Antisipasi Virus Corona di DKI
Jalur Tikus Depok-Jakarta Dijebol Pengendara Motor, Pihak Kepolisian Langsung Evaluasi Penjagaan
Sempat dijebol, penjagaan di jalur tikus Jalan Telaga IV perbatasan Kelurahan Pekayon dengan Kelurahan Tugu, Cimanggis, Depok sedang dievaluasi
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, DUREN SAWIT - Sempat dijebol pekerja, penjagaan di jalur tikus Jalan Telaga IV perbatasan Kelurahan Pekayon dengan Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok sedang dievaluasi.
Hal ini diungkapkan Kapolrestro Jakarta Timur Kombes Pol Erwin Kurniawan.
TONTON JUGA
Ia menuturkan telah dimintai keterangan terkait jalur tikus yang sempat dijebol pekerja.
"Hari ini bapak Kapolda dengan seluruh pejabat utama, termasuk dirlantas, akan melakukan evaluasi hal tersebut, karena kemarin kami juga dimintakan informasi dan masukan," katanya di pos penyekatan Lampiri, Senin (12/7/2021).
Nantinya dalam waktu satu sampai dua hari ke depan akan ada evaluasi yang memungkinkan adanya revisi penyekatan hingga penambahan sekat.

"Ya mudah-mudahan kita tunggu karena informasi terkait jalur tikus, sudah kita sampaikan kepada bapak Kapolda," tandasnya.
Untuk diketahui, pada Kamis (8/7/2021) ratusan pengendara bermotor mejebol penutupan jalan di Jalan Telaga IV perbatasan Kelurahan Pekayon dengan Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Baca juga: Perjuangan Bupati Bekasi Melawan Covid-19: Tidak Kebagian Ruangan RS Hingga Alami Badai Sitokin
Baca juga: Pemprov DKI Larang Warga Potong Hewan Kurban di Zona Merah Covid-19
Baca juga: Daftar Pemenang Penghargaan Euro: Italia Juara, Bawa Pulang Rp172 Miliar, Ronaldo Rebut Sepatu Emas
Satgas Covid-19 Jakarta Timur gagal membatasi mobilitas warga pekerja non sektor esensial dan non kritikal yang meloloskan diri dari pos penyekatan PPKM Darurat dengan melintasi jalur tikus.
Ketiadaan petugas gabungan yang berjaga membuat pengendara leluasa menggeser beton saluran air yang dipasang Satgas Covid-19 Jakarta Timur guna menghalau pengendara melintas di permukiman.
Imbasnya, warga Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur telah mengeluhkan hal ini.
TONTON JUGA
Warga mengeluhkan pekerja yang menjadikan permukiman mereka sebagai jalur tikus guna meloloskan diri dari pos penyekatan PPKM Darurat.
Tidak hanya karena banyaknya kendaraan roda dua dan empat yang melintas dari arah Kota Depok ke Jakarta maupun sebaliknya menimbulkan kemacetan panjang pada pagi dan sore hari.
Harus Dijaga Petugas Gabungan
Satgas Covid-19 RW 09 Kelurahan Pekayon, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, mendesak penempatan aparat.
Pasanya, jalan lingkungan permukiman mereka dijadikan jalur tikus bagi pekerja.
Para pekerja ini menghindari melintas di pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Bogor depan PT Panasonic perbatasan Jakarta dengan Depok yang beroperasi sejak 3 Juli 2021.
TONTON JUGA
Ketua RW 09 Kelurahan Pekayon Ahmad Suci Sulandjari mengatakan, adanya aparat dapat mencegah pengendara kembali membobol beton saluran air sebagai penutup jalan.
Hal ini mengaca kejadian pada Kamis (8/7/2021), di mana karena tak ada aparat, ratusan pengendara bermotor membobol penutupan Jalan Telaga IV perbatasan Kelurahan Pekayon dengan Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok.
Baca juga: Cek Di Sini, Jadwal dan Lokasi Vaksinasi Keliling Hari Ini di DKI Jakarta, Jumat 9 Juli 2021
Dengan dibobolnya beton saluran air, ratusan pengendara ini lolos dan bisa melintas di jalur permukiman warga.
"Kalau memang mau serius, ya harusnya ditempatkan petugas gabungan berjaga," ucap Ahmad di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Jumat (9/7/2021).

"Jangan hanya di Jalan Raya Bogor lokasi pos penyekatan PPKM Darurat saja dijaga," ia menambahkan.
Menurut Ahmad, anggota Satgas Covid-19 tingkat RT/RW dari Kelurahan Pekayon dan Tugu yang saat itu berjaga kalah jumlah.
Sehingga pasrah ketika pengendara dari pekerja non sektor esensial dan non kritikal membongkar beton saluran air untuk melintas.
TONTON JUGA
Sejak adanya pos penyekatan PPKM Darurat di Jalan Raya Bogor, warga sudah mengeluh permukiman mereka macet karena dijadikan jalur tikus.
"Kalau ada aparat yang berjaga kan pengendara berpikir dua kali untuk melintas," ucap dia.
"Apalagi sampai menjebol penutupan dengan cara menggeser beton seperti kemarin. Kalau hanya warga tidak bisa mencegah," Ahmad menegaskan.
Dikatakan Ahmad, warga hanya dapat pasrah melihat pengendara menggeser beton guna menghindari konflik.
Baca juga: Daftar Pemenang Penghargaan Euro: Italia Juara, Bawa Pulang Rp172 Miliar, Ronaldo Rebut Sepatu Emas
Emosi pengendara yang terjebak macet hingga tiga kilometer membuat mereka lebih beringas dibanding warga.
Meski warga sudah berulang kali mengimbay para pengendara tidak memaksakan kehendaknya.
"Untuk sementara sekarang motor masih bisa lewat, hanya mobil saja enggak bisa lewat karena masih ada beton untuk menutup jalan," tuturnya.