Cerita Kriminal
Pria Gondrong Kemayu Habisi Asisten Dokter Pernah Dampingi DS Melamar, Orangtua Korban Pesan Ini
Terungkap, US pria gondrong kemayu yang ikut habisi asisten dokter asal Cisauk, sempat ikut mendampingi DS melamar ke orangtuanya. Ini aksi kejinya.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dua pegawai salon inisial DS (20) dan US (42) menjadi tersangka pembunuhan disertai pembakaran SZ (19), asisten dokter asal Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Polisi hanya menghadirkan US dalam rekonstruksi kasus pembunuhan SZ di lahan garapan warga di Desa Suradita, Kecamatan Cisauk, Selasa (13/7/2021) pagi.
Sementara tersangka DS memantau secara virtual, karena terkonfirmasi positif Covid-19. Sudah dua tahun DS memacari SZ. Sang ayah Aziz menolak saat anak gadisnya dilamar DS.
Melamar Sambil Mengancam
Kedatangan DS sempat didampingi US saat mendatangi Aziz di rumahnya, Desa Cibogo, Kecamatan Cisauk, untuk melamar SZ.
Baca juga: Gadis Cisauk Pesan ke Adik sebelum Dihabisi Pegawai Salon, Sang Ayah Terdiam Lihat Sisa Baju Gosong
Dalam kondisi berduka ditinggal anak gadis selama-lamanya, Aziz masih sempat bercerita suatu malam hari Rabu pada bulan Juni, DS dan US datang ke rumah.
"Niatnya mau lamaran, datangnya malam. Besoknya (Kamis, red), datang lagi berdua sama tukang salon (tersangka US, red) yang jadi tersangka," cerita Aziz, Senin (12/7/2021).

Pertemuan pada Kamis pagi itu, DS panjang lebar berbicara kepada SZ sambil mengeluarkan perjanjian macam-macam bernada ancaman.
Intinya, jelas Aziz, kalau ada apa-apa sama SZ, entah hamil atau semacamnya di kemudian hari, DS tak bertanggung jawab sama sekali setelah lamarannya ditolak.
Saat itu juga, Aziz pun memberikan pesan kepada US yang hari itu mengaku ikut datang karena menganggap dirinya sebagai abang untuk DS.
Aziz kemudian menjelaskan, bahwa putrinya baik-baik saja. Tidak ada perubahan sama sekali dengan kondisinya.
Apalagi, SZ selama ini anak baik yang tak mungkin membuat aib.
Baca juga: Pasangan Kekasih Jual Hasil Swab dan PCR Palsu Lewat Medsos Diringkus Polisi, Begini Modusnya
Ia beralasan menolak lamaran yang dilayangkan DS.
"Pelaku itu pernah ngelamar dua atau tiga minggu. Saya tolak. Pertama, anak saya masih kecil. Kedua, dia tulang punggung keluarga," ucap Aziz.

Sebagai orangtua, Aziz mengenal tabiat putrinya pekerja keras, hidup prihatin. Selama Aziz tak kerja, SZ lah yang membayarkan uang kontrakan.
SZ tak pernah mengeluhkan kondisi perekonomian keluarganya.
Sebagai asisten dokter, SZ tak pernah meninggalkan tanggung jawabnya.
SZ pun tipe kakak penyayang terhadap adiknya. Sehari sebelum mayatnya ditemukan, SZ menyematkan bermain TikTok dan menitip pesan kepada adiknya.
"Jangan bandel, jangan banyak jajannya. Kasihan sama bapak dan ibu," begitu pesan SZ seperti ditirukan Aziz.
Terakhir kali keluar rumah untuk bekerja sebagai asisten dokter pada Kamis (8/7/2021), SZ mengenakan celana hitam karet, kaus motif batik Jogja hasil pemberian bibinya.
Pakaian itulah yang polisi tunjukkan saat Aziz mendatangi Polres Tangerang Selatan untuk mencari kabar siapa sebenarnya jasad hangus terbakar di ladang garapan warga.
"Saya di-BAP di sana. Ada potongan baju yang jadi barang bukti dan persis itu yang dipakai kerja. Saya hapal bener," ungkap dia.
Baca juga: Bidan Keciduk Warga Bareng Selingkuhan di Mobil Goyang: Akui Sudah Sering, Nasibnya Kini Menyedihkan
Tersangka US Seret dan Injak Leher Korban
Penyidik mengungkap, tersangka DS dan US mencoba menghilangkan jejak kejahatan mereka setelah membunuh, dengan membakar mayat SZ.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin menjelaskan, tersangka menghabisi SZ pada adegan ke-15.
Menurut Iman, pada Kamis malam DS mengajak SZ ke lokasi kejadian untuk membicarakan kelanjutan hubungan mereka yang sudah jalan dua tahun.
Namun, SZ bersikeras menolak lamaran DS.
"Mereka (DS dan SZ) sudah pacaran selama dua tahun," terang Iman.
Dari situlah, DS bersama US langsung membekap dan menganiaya SZ sampai tersungkur di tanah.
"Kedua tersangka (DS dan US) hubungannya teman, sangat dekat. US menganggap DS adiknya sendiri, makanya membantu," imbuh dia.
Selama diminta memperagakan total 25 adegan, tersangka US berulangkali merapikan rambut gondrongnya yang menutupi muka.
US berbadan ramping, berkulit cokelat. Ia menurut saat polisi memintanya mempraktikkan secara runtut saat menghabisi SZ.
Baca juga: Warga Cakung Larang Ambulans Hidupkan Sirine Saat Melintas, Ini Alasannya
"Saya injak lehernya pak," kata US kepada polisi.
Sesekali ia menerangkan aksinya panjang lebar, namun petugas menghentikannya seketika.

"Saya ambil tasnya pak. Terus saya seret ke sana (tempat korban SZ dibakar, red)," sambung US.
Tersangka DS dan US mengakhiri hidup SZ dengan mencekik dan menginjak lehernya.
Bahkan, US sempat menyeret korban sekitar 10 meter lalu membakarnya di menggunakan daun dan kayu kering dari lokasi.
"Korban dibakar menggunakan korek api, ditambah daun dan kayu kering yang mereka dapatkan dari lokasi," kata Kasatreskrim Polres Tangerang Selatan AKP Angga Surya Saputra.
Cara DS dan SU menggunakan cara keji menghabisi SZ di Desa Suradita, terinspirasi dengan meniru teori kejahatan berdasar cerita dan film kriminal.
Penyidik menjerat kedua tersangka Pasal 340 KUHP dan/atau Pasal 338 KUHP dan/atau Pasal 170 KUHP dan/atau Pasal 365 KUHP dengan ancaman pidana penjara seumur hidup atau maksimal penjara 20 tahun.