Cerita Kriminal
15 Hari Sebelum Kematian Tragis Pedagang Emas, Inisial Istrinya VLH Jadi Tato di Tubuh Selingkuhan
Tepat 15 hari sebelum kematian mengenaskan Nasruddin (44), inisial istrinya VHL (25) dijadikan tato oleh pelaku MM sebagai tanda cinta.
Penulis: Y Gustaman | Editor: Elga H Putra
TRIBUNJAKARTA.COM, JAYAPURA - Tepat 15 hari sebelum kematian mengenaskan Nasruddin (44), inisial istrinya VHL (25) dijadikan tato oleh pelaku MM sebagai tanda cinta.
"Korban meninggal akibat banyak luka di tubuhnya," kata Kapolresta Jayapura Kota, Kombes Gustav Urbinas dalam rilis perkara di Mapolresta Jayapura Kota, Senin (5/7/2021).
Pedagang emas biasa disapa Acik ini semobil dengan istrinya VHL hendak pulang ke Arso 2, Kabupaten Keerom, 28 Juni 2021.
Di tengah perjalanan pulang, tepatnya di Jalan Hanurata, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, mobil Acik diberhentikan sejumlah orang tak dikenal.
Para pelaku memaksa Acik menyerahkan barang berharganya dan memintanya keluar dari mobil. Tapi Acik menolak perintah tersebut.
Baca juga: Pedagang Emas Dihabisi Selingkuhan Istri, Pembunuhan Direncanakan 3 Bulan Bareng Sosok Tak Disangka
Menang jumlah, para pelaku dengan mudah menganiaya Acik hingga tewas.
Begitu kata VHL yang menyaksikan detik-detik tewasnya sang suami hingga tasnya dirampas. Ia memastikan keempat pelaku menggunakan mobil saat mencegat mereka.
Murni Kasus Pembunuhan
Berhari-hari menyelidiki kasus ini, polisi menciduk MM di Bandara Theys Eluay Sentani, Kabupaten Jayapura, saat hendak meninggalkan Papua, Jumat (3/7/2021).
Kasus ini menjadi terang benderang, setelah pelaku MM yang notabene warga Afghanistan tak merampok harta di hari ia membabibuta membunuh Acik.
"Ini murni pembunuhan, pelaku hanya satu orang, yakni MM," ucap Gustav seraya meyakinkan kasus ini kriminal murni yang telah direncanakan.
Selang sehari, polisi mengamankan VHL setelah menghadiri pemakaman Acik di Kampung Tirowali, Kecamatan Baraka, Enrekang, Sulawesi Selatan.
Polisi telah memeriksa VHL lebih mendalam di Mapolresta Jayapura Kota. Hasilnya, ucapan VHL hanya karangan semata. Soal tas yang dirampok pelaku tak benar.
Baca juga: Istri Dibuntuti Ternyata Masuk ke Hotel, Sang Suami Ngamuk Langsung Tusuk Pria Selingkuhan
Gustav sudah curiga kasus ini tak mungkin perampokan. Selama jadi polisi, tak pernah ada kasus perampokan di Jalan Hanurata, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura.
"Tidak ada pembunuhan dengan motif perampokan," ujar Gustav.

Menurut dia, kasus yang paling sering di lokasi tersebut seperti pengadangan oleh orang mabuk, kecelakaan tunggal, tabrak lari, dan sengketa tanah.
Inisial VHL Jadi Tato Cinta Pelaku
MM baru menginjakkan kakinya ke Papua pada awal 2021. Rupanya, ia menjemput cintanya, VHL yang tak lain istri sah Acik.
Cinta MM bukan hanya memanfaatkan uang pemberian VHL dari kantong Acik, tapi sungguh-sungguh dengan mengabadikannya lewat tato di lengan tangan kanannya.
Malam grand opening Cafe Soetijah di kawasan pantai Holtekamp pada 13 Juni cukup meriah.
Ada lomba break dance, live musik, pameran lukisan hingga open tatto.
Wartawan Tribun Papua, Nandi Tio Effendy, datang meliput dan sempat mewancarai pria dengan tubuh semampai yang hendak dibuatkan tato di lengan kanan atas.
Belakangan saat kasus pembunuhan Acik ini mencuat, Nandi langsung teringat pelaku adalah orang yang malam itu sempat ia temui dan ajak mengobrol.
Pria tersebut sempat menunjukkan kata-kata yang sudah disiapkan di ponselnya sebelum ditato oleh teman Nandi.
Baca juga: Dendam Pernah Dihina buat Pemuda Bunuh Tetangganya, Pelaku Minta Diantar Kakak ke Kantor Polisi
"Apakah sakit ditato" tanya Nandi penasaran kepada MM. Jam menunjukkan sekitar pukul 22.15 WIT.
"Tidak. Saya punya pengalaman jauh lebih sakit dari ini," ujar MM sambil mengumbar senyum.

