Sisi Lain Metropolitan
Cerita Pelapor Dapat Intimidasi Usai Laporkan Pelanggaran Prokes di Aplikasi JAKI
Seorang warga Kelurahan Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur mendapat intimidasi dari warga usai melaporkan pelanggaran protokol kesehatan
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, MATRAMAN - Diduga data pelapor bocor, seorang warga Kelurahan Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur akui dapat intimidasi dari warga sekitar usai melaporkan pelanggaran protokol kesehatan via aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
Baru-baru ini tengah viral cuitan warga net via Twitter terkait intimidasi yang didapatkannya setelah melaporkan pelanggaran protokol kesehatan di sekitaran kediamannya, RT 09 RW 01 Kelurahan Pisangan Baru.
Melalui akun Twitter pribadinya @Niken_Purnama, ia menuliskan sejumlah cuitan terkait identitasnya yang justru bocor.
Ia juga memention akun Pemprov DKI Jakarta untuk mengadukan hal tersebut dan menanyakan keamanan dirinya sebagai pelapor.
Berikut sejumlah cuitannya:
"ngelaporin orang2 depan rumah ga pake masker & nongkrong, ke RT ga mempan. ahirnya lapor via Jaki @DKIJakarta . udah disantronin satpol PP eh malah disebut nama pelapor. gila gila malah gw kena bully. bobrok amat sistemnya."
"ngelaporin via Jaki @DKIJakarta padahal anonim tapi masi bocor juga. padahal ngelaporin buat kemaslahatan orang banyak. malah saya jadi yg kena dibully."
"bingung jadinya mau ngelapor kemana lagi kalo ke sistem, aplikasi yg dipercaya bisa ngerahasiain informasinya masi aja bocor.
"ada jaminan saya aman ga ya ini? beneran takut dipersekusi saya. mana lagi isoman, dibully tetangga tiap lewat depan rumah."
Alhasil, sejumlah cuitan ini pun viral dan banyak ditanggapi warga net hingga kini.
Baca juga: Sepekan PPKM Darurat: 10 Ribu Orang Terjaring Razia Masker hingga 115 Kantor Langgar Prokes
Saat dihubungi, N yang kini tengah melakukan isolasi mandiri mengakui masih mendapatkan intimidasi secara verbal oleh para tetangganya.
Para tetangganya masih menyindir ia beserta keluarganya melalui kata-kata saat melintas di depan kediamannya.
"Memang saya melaporkan pelanggaran prokes berupa kerumunan dan tidak pakai masker. Jadi di depan rumah ada semacam pos seperti bedeng gitu dan jadi potensi berkerumun di situ," katanya kepada TribunJakarta.com, Selasa (13/7/2021).
"Saya sudah mentok juga mau lapor ke mana akhirnya saya lapor ke aplikasi. Memang cepat responnya datang Satpol PP. Pas hari berikutnya ramai ibu-ibu teriak," lanjutnya.