, Jakarta Pusat. (TribunJakarta/Dionisius Arya Bima Suci)

Sekarang pun, pasien Covid-19 sulit mendapatkan tempat hingga harus mengantre bila ingin masuk ruang ICU.

Sejumlah Rumah Sakit bahkan terpaksa mendirikan tenda darurat dan merawat pasiennya di selasar atau halaman Rumah Sakit.

Baca juga: Anies Siapkan Skenario Terburuk, DKI Diprediksi Tembus 100.000 Kasus Aktif: Stadion Jadi RS Darurat

Kondisi seperti ini, kata Anies, merupakan yang terparah sepanjang pandemi Covid-19 yang sudah melanda ibu kota sejak 2020 lalu.

“Situasi yang sedang dihadapi ini nyata. Belum pernah sepanjang masa pandemi, kapasitas tempat tidur kita selalu di atas dibandingkan jumlah pasien,” ujarnya.

“Sekarang kita dalam posisi sangat-sangat berisiko. Mepet sekali,” tambahnya menjelaskan.

Di tengah badai Covid-19 yang tengah melanda, Anies menyebut, tantangan terberat yang dihadapi ialah menyiapkan tenaga kesehatan profesional.

Sebab, Pemprov DKI tak bisa begitu saja menyiapkan tenaga kesehatan profesional untuk penanganan Covid-19.

Terlebih, wilayah lain di Indonesia kini juga tengah menghadapi tren peningkatan kasus Covid-19 yang cukup signifikan.

“Masalahnya bukan tempat tidur, tapi adalah harus ada tenaga kesehatannya, tenaga kesehatannya terbatas. Kalau menambah tempat tidur itu gampang, tinggal pesan, cari, taroh,” kata Anies.

Untuk itu, Anies mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membantu penanganan Covid-19.

Caranya dengan mentaati dan disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabut, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Baca juga: Warga Cegat Ambulans dan Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Petugas Diusir: Peti Mati Dibongkar Paksa

“Kita harus segera bersiap, harus segera rapatkan barisan, harus segera bertanggungjawab,” tuturnya.

Anies Siapkan Skenario Terburuk

Sebelumnya diberitakan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui, ibu kota kini tengah dilanda badai Covid-19.

Pasalnya, penambahan kasus Covid-19 di DKI Jakarta terjadi begitu pesat hingga kasus aktif menembus angka 78.394 hingga Jumat (2/7/2021) kemarin.

TONTON JUGA

Angka ini merupakan jumlah kasus aktif tertinggi sepanjang pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sejak 2020 lalu.

"Ini adalah angka tertinggi di dalam sejarah pandemi di Jakarta," ucap Anies dalam video arahannya kepada para ASN yang disiarkan kanal youtube Pemprov DKI, Sabtu (3/7/2021).

Badai Covid-19 ini pun diprediksi Anies bakal terus terjadi hingga beberapa pekan ke depan hingga kasus aktif mencapai 100 ribu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan keterangan terkait PPKM darurat di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (2/7/2021).
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat memberikan keterangan terkait PPKM darurat di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (2/7/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM)

Dalam video tersebut, Anies menyebut, kondisi penyebaran Covid-19 di DKI Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan.

Sejumlah skenario pun telah dibuat Anies bila kasus Covid-19 di ibu kota benar-benar menembus angka 100 ribu.

Baca juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat di Jakarta, Pemakaman Tembus 300 Jenazah Per Hari

"Badai turbulens akan kita sama-sama hadapi dua minggu ke depan atau lebih."

"Jakarta kini memasuki kondisi darurat," ujarnya.

Berikut 6 skenario terburuk yang disiapkan Anies:

1. Rumah sakit kelas A dikhususkan untuk ICU Covid-19;

TONTON JUGA

2. RSDC Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang-berat;

3. Rusun diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan;

4. Mengubah stadion indoor dan gedung-gedung konvensi besar menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat krisis. Diusulkan untuk dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet;

5. Memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta;

6. Memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan, dan obat-obatan.

Baca juga: Masyarakat Tak Bisa Bepergian Secara Leluasa, PPKM Darurat Diberlakukan: Ini 14 Aturan Lengkapnya

Pemakaman di DKI Tembus 300 Jenazah Per Hari

Sebelumnya diberitakan, jumlah pemakaman jenazah dengan menggunakan protokol Covid-19 di DKI Jakarta menembus angka 300 per hari.

Hal ini diungkapkan Pemprov DKI melalui unggahan di akun media sosial instagram resminya (@dkijakarta).

TONTON JUGA

Rekor baru pemakaman dengan protokol Covid-19 ini terjadi pada Kamis (1/7/2021) kemarin.

"DKI Jakarta mencatat 301 jenazah dikuburkan dengan protokol Covid-19, pada Kamis (1/7)," demikian isi unggahan itu dikutip TribunJakarta.com, Sabtu (3/7/2021).

Angka ini mencapai dua kali lipat dari kemampuan tim pemulasaran dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang hanya mampu menangani 150 jenazah per hari.

Pemakaman jenazah di TPU Jombang Tangsel, Jumat (25/6/2021). Sejumlah jenazah korban Covid-19 mulai dimakamkan tanpa peti mati
Pemakaman jenazah di TPU Jombang Tangsel, Jumat (25/6/2021). Sejumlah jenazah korban Covid-19 mulai dimakamkan tanpa peti mati (TribunJakarta/Jaisy Rahman Tohir)

Beruntung, Pemprov DKI mendapat bantuan 318 relawan pemulasaran jenazah dari Dewan Masjid Indonesia (DMI).

Selain itu, ada juga 268 mobil ambulans bantuan dari sejumlah tempat ibadah yang membantu proses pemakaman ratusan jenazah tersebut.

"Sehingga 301 jenazah bisa dimakamkan selesai pukul 18.00 WIB," ujarnya.

Baca juga: Masyarakat Tak Bisa Bepergian Secara Leluasa, PPKM Darurat Diberlakukan: Ini 14 Aturan Lengkapnya

Dalam unggahan ini, Pemprov DKI mengakui, jumlah pemakaman menggunakan protokol Covid-19 meningkat seiring tren meroketnya penambahan kasus positif.

Adapun, rekor pemakaman dengan protokol Covid-19 terbanyak terjadi sebelumnya terjadi pada 29 Juni lalu dengan jumlah 270 jenazah.

Untuk itu, Pemprov DKI mengajak seluruh masyarakat disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan.

TONTON JUGA

Terlebih, hari ini merupakan hari pertama penerapan Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di DKI Jakarta.

Adapun PPKM Darurat ini bakal diterapkan 14 hari ke depan hingga 20 Juli 2021 mendatang.

(*)

(TRIBUNJAKARTA)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved