Sisi Lain Metropolitan
Cerita Pelapor Dapat Intimidasi Usai Laporkan Pelanggaran Prokes di Aplikasi JAKI
Seorang warga Kelurahan Pisangan Baru, Matraman, Jakarta Timur mendapat intimidasi dari warga usai melaporkan pelanggaran protokol kesehatan
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
"Woi pakai masker lu semuanya, difoto lu nanti viral," ujar N menirukan suara tetangganya.
"Pakai masker, jaga jarak," lanjutnya menirukan kembali.
Baca juga: Identitas Pelapor Pelanggaran PPKM Darurat di Jaki Bocor, Wagub DKI Ancam Beri Sanksi Berat Petugas
"Gimana mau patuh sama prokes, emang prokes kasih kita makan," tirunya lagi.
Tak sampai di situ, intimidasi yang didapatkannya juga dilakukan sejumlah gerombolan remaja dan anak kecil di rumahnya.
Beberapa hari lalu, sekitar pukul 23.00 WIB, gerombolan remaja dan anak-anak tersebut berteriak di depan rumahnya.
Kemudian dilanjut dengan geberan suara motor di depan rumahnya.
"Saya tahu datanya bocor dari mana? Besoknya saya dengar orang-orang ngobrol di depan rumah saya, mereka bilang orang Satpol PP nya teman kita, mereka makan bakso sama kita, mau berani-berani lu laporin. Nah di situlah saya mendengar ada yang menyebut (nama) saya," ungkapnya.
Setiap hari mendengar hal tersebut, ia mengatakan memikirkan kesehatan mental orang tuanya.
Pasalnya, orang tuanya turut menjalani isolasi mandiri bersamanya dan tidak boleh banyak pikiran agar imunitasnya tetap stabil.
"Saya takut ya. Diintimidasi. Saya khawatir juga orang tua saya ada komorbit juga, lagi isoman juga. Jadi kepikiran orang-orang ngomongin begitu," ucapnya.
Harapannya pun kian pupus untuk menyuarakan apa yang terjadi di lingkungannya.
Baca juga: Kata Pemerintah, PPKM Darurat Bisa Saja Diperpanjang Hingga 6 Pekan Mendatang
Selain karena intimidasi yang didapatkannya, pihak RT maupun RW setempat dijelaskannya tak menanyakan keadaannya keluarganya selama isolasi mandiri.
"Intinya saya merasa sebagai warga hopeless juga mau lapor kemana. Saya juga lagi isolasi mandiri juga di rumah. Di RT pun enggak ada yang nanya apakah masih hidup atau nggak lagi isoman. Saya bingung juga mau lapor ke mana akhirnya," jelasnya.
Sejauh ini, N hanya dihubungi oleh pihak Pemprov DKI usai cuitannya berbalas.
Namun untuk kordinasi dari pihak RT, RW maupun Kelurahan diakuinya tak pernah ada sampai saat ini.