Antisipasi Virus Corona di DKI
Pekerja yang Hendak Masuk Jakarta Wajib Sertakan STRP, Tak Cukup Surat Keterangan dari Kantor
Pemprov DKI Jakarta memberlakukan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) bagi para pekerja yang tinggal di luar ibu kota selama PPKM Darurat
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Muhammad Zulfikar

Laporan Wartawan TrihunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta memberlakukan Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP) bagi para pekerja yang tinggal di luar ibu kota selama Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Informasi ini disampaikan melalui akun media sosial resmi Pemprov DKI Jakarta (@dkijakarta).
"Pemprov DKI memberlakukan STRP selama PPKM Darurat, 5-20 Juli 2021," demikian isi pengumuman itu dikutip TribunJakarta.com.
Bagi pekerja yang tinggal di wilayah penyangga, seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi wajib memiliki surat ini.
Bila tidak memiliki surat ini, mereka bakal diputar balik di titik-titik penyekatan yang ada di wilayah perbatasan.
Adapun surat ini diperuntukan bagi warga yang bekerja di sektor esensial, sektor kritikal, dan perorangan dengan kebutuhan mendesak.
Sektor esensial meliputi komunikasi dan IT, keuangan dan perbankan, pasar modal, sistem pembayaran, perhotelan non-penanganan karantina Covid-19, dan industri orientasi ekspor.

Baca juga: Pengendara yang Hendak Melintas di Pos Penyekatan Jalan Kalimalang Harus Menunggu Hingga Berjam-jam
Baca juga: 32 Pelanggar PPKM Darurat di Tangerang Digiring ke Polres, Beberapa Melawan Ogah Lapaknya Ditutup
Baca juga: PPKM Darurat, Kemacetan Mengular di Titik Penyekatan Simpang Terminal Pondok Cabe Pamulang
Kemudian, sektor kritikal meliputi energi, kesehatan, keamanan, logistik dan transportasi, industri makanan-minuman dan penunjangnya, petrokimia, semen, obyek vital nasional, penanganan bencana, proyek strategis nasional, konstruksi, utilitas dasar (listrik dan air), industri pemenuhan kebutuhan pokok, serta masyarakat.
Sedangkan, perorangan dengan kebutuhan mendesak ialah warga yang ingin melakukan kunjungan sakit, kunjungan duka/antar jenazah, hamil/bersalin, pendamping ibu hamil/bersalin.
Bagi warga yang masuk kategori ketiga kriteria itu bisa langsung mendaftar STRP melalui website jakevo.jakarta.go.id.
"Penerbitan STRP maksimal 5 jam sejak persyaratan dinyatakan lengkap," tulisnya.
Nantinya, surat STRP ini akan memiliki barcode atau QR Code yang bisa ditunjukan ke petugas di posko penyekatan.
"Bijak mengajukan STR dan disiplin selalu mematuhi 5M (memakai masker dengan benar, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas)," tuturnya.
Pekerja menunggu berjam-jam
Arus lalu lintas di pos penyekatan Lampiri, Duren Sawit, Jakarta Timur macet total, sejumlah pengendara yang hendak bekerja harus menunggu berjam-jam untuk melintas.
Petugas gabungan masih terus melakukan penjagaan di hari ketiga penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Tak terkecuali dios penyekatan Lampiri, Jalan Kalimalang.
Ratusan pengendara yang hendak melintas membuat suasana di sekitar lokasi mecet total.
Mereka yang tak memiliki kepentingan diputar balikkan oleh petugas, sementara yang hendak bekerja rela menunggu berjam-jam untuk bisa melintas.
Agung, satu diantara pengendara mengatakan ia telah terjebak kemacetan sedari melintas di pos penyekatan Sumber Arta.

Ia yang bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi memang tak mendapatkan work from home (WFH) dan harus masuk kerja.
"Saya kerja di konstruksi. Kebetulan saya proyeknya di Serpong, ke Jakarta cuma melintas doang, kan konstruksi nggak masalah kan. Tapi ini malahan enggak bisa masuk. Setahu saya konstruksi kan bisa kerja ya. Saya lihat situasi dulu," katanya di lokasi, Senin (5/7/2021).
Agung menjelaskan untuk di pos penyekatan Lampiri saja ia telah menunggu selama satu jam lamanya.
Namun, ia enggan untuk memutar balik lantaran harus masuk kerja di awal pekan ini.
"Harapannya tetap diizinkan masuk. Ini panjang banget dari sumber arta. Ada sejam-an dari sana," lanjutnya.
Deri, pengendara lainnya pun demikian. Ia yang bekerja di Tangerang memang biasa melintas di Jalan Kalimalang.
Kediamannya yang berada di Pekayon, Bekasi memaksanya untuk melintas di pos penyekatan Lampiri.
"Saya dari pukul 07.30 WIB rumah di pekayon tujuan ke Tangerang. Ini saya izin sama bos saya ya. Saya nunggu dulu kemungkinan untuk bisa lewat," tandasnya.