Baca juga: Misteri Temuan Jasad Pasutri Lansia di Rumah, Oding Bunuh Diri Tenggak Racun Setelah Cekik Istrinya
MM mengaku berasal dari Afghanistan, beristrikan wanita Jawa dan ada urusan bisnis datang ke Jayapura.
"Saya datang ke sini untuk membantu kakak mengurusi kafenya di dekat jembatan merah (Jembatan Youtefa, red)," terang MM.
Kelak, kafe kakaknya sudah berjalan baik, MM akan membawa istrinya ke Jayapura. Obrolan berlangsung cair, tak sampai 30 menit, karena tato sudah jadi.
Nandi sempat mengabadikan foto tato di lengan kanan atas MM yang berbunyi, "You're all mine, now I never let you go (diikuti simbol hati) VLH."
"Good job bang. Bagus. Istriku pasti suka, karena ada inisial istriku di sini. Ini bukti cinta saya," ucap MM sambil tersipu.
Setelah 15 hari pertemuan malam itu, muncul kabar mengejutkan dan viral di dunia maya: pedagang emas Acik tewas mengenaskan disaksikan istrinya.
Soal inisial VHL di lengan MM tak lain istri Acik. Informasi yang beredar, jalinan asmara VHL dan MM sudah berlangsung dua tahun.
Istri Mengarang Cerita
Baca juga: Cerita Mantan Suami Gagal Move On: Sudah Modali Usaha, Ternyata Eks Istri Malah Dekati Pria Lain
Dalam kasus pembunuhan Acik, MM dan VHL sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Satreskrim Polresta Jayapura Kota.
MM terancam pidana penjara seumur hidup dan paling singkat 20 tahun penjara karena dijerat Pasal 340 dan Pasal 338.

Sementara VHL dijerat Pasal 340 juncto Pasal 55 dan 56 dengan ancama pidana penjara 20 tahun.
Kapolresta Jayapura Kota Kombes Gustav Urbinas menjelaskan, pembunuhan terhadap Acik sudah direncanakan sejak Februari lalu.
“Rencana pembunuhan sejak Febuari 2021 lalu. Aksi ketiga baru berhasil menghabisi nyawa korban,” ucap Gustav.
Selama hidup di Jayapura, kata Gustav, MM yang berstatus pengangguran kerap meminta uang kepada VHL.
Gustav menduga cinta MM semu kepada VHL dan selama ini hanya memanfaatkan hartanya saja karena Acik, suaminya, kaya.
"Selama ini laki-laki ini pengangguran, sehingga menggantungkan hidupnya ke perempuan. Keduanya sudah berhubungan sejak Januari,” terang Gustav.
Sebelum membunuh Acik, MM sempat meminta uang kepada VLH.
Penyidik akan menelusuri seberapa banyak aliran dana yang masuk kepada ATM MM dari istri Acik itu.
Baca juga: Trauma Sang Istri, Suami & 3 Anak Tewas Setelah Mobil Terjun ke Sungai Demi Hindari Anjing
Sejatinya, kata Gustav, VHL sudah tahu bahwa suaminya menjadi target pembunuhan MM.
Keduanya sudah berkomunikasi untuk menyusun skenario menghabisi korban.

"Tersangka sempat bertemu di mal, sebelum VLH pulang bersama suaminya Acik,” ucapnya.
Bahkan, keduanya sampai merinci jika dalam kasus ini seolah-olah perampokan, bukan pembunuhan.
Hal itu terlihat ketika di lokasi tak lama Acik dihabisi, VLH pura-pura turut menjadi korban.
Ia sempat mengaku tak tahu siapa pelaku pembunuhan suaminya. Hanya saja VHL memastikan pelaku berjumlah empat orang.
Keterangan VHL terbantahkan setelah Gustav memastikan pelakunya tunggal, yakni MM.
Artikel ini disarikan dari kumpulan berita Tribun Papua dengan topik Pembunuhan Pedagang Emas di Papua