Janji Keluarga Akidi Tio Donasi Rp 2 T Diduga Bohong, Fadli Zon: Kita Tunggu Mukjizat atau Bohong
Anggota DPR RI Fadli Zon berkomentar mengenai janji keluarga Akidi Tio donasi Rp 2 triliun diduga palsu. Apa kata Waketum Gerindra Ini
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Anggota DPR RI Fadli Zon berkomentar mengenai janji keluarga Akidi Tio donasi Rp 2 triliun diduga palsu.
Awalnya, keluarga Akidi Tio menjadi sorotan lantaran memberikan donasi Rp 2 triliun untuk penanganan Covid-19 pada Senin (26/7/2021).
Bantuan sebesar Rp 2 triliun itu diberikan keluarga Akidi Tio melalui dokter keluarga mereka di Palembang, Prof dr Hardi Darmawan.
Penyerahan dana hibah itu disaksikan Gubernur Sumsel H Herman Deru, Kapolda Sumsel Irjen Pol Eko Indra Heri, Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Dra Lesty Nuraini Apt Kes dan Danrem 044/Gapo, Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji.
Namun, hingga hari ini dana hibah tersebut tidak diberikan dan diduga hoaks.

Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon pun memberikan komentar mengenai kabar janji palsu keluarga Akidi Tio itu.
"Hari masih pagi, mari kita tunggu sampai Senin sore nanti apakah akan masuk sumbangan Rp. 2 T," kata Fadli Zon melalui akun twitternya, Senin (2/8/2021).
Baca juga: Sebelum Terbongkar Hoaksnya, Ini Sederet Kejanggalan dari Sumbangan Rp 2 Triliun Keluarga Akidi Tio
"Kalau masuk berarti ini semacam mukjizat. Klu ternyata bohong, bisa dikenakan pasal2 di UU No.1 tahun 1946," tuturnya.
Sementara itu Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru ikut berkomentar mengenai kabar donas Rp 2 triliun yang ternyata fiktif.
"Saya sebagai pemimpin daerah ini meminta institusi Polri menindak tegas siapapun yang buat kegaduhan dan polemik," kata Herman Deru di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (2/8/2021).
Ia menuturkan suasana penanganan pandemi Covid-19 terusik karena ulah oknum yang seakan-akan menyerahkan donasi dengan nilai uang yang sangat fantatis.

Baca juga: Dokter Keluarga Akidi Tio Ikut Dijemput Usai Uang Rp2 Triliun Ternyata Hoaks, Ini Pesannya ke Pelaku
"Waktu acara saya hanya diundang jadi saksi, ada juga tokoh agama. Saya berharap kepada Polri, proses hukum dengan tindakan sesuai dengan aturan yang berlaku setegas mungkin," katanya.
Deru menilai tidak elok memang dengan suasana yang sangat mencekam karena covid masih ada orang yang berlaku seperti itu.
"Kita tidak tahu keinginannya apa terhadap institusi Polri, sehingga di luar batas pemikiran kita. Saya sebagai Gubernur minta tindak tegas saja apa yang diperbuat oleh oknum individu atau keluarga. Kalau berlarut akan sangat memalukan institusi Polri," katanya.

Sedangkan ketika ditanya apa perasaan Gubernur Sumsel saat ini ketika tahu itu fiktif, menurutnya manusia yang hidup bergaul, tentu indikasinya bisa dibaca.